Daftar Isi
Tokoh tasawuf yg mempunyai peran dlm proses Islamisasi yaitu
ada banyak tokoh yg memiliki tugas penting dlm proses Islamisasi di Indonesia
1) hamzah fansuri
2) Syamsudin
3) Syaikh Abdul Samad
4) Nuruddin ar-Raniri
Jelaskan tokoh yg berperan dlm proses islamisasi banjar?
Tokoh-tokoh Penyebar Agama Islam di Kalimantan
Agama Islam mulai masuk ke Kalimantan pada permulaan kala ke-16. Akan namun, Islam mulai berkembang setelah para pejuang Islam dr Kesultanan Demak datang ke Banjarmasin. Pasukan Demak diminta sumbangan oleh Pangeran Samudra untuk memadamkan pertengkaran di Daha.
Setelah menemukan kemenangan, Pangeran Samudra pun memeluk agama Islam & diangkat selaku sultan pertama di Kesultanan Banjar. Pangeran Samudra memutuskan agama Islam selaku agama resmi negara. Namun demikian, agama Islam belum berkembang luas. Agama Islam tersebar luas di Kalimantan, khusunya di Kesultanan Banjar, sesudah dua orang ulama ternama berdakwah di Kalimantan Selatan. Ulama tersebut yakni Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari & Syekh Muhammad Nafis. Kedua ulama ini sangat berpengaruh & merupakan tokoh penting dlm penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan.
a) Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari
Beliau dilahirkan di desa Lok Gabang pada hari kamis dinihari 15 Shofar 1122 H, bertepatan 19 Maret 1710 M. Anak pertama dr keluarga muslim yg taat beragama, yaitu Abdullah & Siti Aminah. Sejak masa kecilnya Allah SWT sudah menampakkan keunggulan pada dirinya yg membedakannya dgn teman sebayanya. Dimana ia sangat patuh & ta’zim pada kedua orang tuanya, serta jujur dan santun dlm pergaulan bersama teman-temannya. Allah SWT pula menganugrahkan kepadanya kecerdasan berpikir serta talenta seni, terutama di bidang lukis & khat (kaligrafi).
Pada suatu hari, tatkala Sultan Kerajaan Banjar (Sultan Tahmidullah) menyelenggarakan kunjungan ke desa-desa, & sampailah ke kampung Lok Gabang alangkah terkesimanya Sang Sultan manakala melihat lukisan yg indah & menawan hatinya. Maka ditanyakanlah siapa pelukisnya, maka dijawab orang bahwa Muhammad Arsyad lah sang pelukis. Mengetahui kecerdasan & bakat sang pelukis, terbesitlah di hati sultan keinginan untuk mengasuh & mendidik Muh. Arsyad kecil di istana yg tatkala itu gres berusia ± 7 tahun.
Sultanpun mengutarakan ukiran hatinya pada kedua orang tua Muh. Arsyad. Awalnya Abdullah & istrinya merasa enggan melepas anaknya yg tersayang. Tapi demi masa depan sang buah hati yg diperlukan menjadi anak yg berbakti pada agama, negara & orang bau tanah, maka diterimalah penawaran sultan tersebut. Kepandaian Muh. Arsyad dlm membawa diri, sifatnya yg rendah hati, kesederhanaan hidup serta keluhuran budi pekertinya membuat segenap warga istana sayang & hormat kepadanya. Bahkan sultanpun memperlakukannya seperti anak kandung sendiri.
Setelah sampaumur ia dikawinkan dgn seorang wanita yg solehah bernama tuan “BAJUT”, seorang wanita yg ta’at lagi berbakti pada suami sehingga terjalinlah kekerabatan saling pemahaman & hidup senang, seiring sejalan, seia sekata, bantu-membantu menjangkau ridho Allah semata. Ketika istrinya mengandung anak yg pertama, terlintaslah di hati Muh. Arsyad sebuah harapan yg kokoh untuk menuntut ilmu di tanah suci Mekkah. Maka disampaikannyalah keinginan hatinya pada sang istri tercinta.
Meskipun dgn berat hati mengenang usia akad nikah mereka yg masih muda, alhasil Siti Aminah mengamini niat suci sang suami & mendukungnya dlm menjangkau cita-cita. Maka, sesudah mendapat restu dr sultan berangkatlah Muh. Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-citanya.Deraian air mata & untaian do’a mengiringi kepergiannya.
Di Tanah Suci, Muh. Arsyad mengaji pada masyaikh ternama pada masa itu. Diantara guru beliau yakni Syekh ‘Athoillah bin Ahmad al Mishry, al Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al Kurdi & al’ Arif Billah Syekh Muhammad bin Abd. Karim al Samman al Hasani al Madani.
Syekh yg disebutkan terakhir yakni guru Muh. Arsyad di bidang tasawuf, dimana di bawah bimbingannyalah Muh. Arsyad melakukan suluk & khalwat, sehingga menerima ijazah darinya dgn posisi sebagai khalifah.
Menurut riwayat, Khalifah al Sayyid Muhammad al Samman di Indonesia pada waktu itu, hanya empat orang, yakni Syekh Muh. Arsyad al Banjari, Syekh Abd. Shomad al Palembani (Palembang), Syekh Abd. Wahab Bugis & Syekh Abd. Rahman Mesri (Betawi). Mereka berempat dikenal dgn “Empat Serangkai dr Tanah Jawi” yg sama-sama berguru di Al Haramain al Syarifain.
Semoga bermanfaat :()
sebutkan tokoh tokoh yg berperan dlm proses islamisasi ?
Wali songo : Sunan Muria, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, syarif hidayatullah, Sunan Jati, Sunan Kalijaga
jelaskan proses islamisasi lewat jalur tasawuf
lewat jalur tasawuf
tasawuf mengajarkan akan kelembutan budi.mereka mengajarkan ilmu tasawuf yg digabungkan dgn budaya yg sudah ada.ajaran tasawuf yg dikembangkan berupa memanfaatkan kekuatan magis & mempunyai kesanggupan menyembuhkan orang lain.pastinya atas izin Allah swt.
Sebutkan tokoh yg berperan dgn proses islamisasi, berikut pemerannya!
sunan gresik,sunan ampel,sunan bonang,sunan drajat,sunan giri,sunan muria.