close

Toeri-Teori Serta Peranan Cina Dalam Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Jawa

I. PENDAHULUAN
Dalam kajian ilmu sejarah, tentang masuknya Islam di Indonesia masih diperdebatkan, kapan islam masuk ke jawa? Oleh alasannya itu perlu ada penjelasan lebih dahulu perihal pengertian “masuk”, antara lain:
Dalam arti sentuhan (ada korelasi dan ada pemukiman Muslim). 
Dalam arti telah berkembang adanya komunitas penduduk Islam. 
Dalam arti telah bangkit Islamic State (Negara/kerajaan Islam). 
Selain itu juga masing-masing pendapat penggunakan banyak sekali sumber, baik dari arkeologi, beberapa goresan pena dari sumber barat, dan timur. Disamping jikalau meningkat dari sudut pandang Eropa Sentrisme dan Indonesia Sentrisme. Islam ialah salah satu agama yang masuk dan meningkat di Indonesia. Hal ini pasti bukanlah sesuatu yang ajaib, karena di mass media mungkin sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia yaitu negara yang mempunyai penganut agama Islam paling besar di dunia. Meskipun islam tiba kekepulauan nusantara tergolong relative lambat, akan namun agama tersebut mampu diterima dengan baik oleh masyarakatIndonesia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari tempat pesisir pantai, lalu diteruskan ke kawasan pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya.
II. MATERI PEMBAHASAN
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Teori-teori tersebut adalah selaku berikut 
· TEORI GUJARAT
Islam di India diperkenalkan pertama kali oleh Muhammad Ibn al-Qasim, jenderal arab zaman muawiyah.[1]pada tahun 711 M (92H). komunitas muslim pada awal periode ini disekitar sentra perdagangan India dari kerala di selatan sampai Gujarat. [2]
Teori pertama yang diusung oleh Snouck Hurgronje yang mengatakan Islam masuk ke Indonesia dari kawasan-kawasan di anak benua India. Tempat-tempat seperti Gujarat, Bengali dan Malabar disebut sebagai asal masuknya Islam di Nusantara. Dalam L’arabie et les Indes Neerlandaises, Snouck mengatakan teori tersebut didasarkan pada pengamatan tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai Arab yang ada dalam Islam pada periode-abad permulaan, adalah pada periode ke-12 atau 13. Snouck juga mengatakan, teorinya disokong dengan relasi yang telah terjalin lama antara kawasan Nusantara dengan daratan India. Sebetulnya, teori ini dimunculkan pertama kali oleh Pijnappel, seorang sarjana dari Universitas Leiden. Namun, nama Snouck Hurgronje yang terbesar memasarkan teori Gujarat ini. Salah satu alasannya, alasannya Snouck dipandang sebagai sosok yang mendalami Islam. Teori ini dibarengi dan dikembangkan oleh banyak sarjana Barat yang lain.
Dasar teori ini yaitu :
kurangnya fakta yang menerangkan peranan bangsa arab dalam penyebaran Islam di Indonesia 
kekerabatan dagang Indonesia dengan India telah usang melalui jalur Indonesia – cambay (India) – timur tengah – Eropa. 
adanya kerikil nisan Sultan Samudra Pasai adalah Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas Gujarat. 
· TEORI PERSIA
Tanah Persia disebut-sebut selaku tempat awal Islam datang di Nusantara. Teori ini berdasarkan kesamaan budaya yang dimiliki oleh beberapa kelompok penduduk Islam dengan masyarakatPersia. Misalnya saja tentang peringatan 10 Muharam yang dijadikan sebagai hari perayaan wafatnya Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Selain itu, di beberapa kawasan di Sumatera Barat ada pula tradisi Tabut, yang berarti keranda, juga untuk memperingati Hasan dan Husein. Ada pula penunjang lain dari teori ini yaitu beberapa serapan bahasa yang diyakini datang dari Iran. Misalnya jabar dari zabar, jer dari ze-er dan beberapa yang yang lain. Teori ini menyakini Islam masuk ke daerah Nusantara pada masa ke-13. Dan wilayah pertama yang dijamah yaitu Samudera Pasai.
