Antara Rock Wanita & Keruntuhan
Ucok Aka Antara Rock Wanita Dan Reruntuhan
Biografi Singkat
Membaca Ucok dalam peta musik rock di Indonesia, yaitu orang Batak yang sudah menjadi lebih Jawa dari orang Jawa sendiri. Dalam kesehariannya, beliau begitu santun, bukan saja dalam tata bahasa, tapi juga bahasa tubuhnya. Jauh dari gambaran berangasan dia di pentas.
Andalas Datoe Oloan Harahap – Ucok
Nama Ucok ialah panggilan dari sederet nama panjang yang diberikan orang tuanya. Bapaknya Ismail Harahap asal tanah Batak, dan ibunya Fransiena Frederika Mahieu berdarah Francis.
Pelopor Musik Rock – Remy Sylado – Redaktur majalah Aktuil – pengamat musik
Ucok itu bukan sekedar penyanyi. Dia senantiasa mendatangkan pertunjukan musik di atas panggung. Karena itu, dia selalu memperlihatkan atraksi-atraksi yang gegap gempita.
Ucok bareng AKA tergolong pencetus musik rock di tanah air.
Dia tampil di panggung dengan memadukan komponen teater yang aneh-gila dan mengguncangkan. Dan itu memberi nilai tambah tersendiri bagi peta seni pertunjukan rock di Indonesia. Apa yang dilaksanakan Ucok belum bisa digantikan pendekar rock lain sepanjang empat dasawarsa ini.
Selain agresi panggung yang asing-gilaan, Ucok tetap mempertimbangkan pasar. AKA membidik penggemar yang berada di tengah-tengah. Penggemar rock yang tidak antilagu pop. Liriknya juga tidak melulu berisi pemberontakan mirip grup rock abnormal. Mereka inilah yang menjadi penonton setia pentasUcok dan kawan-kawan.
Sekilas Tentang Penulis
Ita Siti Nasyi’ah merupakan arek Suroboyo yang dilahirkan 27 Juli 1965. Tempat tinggalnya juga tidak jauh dari daerah tinggal keluarga Ucok dahulu. Sebelum bisa menulis, Ita – demikian panggilan bersahabat dari istri Jusak Sunarjanto itu menjadi wartawan magang di Jawa Pos sejak 1991. Kerena prestasinya, ibu dari Aisyah Lintang Maharani itu diangkat jadi wartawan tetap pada media terbesar di Indonesia Timur itu.
Buku Ucok Aka Harahap, Antara Rock, Wanita dan Keruntuhan merupakan karya ketiga dari wanita penggemar traveling itu. Sebelumnya, lulusan Fakultas Hukum Universitas Wijaya Putra Surabaya itu berhasil merilis Mami Rose.
Buku terbitan JPBook tahun 2008 itu merupakan karya perdananya yang demikian berhasil. Tidak hingga satu bulan, buku yang mengangkat cerita hidup terpidana mati Sumiarsih itu terjual ribuan copy. Sayang buku itu mesti diberangus untuk argumentasi keamanan.