Tipe Budaya Politik beserta Pengertiannya

Indonesia adalah negara yg menganut sistem demokrasi. Sistem demokrasi ini diterapkan dlm banyak sekali aspek kehidupan, tergolong salah satunya yaitu kehidupan politik.

Dalam konteks politik sering didengar sebuah perumpamaan budaya politik. Di Indonesia sendiri ada beberapa tipe-tipe budaya politik yg dianut oleh masyarakatnya. Adanya berbagai tipe budaya politik yg ada di Indonesia bekerjsama merupakan serpihan dr tata cara politik yg pasti ada di banyak sekali negara.

Untuk mengenal lebih dlm perihal politik di Negara Indonesia, berikut ini akan dijelaskan lebih dlm ihwal budaya politik & tipe-tipe budaya politik yg dianut di Indonesia.

Pengertian Budaya Politik

Protesters in Belarus

Sebelum mengenali apa saja tipe-tipe budaya politik yg berlaku di Indonesia, hal paling penting yg mesti dimengerti apalagi dahulu ialah pengertian dr budaya politik itu sendiri.

Budaya politik mampu didefinisikan sebagai seperangkat evaluasi normatif & persepsi bareng yg dipegang oleh Masyarakat terhadap metode politik di suatu negara.

Budaya politik pula bisa diartikan sebagai sikap serta orientasi warga di suatu negara atas pelaksanaan pemerintahan & metode politiknya. Gagasan wacana budaya politik ini tak mengacu pada sikap terhadap sosok tertentu seperti perdana menteri atau presiden, melainkan ihwal bagaimana penduduk di suatu negara menatap metode politik di negaranya dengan-cara keseluruhan beserta legitimasi yg ada di dalamnya.

Berdasarkan pengertian tersebut, budaya politik pula bisa dipahami sebagai sikap penduduk warga negara & bukanlah tindakan nyata yg dilakukannya.

Dengan kata lain, budaya politik ini bisa mengacu pada kesadaran atau kepedulian warga negara untuk turut konsen pada informasi politik yg sedang terjadi.

 

Tipe-Tipe Budaya Politik

Secara umum, terdapat 3 tipe budaya politik yg dibagi menurut level kepedulian & karakteristik penduduk pada metode politik yg ada di suatu negara, tergolong di Indonesia.

Berikut ini yaitu klasifikasi dengan-cara mendalam dr ketiga jenis budaya politik tersebut.

Budaya Politik Partisipan

Budaya politik partisipatif artinya orang-orang memiliki engagement yg tinggi dgn proses politik

Tipe budaya politik pertama ini yaitu tipe budaya politik yg paling diharapkan untuk bisa dipraktekkan di Indonesia. Tipe budaya politik partisipan ini adalah salah satu bentuk Implementasi atau penerapan nilai-nilai Pancasila

Budaya politik partisipan yakni budaya politik yg memegang prinsip bahwa setiap warga di suatu negara menyadari posisinya sekaligus proporsinya sebagai pecahan dr tata cara politik & pemerintahan.

Kesadaran yg dimiliki ini kemudian berlanjut pada perilaku masyarakatnya yg aktif dlm menemani , mengendalikan & mengkritik setiap kebijakan ataupun keputusan politik yg dibuat oleh pemerintah. Dibandingkan dgn tipe budaya politik yang lain, tipe budaya politik partisipan ini mempunyai tingkat partisipasi yg paling tinggi.

Contoh sederhana yg mencerminkan tipe budaya politik ini misalnya tatkala ada penduduk yg dengan-cara aktif berdiskusi & memberi kritikan atas kebijakan politik yg dibuat oleh pemerintah yg tak sesuai.

Budaya politik dgn tata cara ini biasanya ditemukan pada penduduk urban modern & demokratis. Budaya politik partisipan ini pula mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:

  • Adanya partisipasi aktif dr warga ketika pemilu & pasca pemilu.
  • Adanya kesadaran dr warga negara terhadap hak & kewajibannya sebagai warga negara sekaligus melaksanakannya.
  • Warga mempunyai loyalitas yg kritis atas kebijakan pemerintah.