Dasar teori ini yaitu keasamaan budaya Persia dan budaya Indonesia :
perayaan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang syi’ah Iran. 
kesamaam fatwa sufi yang yang dianut Syaikh Siti Jennar denagn sufi dari Iran ialah Al-Hallaj 
penggunaan istilah bahasa Iran dalam system mengeja huruf Arab untuk tanda-tanda bunyi Harakat 
Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik 
adanya perkampungan Leren/Leran di Giri tempat Gresik Leren yaitu nama salah satu pendukang teori ini yakni Umar Amir Husen dan P.A Hussein Jayadiningrat. 
· TEORI MAKKAH
Dalam teori ini disebutkan, bahwa Islam yang masuk ke Indonesia tiba eksklusif dari Makkah atau Madinah. Waktu kedatangannya pun bukan pada abad ke-12 atau 13, melainkan pada permulaan kala ke-7.[3] Artinya, berdasarkan teori ini, Islam masuk ke Indonesia pada awal era hijriah, bahkan pada periode khulafaur rasyidin memerintah. Islam telah mulai ekspidesinya ke Nusantara ketika teman Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib memegang kontrol sebagai amirul mukminin. Bahkan sumber-sumber literatur Cina menyebutkan, menjelang seperempat kurun ke-7, sudah bangkit perkampungan Arab Muslim di pesisir pantai Sumatera. Di perkampungan-perkampungan ini diberitakan, orang-orang Arab bermukim dan menikah dengan masyarakatsetempat dan membentuk komunitas-komunitas Muslim.
Dasar teori ini ialah :
1. pada era ke-7 ialah tahun 674 M di pantai barat Sumatra sudah terdapat perkampungan Islam (Arab), dengan pertimbangan bahwa penjualarab telah mendirikan perkampungan di Kanton semenjak masa ke-4. hal ini juga sesuai dengan isu cina.
2. Kerajaan Samudra Pasai menganut fatwa Syafi’I, dimana penagaruh mahzab Syafi’I paling besar pada waktu itu adalah Mesir dan Makkah. Sedangkan Gujarat/ India adalah penganut mahzab Hanafi.
3. raja-raja Samudra Pasai menggunaka gelar Al Malik, yakni gelar tersebut berasal dari mesir.
Dalam point pertama disebutkan ada info cina, dalam hal ini kemungkinan peranan cina dalam meyebarkan islam di nusantara sangatlah berperan. Berikut ini mungkin cuma sedikit yang dapat aku jabarkan.
· Peranan Cina
Islam masuk ke cina lewat dua jalur perdagangan, pertama lewat jalur maritim dan kemudian melalui jalur darat[4]. Sumber-sumber cina kuno melaporkan bahwa ekspedisi arab datang ke cina di tahun kedua pemerintahan kaisar Yung Way dari dinasti Tang, ialah pada tahun 651 M (31H) di kurun pemerintahan khalifah Ustman.[5]
Relasi jawa dengan cina(Tiongkok), baik dalam pengertian kekerabatan diplomatic antar kedua Negara/kerajaan maupun kontak dagang telah berjalan sejak klasik jauh sebelum islam tiba ke tempat ini. Hubungan tersebut terus berlanjut ketika cina dikuasai Dinasti Ming(1368-1644M). Saat itulah terjadi arus perhubungan yang cukup intensif Jawa-Cina[6](Dinasti Ming-Kerajaan Majapahit).
