DEFENISI
Persepsi tunjangan sosial adalah cara individu menafsirkan ketersediaan sumber derma yang berperan sebagai penahan gejala dan peristiwa stres (Zimet dalam Louw & Viviers, 2010). Menurut Zimet, pertolongan sosial yang dipersepsikan dapat diperoleh dari orang lain yang signifikan atau orang terdekat yang memiliki kontak dengan keseharian individu, keluarga, dan sahabat.
Pierce (dalam Kail and Cavanaug, 2010) mendefinisikan tunjangan sosial sebagai sumber emosional, informasional atau pendampingan yang diberikan oleh orang- orang disekitar individu untuk menghadapi setiap persoalan dan krisis yang terjadi sehari- hari dalam kehidupan. Diamtteo (2011) mendefinisikan sumbangan sosial selaku derma atau sumbangan yang berasal dari orang lain mirip teman, tetangga, teman kerja dan orang- orang yang lain.
Gottlieb (dalam Smet, 2012) menyatakan santunan sosial terdiri dari isu atau anjuran lisan maupun non mulut, derma aktual, atau langkah-langkah yang ditemukan alasannya adalah kedatangan orang lain dan mempunyai manfaat emosional atau imbas perilaku bagi pihak akseptor. Sarafino (2011) menyatakan bahwa sumbangan sosial mengacu pada menawarkan kenyamanan pada orang lain, merawatnya atau menghargainya. Pendapat senada juga diungkapkan oleh Saroson (dalam Smet, 2012) yang menyatakan bahwa dukungan sosial yakni adanya transaksi interpersonal yang ditunjukkan dengan memberikan bantuan pada individu lain, dimana perlindungan itu umunya diperoleh dari orang yang bermakna bagi individu yang bersangkutan. Dukungan sosial mampu berupa perlindungan infomasi, santunan tingkah laris, ataupun materi yang didapat dari kekerabatan sosial akrab yang mampu menciptakan individu merasa diamati, bernilai, dan dicintai.
Menurut Sarafino (1990) sumbangan sosial yaitu adanya orang-orang yang mengamati, menghargai, dan mencintai. Pengertian tersebut hampir selaras dengan yang dikemukakan oleh Sarason (dalam Kunjtoro, 2002), yang menyampaikan bahwa bantuan sosial adalah eksistensi, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat dipercaya, menghargai dan mengasihi.
Gottlieb (dalam Smet, 1994) berpendapat bahwa perlindungan sosial selaku informasi ekspresi atau non mulut, saran, pertolongan yang nyata atau tingkah laris yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dalam hal-hal yang mampu memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laris penerimanya.
Cobb (dalam Kunjtoro, 2002) beropini bahwa tunjangan sosial selaku adanya ketentraman, perhatian, penghargaan atau membantu orang dengan sikap menerima kondisinya, pinjaman sosial tersebut diperoleh dari individu maupun kalangan.
Berdasarkan uraian diatas mampu ditarik kesimpulan bahwa pemberian sosial yakni dukungan atau sumbangan yang berasal dari orang yang mempunyai relasi sosial bersahabat dengan individu yang mendapatkan tunjangan. Bentuk pinjaman ini mampu berupa infomasi, tingkah laku tertentu, ataupun materi yang dapat mengakibatkan individu yang mendapatkan derma merasa disayangi, diperhatikan dan bernilai.
Bentuk-Bentuk Dukungan Sosial
Menurut Sarafino (2006) bentuk-bentuk tunjangan sosial di bagi kedalam 4 bentuk, yaitu:
1. Dukungan Emosional (Emotional/Esteem Support)
Dukungan emosional meliputi istilah tenggang rasa, kepedulian dan perhatian kepada orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan verbal dari afeksi, doktrin, perhatian, dan perasaan didengarkan. Kesediaan untuk mendengar ganjalan seseorang akan memberikan pengaruh nyata sebagai fasilitas pelepasan emosi, menghemat kecemasan, membuat individu merasa nyaman, nyaman, diperhatikan, serta dicintai ketika menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.
2. Dukungan Instrumental (Instrumental/Tangible Support)
Dukungan instrumental meliputi perlindungan langsung, mampu berbentukjasa, waktu, atau duit. Misalnya dukungan duit bagi individu atau menghibur ketika individu mengalami stres. Dukungan ini menolong individu dalam melakukan aktivitasnya.
