Sebuah screenshoot percakapan Whatsapp (WA) beredar di media sosial. Dalam percakapan di WA itu, seseorang mengumumkan temannya suatu masalah “menyeramkan” yg menimpa anak sobat kantornya. Ceritanya bermula dikala sang ibu pulang kantor lebih cepat dari lazimnya alasannya adalah kepalanya sakit kepala.
Sesampainya di rumah, ibu itu bertemu dgn buah hatinya yg sehari-hari saat jam kerja hanya ditemani susternya. Betapa terkejutnya sang ibu, mendengar anaknya berkomentar, “Mami pusing ya? Buka celana aja, nanti saya jilatin. Kata suster, jika lagi sakit kepala dijilatin jadi sembuh.”
Astaghfirullah. Ibu mana yg tak kagetmendengar anaknya yg masih usia TK mengatakan seperi itu. Lepas dari apakah kejadian ini sungguh-sungguh terjadi atau tak, bantu-membantu ini menjadi pengingat bagi seluruh orangtua bahwa dikala mereka salah memilih pengasuh, bukan tak mungkin kejadian seperti ini atau yg lebih parah lagi akan terjadi.
Lalu bagaimana solusinya, jika ibu melakukan pekerjaan di luar rumah & “terpaksa” memakai jasa pengasuh?
Daftar Isi
Pilih Pengasuh yg Anda Kenal Baik
Jika terpaksa menggunakan jasa pengasuh untuk buah hati Anda, usahakan sebisa mungkin untuk menerima pengasuh yg sudah Anda kenal baik. Misalnya, jika dulunya Anda berasal dari desa, Anda mampu mencari tetangga Anda yg bersedia menjadi pengasuh. Orang yg sudah dikenal baik reputasi & akhlaknya, jauh lebih baik daripada orang yg tak pernah Anda kenal sama sekali.
Latih Pengasuh, Up Grade Kualitasnya
Umumnya, begitu orangtua memiliki pengasuh untuk buah hatinya, mereka membiarkannya begitu saja. Asal anaknya tak rewel, asal anaknya “enjoy”, orangtua sudah puas.
Orangtua perlu mengerti kembali, abad 0-5 tahun adalah golden age, kurun emas bagi pertumbuhan kecerdasan anak. Pengasuhan yg mereka dapatkan di kurun itu akan sungguh menentukan era depan mereka. Maka semestinya, saat orangtua terpaksa menggunakan jasa pengasuh untuk buah hatinya, orangtua melatih pengasuh untuk mampu mengasuh anak dgn baik. Termasuk mengamati faktor perkembangan anak. Caranya, selain dijalankan sendiri dgn kalem, pengasuh juga diajak untuk tolong-menolong mengikuti pelatihan parenting & sejenisnya. Orangtua juga bisa menawarkan buku terhadap pengasuh untuk dibaca.
Komunikasi Intensif
Memiliki pengasuh, bukan memiliki arti membuat orangtua membiarkannya begitu saja. Pengasuh perlu diajak komunikasi secara intensif, bagaimana kemajuan anak & kendala-kendalanya dlm mengasuh anak tersebut. Dengan komunikasi ini, maka kedekatan & kepercayaan antara orangtua & pengasuh akan semakin terbangun.
Ketika sudah berada di rumah, selain memanfaatkannya seoptimal mungkin membersamai buah hati, orangtua perlu berjumpa dgn pengasuh untuk berkomunikasi. Pertemuan & komunikasi antara orangtua, anak & pengasuh akan membuat interaksi lebih akrab antara ketiga pihak, juga lebih nyaman bagi anak.
Penuhi Hak Pengasuh, Perlakukan dgn Baik
Rasulullah mengajari kita, bayarlah upah pekerja sebelum kering keringatnya. Memiliki pengasuh, maka hak-haknya harus diberikan sempurna waktu. Dan bagaimana Anda mengharapkan pengasuh memperlakukan putra-putri Anda, begitulah Anda mesti memperlakukan pengasuh. Jika Anda baik kepada pengasuh, insya Allah pengasuh akan baik kepada buah hati Anda. Sebaliknya,jika Anda berangasan terhadap pengasuh, ia pun sangat mungkin akan berlaku garang kepada buah hati Anda.
Tentang berbuat baik kepada pengasuh atau pembantu, Rasulullah mengajarkan bahwa dia tak pernah marah kepada pelayannya. Seperti apa Rasulullah makan, maka kuliner itu pula yg disantap oleh pelayannya. Para teman ia mirip Umar bin Khatab juga menela&i contoh tersebut. Hingga orang pernah salah kira, sebab pakaiannya sama, dikiranya pelayan Umar adalah khalifah.
Evaluasi, Sekali-kali Perlu ‘Inspeksi’
Bagaimana pengaruh pengasuh kepada kemajuan buah hati Anda, perlu dievaluasi secara bersiklus. Karena buah hati yaitu amanah Ilahi, buah hati ialah aset paling berharga. Jika bulan pertama kepengasuhan berjalan baik, Anda dilarang 100% menentukan bulan-bulan berikutnya berlangsung mirip itu. Bahkan, sekali-kali Anda perlu ‘inspeksi’ dgn pulang lebih singkat atau datang ke rumah pada waktu yg tak biasanya. Tidak menanti insiden terjadi mirip pada percakapan WA tersebut.
Doakan Pengasuh & Buah Hati Anda
Sepandai-pandainya Anda memenej, menciptakan hukum & “mengawasi”, pengasuh memiliki hati yg hanya Allah yg Menguasai. Maka bila Anda mengharapkan buah hati Anda mendapatkan perlakuan baik, menerima pengasuhan yg baik, & berkembang dgn baik, Anda perlu memperbanyak doa. Lebih khusyu’ berdoa. Sebab Anda menyerahkan sekian jam per hari pengasuhannya pada orang lain. Doakan agar buah hati Anda tumbuh dgn baik, doakan pula agar pengasuh Anda selalu dibimbing oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mohonlah derma hanya kepada Allah. Jika buah hati Anda dilindungi Allah, maka tak ada sesuatu pun yg dapat membahayakannya. Mohonlah penjagaan hanya terhadap Allah. Jika buah hati Anda dijaga oleh Allah, maka tak ada apa pun yg bisa mencelakainya.
Catatan Penting
Meskipun goresan pena ini bicara mengenai bagaimana tips & perilaku orangtua terhadap pengasuh yg mengasuh buah hatinya, sesungguhnya tak ada pengasuh yg lebih baik dari orangtuanya sendiri. Tidak ada suster yg lebih baik ketimbang ibunya sendiri. Maka kalau kondisinya memungkinkan, betapa bahagianya Anda di kala depan & betapa bahagianya anak Anda, jika di era emasnya, Anda sendiri selaku ibunya, yg merawat & mengasuhnya. Dan insya Allah, itu pula yg menciptakan Anda lebih berbahagia dikala bertemu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab Anda telah menanam saham kebajikan terhadap jiwa yg sudah diamanahkanNya. Wallahu a’lam bish shawab. [Ratih]