Ada kisah yg menawan dr ulama terdahulu, dr kelompok salafussholeh. Sebagaimana dikisahkan dlm sejarah, ada seorang budak yg dibebaskan yg berjulukan Mubarok. Di mana Mubarok ini adalah seorang pria yg begitu sholeh. Kesholehannya itu nampak bagaimana ia mempertahankan perutnya. Ia menjaga lambungnya agar tak termasuki dgn makanan yg subhat maupun haram.
Suatu kali ia menerima kepercayaan untuk bekerja dr seorang qadhi (hakim). Mubarok diberikan amanah menjaga kebun yg dimiliki qadhi. Kebun itu yaitu kebun delima. Ia menjaga waktu sampai beberapa waktu lamanya.
Dalam sebuah kesempatan, sang qadhi memberikan pada Mubarok. “Hai, Mubarok. Ambilkan gue beberapa yg manis. Buah yg ananda jaga setiap waktunya. Aku ingin mencicipi buah delima yg sedang ranum buahnya. Aku ingin menikmati manisnya.”
Mubarok lalu mengambilkan apa yg ditugaskan atasannya itu. Beberapa buah delima hasil petik, ia sajikan pada sang qadhi. Disuguhkan dgn baik.
Satu persatu buah dirasakan oleh sang qadhi. Sang qadhi datang-datang kaget dgn rasa buah itu. Semua buah yg ia makan masam rasanya. Ia pun murka pada Mubarok. “Hai, Mubarok, gue perintahkanmu untuk mengambil delima-delima yg elok. Tapi, Masya Allah, tak ada satupun delima yg bagus, delima yg ananda petik untuk diriku. Semuanya masam. Bagaimana ananda wahai, Mubarok. Apakah ananda tak mampu membedakan antara delima anggun dgn delima yg masam?”
Mubarok kemudian berkata, “Maafkan diriku wahai majikanku. Sesungguhnya gue tak bisa membedakan mana yg elok, mana yg masam.”
“Memang ananda tak pernah mencicipi delima-delima itu?”
“Aku tak pernah mencicipinya.”
“Apakah ananda tak pernah memungutnya satu pun untuk tahu bagaimana manisnya buah delima?”
“Tidak pernah.”
“Apakah ananda tak pernah memetik buahnya?”
“Tidak pernah.”
“Kenapa ananda tak pernah melakukan itu?”
“Karena amanah yg ananda bebankan pada diriku hanyalah menjaga kebun delima. Bukan untuk mencicipi dr apa yg gue jaga dr perutku & lambungku. Aku tidak mau perutku dimasuki dgn barang-barang yg haram & barang-barang yg subhat.”
Sang qadhi tahu bahwa Mubarok ini laki-laki yg sholeh. Lalu apa kemudian yg terjadi? Sang qadhi kemudian menikahkan putrinya yg begitu jelita & sangat sholehah dgn Mubarok. Air yg sholeh bertemu dgn rahim yg taat. Maka lahirlah laki-laki yg luar biasa dlm sejarah yg lalu dikenal dgn nama Abdullah bin Mubarok. Laki-laki ulama yg dikenal di golongan salafussholeh yg betul-betul seperti dgn kehidupan para teman.
Salah satu yg membuat Abdullah bin Mubarok menjadi sosok sholeh yakni andil kedua orangtuanya yg menjaga diri dr hal yg subhat lagi haram. Wallahua’lam. [@paramuda/Wargamasyarakat]