3. Dukungan Informatif (Informational Support)
Dukungan informatif mencakup sumbangan anjuran , petunjukpetunjuk, anjuran -anjuran , informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi duduk perkara dengan cara memperluas pengetahuan dan pemahaman individu terhadap duduk perkara yang dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan duduk perkara secara praktis. Dukungan informatif ini juga menolong individu mengambil keputusan alasannya adalah mencakup prosedur penyediaan informasi, pinjaman nasihat, dan isyarat .
4. Dukungan Persahabatan (Companionship Support)
Dukungan persahabatan mencakup kesediaan waktu orang lain untuk menghabiskan waktu atau bareng dengan individu, dengan demikian akan menunjukkan rasa keanggotaan dari sebuah golongan yang saling menyebarkan minat dan melaksanakan aktivitas sosial bersama.
House & Kahn (dalam Rupiati, 2007) mengemukakan empat bentuk pinjaman sosial ialah :
a. Dukungan emosional (emotional support)
Meliputi cinta dan kasih sayang, lisan tenggang rasa, perlindungan, perhatian dan akidah, keterbukaan serta kerelaan dalam memecahkan masalah seseorang. Dukungan ini membuat seseorang merasa nyaman, tentram, dan dicintai.
b. Dukungan instrumental (instrumental support)
Adalah tunjangan dalam bentuk penyediaan sarana yang mampu membuat lebih mudah tujuan yang ingin diraih dalam bentuk materi, mampu juga berupa jasa pelayanan, atau pertolongan kesempatan waktu dan peluang.
c. Dukungan informasi (informational support)
Adalah bentuk santunan yang meliputi tunjangan nasehat, isyarat, pertimbangan tentang bagaimana seseorang harus berbuat. Merupakan isu untuk menambah wawasan, nasehat, atau pengarahan untuk tercaoainya pemecahan persoalan.
d. Penilaian
Dukungan ini berupa dukungan penghargaan atas usaha yang sudah dikerjakan, menunjukkan umpan balik, tentang hasil atau prestasi dan penguatan langkah-langkah nyata yang diambil individu
Menurut Sheridan dan Radmacher (2009), Sarafino (2011) serta Taylor (2012); membagi dukungan sosial kedalam 3 bentuk, yaitu:
1. Dukungan instrumental (tangible or instrumental support)
Bentuk santunan ini merupakan penyediaan bahan yang dapat memperlihatkan sumbangan langsung seperti sumbangan uang, sumbangan barang, masakan serta pelayanan. Bentuk tunjangan ini mampu mengurangi kecemasan karena individu mampu pribadi memecahkan masalahnya yang berafiliasi dengan materi. Dukungan instrumental sungguh dibutuhkan dalam menanggulangi duduk perkara yang dianggap mampu diatur.
2. Dukungan informasional (informational support)
Bentuk dukungan ini melibatkan pertolongan info, wawasan, isyarat , usulan atau umpan balik perihal situasi dan kondisi individu. Jenis berita seperti ini mampu membantu individu untuk mengenali dan menanggulangi masalah dengan lebih gampang.
3. Dukungan emosional (emotional support)
Bentuk bantuan ini melibatkan rasa empati, ada yang selalu mendampingi, adanya suasana kehangatan, dan rasa diamati akan membuat individu memiliki perasaan tenteram, percaya, diperdulikan dan dicintai oleh sumber perlindungan sosial sehingga individu mampu menghadapi dilema dengan lebih baik. Dukungan ini sungguh penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak mampu dikontrol
Menurut Kaplan and Saddock (2008), adapun bentuk santunan sosial yaitu selaku berikut ;
1. Tindakan atau tindakan
Bentuk konkret pinjaman sosial berupa langkah-langkah yang diberikan oleh orang disekitar pasien, baik dari keluarga, sahabat dan penduduk .
2. Aktivitas religius atau fisik
Semakin bertambahnya usia maka perasaan religiusnya makin tinggi. Oleh karena itu aktivitas religius dapat diberikan untuk mendekatkan diri pada Tuhan .
