Tujuan Umum Dan Spesifik Dilakukannya Audit Kepada Pembukuan Keuangan

A.Tujuan Audit Umum
Tujuan umum audit ialah untuk menyatakan usulan atas kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku biasa . Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompoten yang cukup, auditor perlu mengindentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut.
Tujuan audit spesifik di pastikan berdasar asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Laporan keuangan mencakup asersi-asersi menajemen baik yang bersifat eksplisit. Asersi-asersi dapat diklasifikasikan  sebagai berikut.
  • Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
  • Kelengkapan (completeness)
  • Hak dan keharusan (rights and obligation)
  • Penilaian (valuation) atau alokasi
  • Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
  • Ketetapan manajemen ( clerical Accuracy )

Pic By Sleekr
Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
Asersi tengtang eksistensi atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva atau utang benar terjadi selama abad tertentu.
Kelengkapan (completeness)
Asersi kelengkapan bekerjasama dengan apakah semua transaksi dan akun rekening yang seharusnya  dihidangkan dalam pembukuan keuangan telah tercantumkan. Menejemen menciptakan asersi bahwa seluruh pembelian barang dan jasa di catat dan di cantumkan dalam laporan keuangan dan menejemen menciptakan asersi bahwa utang perjuangan di neraca telah mencangkup semua keharusan perusahaan  kepada penyedia .

Baca Juga

Hak dan keharusan (rights and obligation)
Asersi ihwal hak dan kewajiban bekerjasama dengan dua hal, adalah:
  1. Apakah aktiva yang tercantum dalam pembukuan keuangan betul-betul merupakan hak perusahaan pada tanggal tertentu.
  2. Apakah utang yang tercantum dalam laporan keungan betul-betul ialah kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.

Dalam hal ini manajemen membat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai perolehan hak perusahaan atas kekayaan yang disewa guna-usahakan, dan utang sewa guna perjuangan yang bersangkutan mencerminkan suatu keharusan perusahaan
Asersi hak dan keharusan memiliki hunbungan yang sangat akrab dengan asersi keberadaan atau keterjadian. Keeratan hunbungan ini mengakibatkan salah satu kantor akuntan public besar di Indonesia, yang bersipat dengan suatu kantor akuntan public abnormal dari amerika serikat yang menganggap keduanya yakni satu dan menamakannya selaku asersi genuine
Penilaian Atau Pengalokasian (valuation or allocation) 
Asersi tengtang penilaian atau pengalokasian berhubungan dengan apakah komponen –bagian aktiva, utang, pemasukan dan ongkos telah dimasukkan dalam pembukuan keuangan pada jumlah yang seharusnya. Contoh manajemen membuat asersi bahwa aktiva tetap dicatat menurut harga perolehanya dan perolehan yang semacam itu secara sistematik  dialokasikan kedalam abad-kurun akuntansi yang semestinya, dan manajemen menciptakan asersi bahwa piutang usaha yang tercantum di neraca dinyatakan menurut nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Dengan demikian, asersi evaluasi berkaitan dengan akun – akun riil yang tercantum pada neraca. Asersi evaluasi berkaita dengan apakah harta, utang dan modal sudah di sematkan pada neraca dengan jumlah yang seharusnya. Asersi pengalokasian berkaiatan dengan apakah akun-akun nominal, adalah pendapatan ongkos, telah dicantumkan pada laporan rugi laba dengan jumlah yang sebaiknya. Asersi pengalokasian pada intinya yakni ketetapan ketika legalisasi pendapatan maupun biaya. Apakah sebuah pendapatan dinyatakan selaku pendapatan (pos rugi laba) tahun 19X1, ataukah  sebaliknya diakui sebagai piutang pendapatan atau pemasukan diterima dimuka (pos neraca) tahun 19X1 dan gres diakui sebagai pemasukan pada tahun 19X2.
Penyajian dan  Pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi tengtang penyuguhan dan pengungkapan berafiliasi dengan apakah bagian –unsur tertentu dalam pembukuan keuangan telah diklasifikasikan, diterangkan dan diungkapkan secara semestinya. Pelaopran bagian laporan keuagan pada jumlah yang semestinya mengandung arti bahwa jumlahnya sudah ditentukan dengan menggunakan sistem perlakuan akuntansi bedasar prinsip akuntansi yang berlaku biasa , dan bebas dari kesalahan matematikal.
Misalnya menejemen menciptakan asersi bahwa keharusan-kewajiban yang diklasifikasikansebagai utang jangka panjang di neraca tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dan menajemen membuat asersi bahwa jumlah yang disuguhkan selaku pos luar biasa dalam laporan rugi laba dikalsifikasikan dan diungkafkan sebaiknya.
Asersi penyajian tidak cuma menyangkut penghidangan dan pengungkapan dalam neraca, atau laporan rugi keuntungan. Asersi ini juga menyangkut pengungkapan yang lain, tergolong catatan atas pembukuan keuangan. Disamping itu kelima asersi tersebut  sebagai mana yang tercantum dalam SA 326, masih ada satu jenis asersi lagi yaitu asersi ketetapan administrasi/klerikal.
Kecepatan manajemen (Clerical Accuracy)
Kecepatan manajemen ialah salah satu tujuan khusus auditing. Ketetapan klerikal atau kecepatan andministrasi merupakan suatu keadaan berjalannya aktivitas klerikal secara tepat sesuai system yang sudah diputuskan. Semua pihak yang terkait akan didorong untuk lebih teliti dan system yang sudah diputuskan.  Semua pihak yang terkait yang didorong  untuk lebih teliti dan system yang sudah diputuskan. Semua pihak yang terkait akan didorong untuk lebih teliti dan seksama dalam melakukan tugasnya yang berhubungan dengan pelaksanaan system akuntansi jikalau mereka mengetahui bahwa auditing dikerjakan secara berkesinambungan.
Prosedur auditing mencakup studi dan penilaian kepada struktur pengendalian internal klien tergolong system akuntansi. Auditor, lewat pengertian struktur pengendalian internal, dapat memilih apakah system akuntansi telah betul-betul dijalankan oleh semua pihak sebagaimana mestinya, dan apakah system akuntansi tersebut dapat menciptakan catatan akuntansi yang palid.
B. Tujuan Audit Spesifik
a. Audit khusus
            Audit dengan ruang lingkup investigasi hanya terhadap pemenuhan kepada tertentu. Dengan kata lain, audit cuma dilaksanakan terhadap beberapa trangsksi tertentu saja. Brikut ini diberikan teladan audit spesifik untuk akun persediaan biar dapat lebih mengetahui asersi-asersi yang telah dikemukakan.
  • Asersi  eksistensi dan keterjadian
  Pola Masalah Prakek Transfer Pricing Pada Pt. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