Eksistensi Cina Islam di jawa pada masa pertengahan(terutama kurun ke-15/16)tersebut tidak cuma terdapat di jawa timur saja melainkan hampir merata di sepanjang pesisir utara jawa. Kesakasian atas keberadaan cina islam di jawa ini disaksikan oleh pengelana Belanda, Loedewicks dan Ibn Baituta, pengembara asal maghrib.[7]
Bukti-bukti yang menyebutkan keberadaan muslim cina pada permulaan kemajuan islam di jawa ditunjukkan dalam babad tnah djawi, serat kandaning riggit purwa, carita(sadjarah) lasem, babad Cirebon, hikayat hasanuddin, dan lain-lain. Selain itu juga dibuktikan dengan adanya peninggalan kepurbakalaan cina seperti goresan padas di masjid antik Mantingan –Jepara, menara masjid di Pecinan Banten, konstruksi pintu makam sunan giri di gresik, arsitektur keratin Cirebon beserta taman sunyaragi, konstruksi masjid demak terutama soko tatal[8] penyangga masjid beserta lambing kura-kura, konstruksi masjid sekayu di semarang, kelenteng ancol di Jakarta,kelenteng talang di Cirebon, kelenteng gedung watu di simongan semarang, dan sebagainya.[9]
· Peranan Walisongo
Di Pulau jawa, peranan Mubaligh dan ulama tergabung dalam kalangan para wali yang diketahui dengan sebuten walisongo yang berisikan : 
1.Maulana Malik Ibrahim diketahui dengan nama Syeikh Maghribi membuatkan Islam di Jawa Timur.
2.Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di tempat Ampel Surabaya. Dugaan bernama Bong Swi Hoo.[10]
3.Sunan Bonang yakni putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim, mengembangkan Islam di Bonang (Tuban).
4.Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, berbagi Islam di kawasan Gresik/Sedayu.
5.Sunan Giri nama aslinya Raden Paku mengembangkan Islam di kawasan Bukit Giri (Gresik)
6.Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik berbagi aliran Islam di tempat Kudus. Disamarkan dengan Jak Ti Su.[11]
7.Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya berbagi ajaran Islam di daerah Demak. Disamarkan dengan Gan sie Cang.[12]
8.Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid berbagi islamnya di kawasan Gunung Muria.
9.Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, membuatkan Islam di Jawa Barat (Cirebon). Disamarkan dengan Toh A Bo.[13]
Peranan Wali Songo dalam perjalanan Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa sangatlah tidak mampu dipisahkan. Jika boleh disebut, merekalah yang menyiapkan pondasi-pondasi yang besar lengan berkuasa dimana akan dibangun pemerintahan Islam yang berupa kerajaan. Kerajaan Islam di tanah Jawa yang paling terkenal memang yakni Kerajaan Demak. Namun, eksistensi Giri tak bisa dilepaskan dari sejarah kekuasaan Islam tanah Jawa.
Sebelum Demak bangun, Raden Paku yang berjuluk Sunan Giri atau yang nama aslinya Maulana Ainul Yaqin, sudah membangun daerah tersendiri di kawasan Giri, Gresik, Jawa Timur. Wilayah ini dibangun menjadi sebuah kerajaan agama dan juga pusat pengkaderan dakwah. Dari wilayah Giri ini pula dihasilkan pendakwah-pendakwah yang kelah dikirim ke Nusatenggara dan wilayah Timur Indonesia yang lain.
Giri meningkat dan menjadi sentra keagamaan di wilayah Jawa Timur. Bahkan saking besarnya dampak kekuatan agama yang dihasilkan Giri, Majapahit yang kala itu menguasai Jawa tidak punya kuasa untuk meniadakan kekuatan Giri. Dalam perjalanannya, sehabis melemahnya Majapahit, berdirilah Kerajaan Demak. Lalu bersambung dengan Pajang, kemudian jatuh ke Mataram.
Meski kerajaan dan kekuatan gres Islam berkembang, Giri tetap memainkan peranannya tersendiri. Sampai dikala Mataram dianggap sudah tak lagi melakukan pedoman-pedoman Islam pada pemerintahan Sultan Agung, Giri pun mengambil sikap dan keputusan. Giri mendukung kekuatan Bupati Surabaya untuk melakukan pemberontakan pada Mataram.