3. Interaksi atau bertukar usulan
Dukungan sosial dapat dilaksanakan dengan interaksi antara pasien dengan orangorang terdekat atau di sekitarnya, diperlukan dengan berinteraksi dapat menunjukkan masukan sehingga merasa diperhatikan oleh orang di sekitarnya.
Aspek-Aspek Dukungan Sosial
Menurut Sarafino dalam Lismudiyati dan Hastjarjo (2003). Dukungan sosial ialah transaksi interpersonal dapat melibatkan satu atau lebih faktor-faktor berikut ini:
a. Dukungan emosional, merupakan pinjaman yang melibat empati, mulut rasa, kehangatan, kepedulian dan perhatian terhadap individu sehingga individu tersebut merasa ada yang menawarkan perhatian dan menyimak keluh kesah orang lain.
b. Dukungan penghargaan, ialah pertolongan yang terjadi lewat hormat (penghargaan) konkret untuk orang tersebut, dorongan maju atau kesepakatan dengan pemikiran atau perasaan individu dan perbandingan aktual orang itu dengan orang-orang lain yang melibatkan pernyataan setuju dan evaluasi positif terhadap ilham-wangsit, perasaan, penguatan dan perbandingan sosial yang dipakai untuk dorongan agar maju.
c. Dukungan instrumental, merupakan bentuk tunjangan yang melibatkan perlindungan langsung sesuai dengan keperluan individu, misalnya berupa pemberian finansial atau dukungan, yang mampu berwujud barang, pelayanan, pinjaman keluarga.
d. Dukungan informatif, merupakan bentuk bantuan berupa anjuran . Petunjukpetunjuk, usulan atau umpan balik, derma informasi bagaimana cara memecahkan problem sehingga individu menerima jalan keluar.
Para ahli beropini bahwa dukungan sosial mampu dibagi ke dalam banyak sekali bagian yang berbeda-beda. Misalnya berdasarkan Weiss Cutrona dkk (994;371) yang dikutip oleh Kuntjoro (2012), mengemukakan adanya 6 komponen pemberian sosial yang disebut sebagai “The social provision scale” ,dimana masing- masing bagian mampu bangun sendiri-sendiri, namun satu sama lain saling berafiliasi. Adapun bagian-komponen tersebut ialah ;
1. Kerekatan emosional (Emotional Attachment)
Merupakan perasaan akan kedekatan emosional dan rasa aman. Jenis perlindungan sosial semacam ini memungkinkan seseorang mendapatkan kerekatan emosional sehingga menimbulkan rasa kondusif bagi yang mendapatkan. Sumber santunan sosial seperti ini yang paling kerap dan biasa yakni diperoleh dari pasangan hidup atau anggota keluarga atau teman bersahabat atau sanak kerabat yang bersahabat dan mempunyai hubungan yang harmonis.
2. Integrasi sosial (social integrasion)
Merupakan perasaan menjadi bab dari keluarga, daerah seseorang berada dan kawasan saling membuatkan minat dan aktivitas. Jenis sumbangan sosial seperti ini memungkinkan seseorang untuk mendapatkan perasaan memiliki suatu keluarga yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan yang sifatnya rekreatif atau secara berbarengan. Sumber pertolongan seperti ini memungkinkan menerima rasa aman, nyaman serta memiliki dan dimilki dalam golongan.
3. Adanya pengukuhan (Reanssurance of Worth)
Meliputi pengesahan akan kompetensi dan kemampuan seseorang dalam keluarga. Pada bantuan sosial jenis ini seseorang akan mendapat pengakuan atas kesanggupan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga. Sumber derma seperti ini mampu berasal dari keluarga atau lembaga atau instansi atau perusahaan atau organisasi dimana seseorang bekerja.
4. Ketergantungan yang sanggup menerima amanah (Reliable alliance)
Meliputi kepastian atau jaminan bahwa seseorang mampu menghendaki keluarga untuk menolong semua kondisi. Dalam pertolongan sosial jenis ini, seseorang akan menerima perlindungan sosial berupa jaminan bahwa ada orang yang dapat diandalkan bantuannya dikala seseorang membutuhkan pinjaman tersebut. Jenis dukungan sosial ini pada umunya berasal dari keluarga.
