Tsabat di Medan Perjuangan

40.000 pasukan kaum muslimin berhadap-hadapan dgn 250.000 pasukan Romawi di akrab sungai Yarmuk.

“Alangkah banyaknya pasukan Romawi ini & alangkah sekurang-kurangnya pasukan Islam,” kata seorang tentara Muslim menyaksikan betapa banyaknya musuh yg akan dihadapi.

Ucapan itu didengar oleh Khalid bin Walid, sang panglima. “Sebaliknya! Alangkah sedikitnya pasukan Romawi & alangkahnya banyaknya pasukan Islam,” teriak Khalid lantang. Ia tak ingin kaum muslimin gentar oleh jumlah. “Pasukan menjadi banyak alasannya tunjangan Allah & pasukan menjadi sedikit alasannya adalah kehinaan. Demi Allah, gue sangat menghendaki kudaku menyerang mereka & mereka sungguh lemah dlm jumlah!”

Khalid kemudian menyuruh pasukan untuk membaca surat kedelapan. Surat Al Anfal. Lalu Abu Hurairah & Abu Sufyan menawarkan motivasi pada pasukan hingga mereka tegar dgn semangat yg berkobar.

Kita tahu final kisah Perang Yarmuk ini. Sekitar 12.000 pasukan Romawi tewas & sisanya lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

***

Tsabat. Inilah salah satu aspek penentu kemenangan yg ditugaskan Allah Subhanahu wa Ta’ala di medan usaha. Dan Khalid tahu betul karena petunjuk itu ada dlm surat kedelapan yg ia perintahkan pasukan untuk membacanya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yg beriman, apabila kalian berjumpa dgn pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian & sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kalian beruntung” (QS. Al Anfal: 45)

Menjelaskan ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan, “Allah mengajarkan pada hamba-hambaNya yg beriman adat menghadapi musuh & keberanian dlm berperang.”

Ketika menanti musuh di medan perang, Rasulullah biasa mengingatkan pasukannya untuk menguatkan keteguhan & berteguh hati kalau berjumpa musuh. Beliau memotivasi mereka dgn mengingatkan surga & berdoa pada Allah, meminta pertolonganNya dlm menghadapi pasukan musuh.

Itu pula yg dikerjakan Khalid. Sebab kemantapan & keteguhan hati di medan perang yaitu salah satu kunci kemenangan.

“Inilah awamilun nashr, faktor-faktor penentu kemenangan yg sebenarnya,” kata Sayyid Qutb saat menafsirkan ayat 45-47 surat Al Anfal. Dan yg disebut Allah pertama kali ialah tsabat. Kemantapan & keteguhan hati tatkala berhadapan dgn musuh.

“Kemantapan hati merupakan pembuka jalan untuk mendapatkan kemenangan. Karena golongan yg lebih mantap & teguh hatinyalah yg lebih mayoritas mendapatkan kemenangan… Kalau umat Islam berteguh hati, pasti musuh-musuh mereka akan menjadi lemah & awut-awutan,” lanjut Sayyid Qutb dlm Fi Zilalil Qur’an.

Ikhwah fillah,

Awamilun nashr ini bukan cuma berlaku di medan perang jihad qital fi sabilillah. Namun pula berlaku dlm medan perjuangan kaum muslimin di manapun. Di medan dakwah, di seluruh medan pertarungan al haq & al bathil, pula di medan jihad siyasi.

Berteguh hatilah. Jangan merasa gentar dgn melihat jumlah, kuantitas sumber daya & kekuatan finansial musuh dakwah.

Apa yg akan menguatkan tsabat kita di medan perjuangan? Sayyid Qutb menjelaskan, pertama ialah cita-cita. Harapan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahwa kita mengharap ridha & pahalaNya.

Kedua, menyadari bahwa sebagaimana kita mencicipi letih di medan usaha, mereka pula merasakan keletihan bahkan lebih dahsyat.

“Tahukah orang-orang yg beriman itu bahwa musuh mereka merasakan kepayahan melebihi yg mereka rasakan, merasakan penderitaan sebagaimana yg mereka rasakan? Akan namun, mereka mengharap dr Allah apa yg tak dibutuhkan oleh musuh-musuh mereka itu,” Sayyid Qutb menjelaskan.

Ketiga, menyadari bahwa siapa yg ditolong Allah, tak ada yg mampu menghancurkannya. Inilah yg ditanamkan oleh Khalid bin Walid pada pasukannya sehingga mereka tak gentar menghadapi pasukan yg jumlahnya enam kali lipat lebih banyak. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Umar Marah pada Abu Bakar karena Diam Saat Ditawari Nikah, Ternyata Ini Rahasianya