Ummu Salamah dan Kesabaran yang Mengangkat Derajatnya

Kesabaran merupakah hal yg paling berat dikerjakan seseorang tatkala ditimpa musibah. Terutama tatkala kehilangan orang yg paling dicintainya di dunia ini. Sesuai dgn kesepakatan Allah, bahwa orang-orang yg penyabar akan menerima kabar besar hati.

Berikut ini yakni kisah seorang perempuan yg selalu dirundung kemalangan, tetapi senantiasa bersabar & sabar. Hanya saja cobaan yg terakhir betul-betul mempengaruhi jiwanya.

Wanita yg dimaksud ialah Ummul Mukminin, Hindun binti Suhail bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Amru Al-Makhzumiyah Al-Qurasyiyah, yg lebih dikenal dgn Ummu Salamah.

Ayahanda Ummu Salamah yaitu Suhail bin Al-Mughirah, yg digelari dgn “Zad Ar-Rakib” (Bekal Pengendara unta), alasannya ia terkenal senang memberi. Apabila bepergian, ia tak membiarkan seorang pun yg menemaninya tak memiliki bekal, bahkan ia memberi bekal seperlunya pada seluruh teman-sobat seperjalanannya.

Ummu Salamah semula dinikahi sepupunya yg berjulukan Abu Salamah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal Al-Makhzumi. ia bahagia sekali dinikahi laki-laki ini. ia & suaminya tergolong orang-orang yg terdahulu masuk Islam. Bahkan, sebelum itu, yg masuk Islam gres sepuluh orang saja.

Tatkala terbetik berita masuk Islamnya pasangan suami istri itu di Mekah, maka gegerlah seluruh orang Quraisy, kemudian mulailah mereka menghujani keduanya & siapa pun yg telah masuk Islam bersama keduanya dgn berbagai macam siksaan.

Tatkala siksaan & penganiayaan sudah sedemikian hebatnya menimpa keduanya & kaum muslimin yang lain, maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengijinkan mereka hijrah ke Habasyah. Ummu Salamah & suaminya tergolong para pemuka kaum muhajirin itu.

Tatkala kaum muslimin yg hijrah ke Habasyah itu mendengar bahwa Hamzah bin Abdul Muthalib & Umar bin Al-Khaththab masuk Islam, kemudian keduanya membela agama Islam & kaum muslimin yg lemah, ada sebagian dr kaum muhajirin yg kemudian pulang ke Mekah.

  3 Rahasia Mengapa Abu Hurairah Banyak Meriwayatkan Hadits

Ummu Salamah & suaminya termasuk mereka yg pulang itu. Akan tetapi, tak usang kemudian kaum Quraisy kembali lagi menganiaya kaum muslimin & menyiksa mereka sedemikian hebatnya, sampai alhasil Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengizinkan mereka hijrah ke Madinah.

Hanya saja, proses hijrahnya kedua suami istri ini & anak mereka yg masih bayi berjulukan Salamah, mengalami kendala berat & menyedihkan. Hal itu diceritakan sendiri oleh Ummu Salamah yg menyampaikan,

“Tatkala Abu Salamah telah mantap niatnya untuk berangkat ke Madinah, ia persiapkan seekor unta, kemudian ia angkut gue & anakku, Salamah. Kemudian ia pun berangkat sambil menuntun untanya.

Hal tersebut dimengerti oleh beberapa orang dr Bani Al-Mughirah. Oleh karena itu, mereka pun datang menghadangnya seraya berkata,

“Dirimu sajalah yg boleh ananda bawa pergi dr kami. Tahukah kau, bagaimana dgn perempuan dr kami ini. Apa alasan kami membiarkan ananda membawanya pergi ke negeri orang?”

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Ummu Salamah & Kesabaran yg Mengangkat Derajatnya (Bagian 2)