5. Bimbingan (Guidance)
Dukungan sosial jenis ini yakni adanya relasi kerja ataupun relasi sosial yang mampu memungkinkan seseorang menerima gosip, saran, atau nasehat yang dibutuhkan dalam memenuhi keperluan dan mangatasi persoalan yang dihadapi. Jenis pemberian sosial ini bersumber dari guru, alim ulama, pamong dalam masyarakat, dan juga figur yang dituakan dalam keluarga.
6. Kesempatan untuk mengasuh (Opportunity for Nurturance)
Suatu faktor penting dalam korelasi interpersonal akan perasaan yang diharapkan oleh orang lain. Jenis santunan sosial ini memungkinkan seseorang untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk menemukan kemakmuran. Sumber perlindungan sosial ini adalah keturunan (anakanaknya) dan pasangan hidup.
7. Aspek korelasi sosial pada pasien
Seseorang yang keterkaitannya dekat dengan keluarganya akan mempunyai kecenderungan lebih sedikit untuk stres dibandingkan seseorang yang relevansinya jauh dengan keluarga. (Stanley, 2012)
Berdasarkan aspek-aspek sumbangan sosial di atas mampu disimpulkan bahwa faktor perlindungan sosial mencakup dukungan emosi ialah kehangatan, kepedulian dan perhatan kepada individu sehingga individu merasa ada yang memperlihatkan perhatian dan mendengarkan keluh kesah, tunjangan penghargaan untuk individu sehingga ada dorongan maju, penguatan pandangan baru-pandangan baru yang aktual dan perbandingan sosial yang dipakai untuk dorongan maju, pertolongan instrumental melibatkan pertolongan langsung sesuai dengan keperluan individu, dan bantuan informatif berbentukusulan, petunjuk-isyarat , saran sehingga individu menerima jalan keluar.
Sumber Dukungan Sosial
Individu akan menerima santunan sosial dari sumber-sumber yang sudah dipercaya, jika individu mendapat tunjangan sosial dari sumber yang salah maka tunjangan sosial tersebut tidak akan memiliki kegunaan. Kaprikornus individu mesti menerima sumber sumbangan dari orang-orang yang bersahabat dengan individu tersebut. Menurut Tylor (2006) sumber perlindungan sosial berasal dari pasangan, keluarga, sahabat-teman, dan komunitas yang mempunyai kekerabatan akrab dengan individu. Jika individu mendapatkan pertolongan dari orang yang sudah akrab, maka sumbangan tersebut akan sungguh menolong dalam mencapai keinginannya.
Menurut Rook dan Dooley dalam Wahyuono (2003) ada dua sumber santunan sosial adalah :
a. Sumber artifisial ialah dukungan yang dirancang ke dalam kebutuhan pokok seseorang misalnya pertolongan sosial akhir bencana alam melalui banyak sekali tunjangan sosial.
b. Sumber naturali adalah pemberian ini diterima seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga (orang renta, abang, kerabat) sahabat bersahabat atau korelasi.
Menurut Santrock (2002) ada dua sumber tunjangan sosial antara lain:
a. Sumber derma sosial yang didapat secara informal dapat diperoleh lewat dukungan guru, pelatih atau orang sampaumur signifikan yang lain.
b. Sumber santunan sosial yang didapat secara formal mampu diperoleh melalui orang tua (bapak ibu), saudara. Orang bau tanah menjad sumber utama derma sosial orang renta sebab orang renta yang pertama dikenal.
Sumber sumbangan sosial yang bersifat natural berlainan dengan sumber derma sosial yang bersifat imitasi dalam sejumlah hal. Perbedaan tersebut terletak dalam hal selaku berikut ;
1. Keberadaan sumber derma sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibentuk-buat sehingga lebih gampang diperoleh dan bersifat spontan.
2. Sumber santunan sosial yang natural mempunyai kesesuaian dengan norma yang berlaku ihwal kapan sesuatu harus diberikan.
3. Sumber santunan sosial yang natural berakar dari relasi yang telah berakar usang.
4. Sumber sumbangan sosial yang natural memiliki keragaman dalam penyampaian tunjangan sosial, mulai dari perlindungan barang- barang kasatmata hingga sekedar menemui seseorang dengan penyampaian salam.