Tujuan audit spesifik :

    • Persedian yang di sematkan  dalam neraca. Secara fisik ada
    • Persediaan ialah bagian yang disimpan untuk dijual dan digunakan dalam operasi wajar perusahaan
  • Asersi kelengkapan

Tujuan Audit spesifik :

    • Persedian meliputi semua produk jadi, materi baku dan penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki perusahaan.
    • Kuantitas Persedian meliputi semua produk jadi, bahan baku dan penolong, dan materi habis pakai yang dimiliki perusahaan yang masih dalam perjalanan maupun yang disimpan diluar perusahaan contohnya persediaan barang konsiyasi
    • Daftar hasil perhitungan fisik persedian dikompilasi dengan teliti dan totalnya tela dimasukkan kedalam rekening persediaan.
  • Asersi hak dan keharusan
    • Perusahaan mempunyai hak milik sah secara hokum kepada persedian.
    • Persediaan tidak mengcangkup bagian yang telah di tagihkan kepada konsumen atau dimiliki oleh pihak lain.
  • Asersi penilaian dan pengalokasian

Tujuan Audit spesifik :

    • Persediaan dinyatakan secara sempurna pada harga pokok atau perolehanya, kecuali kalau harga pasarnya lebih rendah
    • Unsur persediaan yang lambat perputarannya (turn overnya rendah) berlebihan rusak, dan usang dimasukkan persediaan sudah diidentifikasikan.
    • Persediaan dikurangi, jikalau semestinya demikian, ke harga perolehan penggantian ( replancementcost) atau nilai bersih yang mampu direalisasikan.
  • Asersi penyuguhan dan pengungkapan
    • Persedian diklasifikasikan sebagaimana mestinya dalam neraca sebagai aktiva tanpa gangguan.
    • Golongan besar persediaan dan dasar penilaiannya di ungkapkan secara mencukupi dalam neraca.
    • Persediaan yang digadaikan atau dititipkan kepihak lain diungkapkan secara memadai.

b. Audit umum
            Audit dengan ruang lingkup pemeriksaan lengakap dan menyeluruh terhadap pemenuhan kewajiban. Audit jenis ini lazimnya dilaksanakan dengan secara regular dan terjadwal dalam sebuah daftar objek audit dengan usulantertentu (seperti menejemen resiko, propel komoditas, polume transaksi dan sebagainya) pada dasarnya seluruh penguna dasar kepabedanan (importer, eksportir, PPJK) akan kepatuhannya terhadap UUD melalui pelaksanaan audit jenis ini.