Studi ini juga menemukan bahwa paras manusia ialah rumah bagi dua spesies yang berlawanan dari tungau. Yang pertama ialah Demodex brevis, yang membuat liang ke dalam kelenjar keringat. Spesies lainnya, Demodex folliculorum, tinggal di folikel-folikel bulu mata, alis dan kulit muka. Manusia yakni raksasa super besar yang penuh keringat dan berminyak bagi tungau-tungau ini. Kita mempunyai bayak relung-relung di mana organisme mampu hidup dan berkembang. Jaringan gua-gua kulit kita memberikan masakan dan daerah tinggal untuk dua spesies tungau ini.
Biasanya cuma ada satu tungau brevis per kelenjar sebaceous (kelenjar mikroskopik yang berada tepat di bawah kulit yang mengeluarkan minyak yang disebut sebum), dan 3-6 tungau folliculorum per folikel rambut. Karena Anda memiliki 5 juta folikel rambut, maka …. OK, mungkin bukanlah fakta yang menyenangkan untuk anda pahami. Para ilmuwan sudah tahu ihwal tungau ini selama lebih dari seratus tahun dan pertama kali dijelaskan pada tahun 1842. Mereka benar-benar tidak berbahaya. Namun apa yang tungau ini lakukan dan bagaimana kita mendapatkannya, baru mulai sedikit dimengerti.
Jangan khawatir, tungau-tungau ini tidak buang kotoran pada Anda. Kedua spesies tidak mempunyai anus, mereka cuma menyimpan semua kotoran hingga mereka mati. Setelah mereka mati cengkeraman mereka lebih kendor dan mereka dilepaskan ke permukaan kulit Anda. DNA dan limbah mereka bergabung dengan lapisan berminyak, menjaga kelembaban epidermis Anda.
Tungau Wajah dengan perbesaran 400 kali
Setelah peneliti mempunyai informasi genetik ihwal tungau, serta berita geografis ihwal tuan rumah mereka, mereka mulai mengenali perihal betapa terkaitnya kita dengan populasi tungau kita. Dua spesies tungau yang berbeda bukanlah kerabat bersahabat, dan tampaknya telah diperoleh dari inang/tuan rumah yang berbeda di kala lalu evolusi kita. D. brevis lebih dekat terkait dengan tungau anjing ketimbang tungau D. folliculorum, mereka berbagi ruang di folikel-folikel rambut.
Variasi geografis dalam keanekaragaman tungau juga tidak biasa. D. brevis pada orang di Cina, dengan orang Amerika jauh lebih bermacam-macam dibandingkan dengan genetik D. folliculorum. Hal ini juga sesuai dengan biologi dari dua spesies tersebut. Spesies folliculorum yang lebih besar suka berkelompok dan lebih aktif, sehingga pertukaran gen mereka lebih sering. Spesies D. brevis yang lebih kecil, lebih terisolasi, sehingga mutasi dan pergantian genetik terakumulasi sebagai kombinasi genetik dalam populasi pori-pori kecil yang terisolasi.
Variasi ini juga sepertinya yaitu hasil dari sejarah genetik insan, saat populasi insan terbagi dan menyimpang 40.000 tahun yang lalu, begitu juga garis keturunan tungau kita. Singkatnya, Tungau yang dikumpulkan dari muka di daerah yang berlainan, dapat dibedakan secara genetik satu sama lain, yang membuat mereka berkhasiat untuk melacak populasi manusia dan migrasi mereka.
Sumber : versesofuniverse