5. Sumber dukungan sosial yang natural terbebas dari beban dan label psikologis .
Menurut Wangmuba (2009), sumber sumbangan sosial yang natural terbebas dari beban dan label psikologis terbagi atas :
1. Dukungan sosial utama bersumber dari keluarga
Mereka yakni orang- orang terdekat yang mempunyai potensi selaku sumber tunjangan dan selalu bersedia untuk menunjukkan pemberian dan dukungannya ketika individu membutuhkan. Keluarga selaku suatu sistem sosial, memiliki fungsi- fungsi yang mampu menjadi sumber pemberian utama bagi individu, seperti membangkitkan persaan memiliki antara sesama anggota keluarga, memastikan persahabatan yang berkesinambungan dan memperlihatkan rasa kondusif bagi anggota- anggotanya.
Menurut Argyle (dalam Veiel & Baumann,2012), bila individu dihadapkan pada sebuah stresor maka korelasi intim yang timbul alasannya adalah adanya sistem keluarga dapat menghambat, meminimalisir, bahkan menghalangi timbulnya imbas negatif stresor karena ikatan dalam keluarga mampu menimbulkan efek buffering (penangkal) terhadap efek stresor. Munculnya imbas ini dimungkinkan sebab keluarga selalu siap dan bersedia untuk menolong individu ketika diperlukan serta kekerabatan antar anggota keluarga memunculkan perasaan dicintai dan menyayangi. Intinya yaitu bahwa anggota keluarga ialah orang-orang yang penting dalam memberikan dukungan instrumental, emosional dan kebersamaan dalam menghadapi berbagai insiden menekan dalam kehidupan.
2. Dukungan sosial dapat bersumber dari sahabat atau sobat.
Suatu studi yang dilaksanakan oleh Argyle & Furnham (dalam Veiel & Baumann,1992) memperoleh tiga proses utama dimana sahabat atau sobat dapat berperan dalam menawarkan bantuan sosial. Proses yang pertama adalah membantu meterial atau instrumental. Stres yang dialami individu dapat dikurangi jika individu menerima tunjangan untuk memecahkan masalahnya. Pertolongan ini dapat berupa berita ihwal cara menanggulangi problem atau pertolongan berupa duit. Proses kedua ialah sumbangan emosional. Perasaan tertekan mampu dikurangi dengan membicarakannya dengan teman yang simpatik. Harga diri dapat meningkat, frustasi dan kecemasan mampu dihilangkan dengan penerimaan yang tulus dari sahabat karib. Proses yang ketiga yakni integrasi sosial. Menjadi bab dalam sebuah acara waktu luang yang kooperatif dan diterimanya seseorang dalam suatu golongan sosial dapat menghilangkan perasaan kesepian dan menciptakan perasaan sejahtera serta memperkuat ikatan sosial.
3. Dukungan sosial dari penduduk , misalkan yang peduli kepada korban kekerasan.
Dukungan ini mewakili anggota masyarakat kebanyakan, yang diketahui dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dilakukan secara profesional sesuai dengan kompetensi yang mampu dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Hal ini berkaitan dengan aspek- aspek yang mensugesti efektifitas pemberian sosial yaitu pemberi tunjangan sosial. Dukungan yang diterima melalui sumber yang sama akan lebih mempunyai arti dan berhubungan dengan kesinambungan sumbangan yang diberikan, yang mau menghipnotis keakraban dan tingkat
dogma peserta pinjaman.
Proses yang terjadi dalam dukungan dan penerimaan tunjangan itu dipengaruhi oleh kesanggupan akseptor pemberian untuk mempertahankan santunan yang diperoleh. Para peneliti mendapatkan bahwa tunjangan sosial ada kaitannya dengan imbas- dampak aktual bagi seseorang yang mempunyai sumber- sumber personal yang besar lengan berkuasa. Kesehatan fisik individu yang mempunyai kekerabatan erat dengan orang lain akan lebih cepat sembuh ketimbang individu yang terisolasi.
Dari uraian di atas, mampu ditarik kesimpulan bahwa orang tua selaku sumber derma sosial yang dapat memperlihatkan pemberian, dorongan, dukungan, penerimaan dan perhatian kepada akil balig cukup akal yang terdiri dari perlindungan emosional, perlindungan penghargaa, perlindungan berita/anjuran dan perlindungan instrumental yang dapat berupa ekspresi atau non verbal yang mengakibatkan imbas tindakan atau laba emosional bagi penerimanya.