Meski kesudahannya kekuatan Islam melemah saat kehadiran kekuasaan penjajah Belanda, kerajaan dan tokoh-tokoh Islam tanah Jawa menawarkan sumbangsih yang besar pada usaha. Ajaran Islam yang salah satunya mengupas makna dan semangat jihad telah menorehkan tinta emas dalam usaha Indonesia melawan penjajah. Tak hanya di Jawa dan Sumatera, tapi di seluruh daerah Nusantara.
III. KESIMPULAN
Setelah pembahasan yang singkat ini dapatlah disimpulkan bahwa dikarenakan penyebaran islam bermula dari daerh maritim kemungkinan bahwa pada era XIII di jawa telah ada orang islam yang menetap, alasannya. Perdagangan di laut, yang menyusuri pantai timur sumatera lewat jawa ke Indonesia bagian timur, sudah ditempuh sejak zaman dahulu. Para pelaut baik yang beragam islam maupun tidak , dalam perjalanan singgah di banyak kawasan. Pusat pemukiman di pantai utara jawa ternyata sangat sesuai untuk itu.
Dalam hal komunitas mampu disimpulkan bahwa komunitas cina memiliki andil besar dalam proses islamisasi di jawa pada masa ke-15 dan ke-16. Komunitas ini mulanya pada umumnya dari kanton, chuang-chou, chang-chou, yunan, Swatow dan kawasan lain di cina selatan yang memang sejak semula dikenal selaku basis-basis islam disana. Komunitas ini tiba selaku pedagang, wisatawan, zending professional maupun pelarian politik. Kemudian komunitas cina rantau ini membaur dengan penduduk lokal maupun penduduk ajaib yang dating ke jawauntuk kebutuhan dan motifasi yang serupa. Mereka juga melakukan perkawinan dengan perempuan local sehingga membentuk apa yang disebut sino-javanese sub culture. Dan hal ini menciptakan tempat kota pesisir menjadi maju dan makmur dikarenakan perdagangan menjadi sangat pesat. Dan alasannya hal ini pula sejarah mencatat, kekuasaan majapahit yang menjulang tinggi tumbang oleh sebuah kekuatan baru yang berjulukan islam.
Pada permulaan berdirinya kerajaan di nusantara belumlah berdiri kerajaan islam, tetapi kerajaan yang bangkit masihlah bercorak hindu-budha. Hingga sesudah itu muncullah kerajaan-kerajaan Islam, yang paling terkenal di daerh jawa adalah kerajaan Demak. Perpindahan ini dikarenakan Islam bersifat egaliter dan tidak memedulikan system kasta, proses ritualnya sederhana, praktis, tidak membutuhkan banyak syarat dan tidak berbelit-belit. Dan ini merupakan daya pesona tersendiri buat penduduk jawa dan masyarakat yang lain yang ingin mengenal islam.
Muslim Indonesia mengantongi sejarah yang panjang dan besar. Sejarah itu pula yang mengantar kita dikala ini menjadi suatu negeri Muslim terbesar di dunia. Sebuah sejarah gemilang yang pernah diukir para pendahulu, tak sepantasnya tenggelam begitu saja.
DAFTAR PUSTAKA
· Al-Qurtuby, Sumanto, 2003, Arus Cina-Islam-Jawa, Yogjakarta : Inspeal Ahimsakarya Press
· De Graaf H.J dkk, 1997, Cina Muslim, Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya
· De Graaf H.J dan Th.pigeaud, 2003, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, cet I, Jakarta : grafity pers dan KITLV
· Jamil, Abdul dkk, 2002, Islam dan Kebudayaan Jawa, Jakarta : Gama Media
· Kettani, Ali. M, 2005, Minoritas Muslim Di Dunia Dewasa Ini, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada