“Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina” Bukanlah Hadits

Beberapa ahad lalu muncul film layar lebar yg berhubungan dgn Cina seperti, “Assalamualaikum Beijing” & “Kukejar Cinta ke Negeri Cina”.

Lalu tak sedikit yg mengaitkan dgn kalimat tuntutlah ilmu hingga negeri Cina. Apakah benar itu sebuah hadits?

Mungkin ada benarnya Cina itu hebat. Pasalnya negeri Cina banyak mempunyai khazanah kekayaan pengetahuan.

Sejak zaman baheula, Ilmu ketabiban Cina sudah sangat masyhur. Bahkan hingga hari ini mereka pun tetap unggul di bidang kedokteran terbaru.

Dalam sejarah, orang Cina pula disebut sebagai penemu kertas yg pertama kali. Ilmu bela diri pula meningkat pesat di Cina. Budaya Cina pula merupakan suatu keunikan.

Negeri Cina telah bersentuhan dgn para teman (di kurun khulafaurrasyidin). Di masa khalifah Utsman bin Affan, Cina telah memeluk agama Islam. Tidak semuanya memang, tetapi bisa dikatakan, Islam telah masuk ke Cina lebih dulu dr pada nusantara.

Para ahli sejarah meyakini sebagian dr penyebar Islam

di tanah Jawa ialah para pendakwah dr Cina.

Ingat baju koko? Saking akrabnya, baju ‘koko’ model Cina sekarang kadung menjadi versi baju para muslim Indonesia. Tak sedikit yg punya fikiran, baju muslim ya baju koko.

Kembali ke laptop, kalimat “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina” bukanlah sabda nabi Muhammad Saw.

Ada perawinya yg diklaim sampai nabi Muhammad Saw. Setidaknya ada 3 jalur yg berlainan. Akan tetapi ketiganya berurusan.

1. Sanad Pertama

Sanad memiliki masalah yg pertama adalah:

1. Dari Alhasan bin Athiyah

2. dr Abu Atikah Tarif bin Sulaiman

3. dr Anas bin Malik

4. dr nabi SAW

  Dilakukan Rasulullah kepada Semua Orang, Tapi Mulai Ditinggalkan Sebagian Kaum Muslimin

Yang menjadi ‘trouble maker’ adalah Abu Atikah, periwayat nomor dua. Ia ini disepakati oleh para kritikus hadits sebagai tukang palsu hadits.

Semua (Al-Bukhari, Annasai, Abu Hatim & yang lain) setuju: Abu Atikah tak memiliki kapasitas sebagai perawi hadits. Imam Ibnu Hibban tegas memutuskan hadits ini batil, tak ada asalnya Bathil Laa Ashla Lahu (. Pernyataan itu diulang lagi oleh As-Sakhawi dlm kitabnya al-Maqashid al-Hasanah.

Pertentangan keras pula tiba dr Imam Ahmad bin Hanbal. Ibnul Jauzy memasukkkan hadits tersebut ke dlm kitabnya khusus koleksi hadits imitasi Al-Maudhu’aat.

2. Sanad Kedua

Sanad kedua ini pula berurusan, yakni melalui jalur:

– dr Ahmad bin Abdullah

– dr Maslamah bin Alqashim

– dr Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim Alasqalani

– dr Ubaidillah bim Muhammad Al-Fiyabi

– dr AzZuhri

– Anas bin Malik ra

– dr nabi SAW

Yang menjadi ‘trouble maker’ yakni Ya’qub bin Ibrahim. Menurut Azzahabi, Ya’qub yaitu seorang pendusta.

3. Sanad Ketiga

Ada seorang perawi bernama Ahmad bin Abdullah Aljuwaibiri. Ahmad ini pula populer selaku tukang imitasi hadits.

Jelas sudah bahwa kalimat tuntutlah ilmu sampai negeri Cina bukanlah perkataan Rasulullah SAW. Kenapa? Karena tak ada satupun sanadnya hingga pada Rasulullah.

Wallahu a’lam bisshawab