Faktor- aspek yang menghipnotis perlindungan sosial
Menurut stanley (2012), faktor- aspek yang menghipnotis derma sosial yaitu selaku berikut :
1. Kebutuhan fisik
Kebutuhan fisik mampu mempengaruhi derma sosial. Adapun keperluan fisik mencakup sandang, dan pangan. Apabila seseorang tidak tercukupi keperluan fisiknya maka seseorang tersebut kurang menerima tunjangan sosial.
2. Kebutuhan sosial
Dengan aktualisasi diri yang bagus maka seseorang lebih kenal oleh penduduk ketimbang orang yang tidak pernah bersosialisasi di penduduk . Orang yang memiliki aktualisasi diri yang bagus cenderung selalu ingin menerima legalisasi di dalam kehidupan penduduk . Untuk itu akreditasi sungguh diperlukan untuk memperlihatkan penghargaan.
3. Kebutuhan psikis
Dalam kebutuhan psikis pasien pre operasi di dalamnya tergolong rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religius, tidak mungkin tercukupi tanpa pemberian orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi problem baik ringan maupun berat, maka orang tersebut akan condong mencari pertolongan sosial dari orang- orang sekitar sehingga dirinya merasa dihargai, diamati dan dicintai.
Dampak Dukungan Sosial
Dukungan sosial ialah santunan atau pinjaman yang diterima individu dari orang- orang tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan adanya pemberian sosial maka seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan dicintai. Dengan bantuan perlindungan sosial yang mempunyai arti maka seseorang akan menangani rasa cemasnya kepada pembedahan yang akan dijalaninya (Suhita, 2012).
Dukungan sosial mampu memperlihatkan kenyamanan fisik dan psikologis terhadap individu mampu dilihat bagaimana santunan sosial mempengaruhi insiden dan efek dari kondisi kecemasan. Lieberman (2010) mengemukakan bahwa secara teoritis pinjaman sosial dapat menurunkan hadirnya peristiwa yang mampu mengakibatkan kecemasan. Apabila peristiwa tersebut timbul, interaksi dengan orang lain mampu memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut dan oleh alasannya adalah itu akan meminimalisir kesempatanhadirnya kecemasan.
Dukungan sosial juga dapat mengubah kekerabatan antara respon individu pada peristiwa yang dapat menjadikan kecemasan. Kecemasan itu sendiri mensugesti seni manajemen untuk menanggulangi kecemasan dengan begitu memodifikasi hubungan antara insiden yang menimbulkan kecemasan dan efeknya. Pada derajat dimana insiden yang menjadikan kecemasan mengusik kepercayaan diri dan santunan sosial mampu memodifikasi imbas itu.
Sheridan and Radmacher (2012), Rutter, dkk. (2010), Sarafino (2010) serta Taylor (2012); mengemukakan 2 model untuk menerangkan bagaimana dukungan sosial mampu menghipnotis peristiwa dan efek dari keadaan kecemasan, yakni;
1. Model efek eksklusif
Model ini melibatkan jaringan sosial yang besar dan mempunyai imbas faktual pada kemakmuran. Model ini berkonsentrasi pada kekerabatan dan jaringan sosial dasar. Model ini juga dideskripsikan sebagai instruktur dari dukungan sosial yang meliputi aspek status perkawinan, keanggotaan dalam suatu kalangan, peran sosial dan keikutsertaan dalam aktivitas keagamaan.
2. Model buffering
Model ini berfokus pada faktor dari pemberian sosial yang berperilaku sebagai buffer dalam menjaga diri dari efek negatif dari kecemasan. Model ini mengacu pada sumber daya interpersonal yang mau melindungi individu dari efek negatif kecemasan dengan menawarkan keperluan khusus yang disebabkan oleh peristiwa yang menjadikan kecemasan. Model ini melakukan pekerjaan dengan mengerahkan kembali hal- hal yang menyebabkan kecemasan atau mengendalikan kondisi emosional yang disebabkan oleh hal- hal tersebut. Model ini berkonsentrasi pada fungsi perlindungan sosial yang melibatkan kualitas korelasi sosial yang ada.