Oleh alasannya adalah itu, pemerintah Indonesia serta para pendiri bangsa sungguh berharap penduduk Indonesia mampu merealisasikan suatu komunitas dgn budaya politik partisipan

 

Budaya Politik Kaula

Budaya politik Kaula artinya adalah orang-orang mengikuti perkembangan politik, tetapi tak dengan-cara aktif terlibat

Tipe budaya politik selanjutnya adalah budaya politik kaula. Budaya politik ini yaitu budaya politik dimana warga negara masih ikut serta dlm proses politik namun tak dengan-cara aktif & kebanyakan cuma menonton dr kejauhan.

Meskipun demikian, warga negara yg menganut budaya politik ini masih mengakui adanya otoritas dr pemimpin politik & tunduk pada proses politik yg berlaku di suatu negara.

Budaya Politik kaula ini sering pula disebut dgn budaya politik subjek, karena penduduk condong kesengsem pada tokoh yg muncul selama proses politik berlangsung, seperti dikala pemilu misalnya. Tokoh inilah yg dlm penduduk kemudian disebut selaku idola.

Sifat atau karakteristik dr budaya politik kaula yakni tingkat subjektivitas yg tinggi. Hal ini terjadi alasannya pada umumnya orang lebih mementingkan penokohan & image dr pemimpin tersebut dibandingkan dgn gagasan-ide yg dibawanya.

Jika muncul tokoh yg dinilai baik & karismatik, maka masyarakat akan berbondong-bondong mendorongnya. Hal ini dapat mengembangkan partisipasi politik pada suatu negara.

Meskipun begitu, dlm prakteknya, budaya politik ini pula menjinjing imbas yg tak terlalu baik. Ketimpangan sosial mampu terjadi apabila tokoh yg dianggap baik tersebut ternyata tak bisa untuk merealisasikan cita-cita-impian yg sudah dibebankan oleh rakyat kepadanya.

Subjek politik kaula pula ditunjukkan dgn beberapa tipe atau ciri-ciri yg menjadi penanda. Berikut yaitu ciri-ciri yg dimaksud tersebut.

  • Adanya kesadaran akan adanya otoritas pemerintahan atau pimpinan politik, tetapi tetap saja bersikap pasif.
  • Tidak ada banyaknya komplain maupun kritik yg diberikan oleh warga atas keputusan politik, walaupun keputusan tersebut mempunyai efek pada kehidupannya.
  • Hanya menerima keputusan politik tanpa adanya kritik atau koreksi
  • Pada budaya politik ini, warga yg menganutnya condong golput, meskipun dlm prakteknya masih tetap tunduk atas keputusan dr pemimpin yg terpilih.

Mayoritas wilayah di Indonesia menganut budaya politik kaula ini alasannya adalah banyak yg belum mampu mengkritik dengan-cara objektif kandidat-calon pemimpin yg ada.

Banyak yg masih berkonsentrasi pada gosip-berita kelompok serta branding dr para kandidat pemimpin tersebut, dibandingkan dgn ide-ide substantif yg mereka bawa.

 

Budaya Politik Parokial

Budaya politik parokial artinya adalah masyarakat tak terlalu peduli terhadap proses politik yg sedang berlangsung

Tipe terakhir dr tipe-tipe budaya politik yakni budaya politik Parokial. Budaya Politik ini pula disebut sebagai budaya politik apatis. Hal tersebut tak lain alasannya minat penduduk untuk ikut ikut serta dlm tata cara atau kegiatan politik pula sangat rendah.

Bahkan untuk penganut budaya politik satu ini bisa dibilang tak peduli pada kegiatan politik. Mereka menganggap politik tak penting & tak berkaitan terhadap kehidupan mereka sehari-hari.

Meskipun di Indonesia yg sudah menerapkan tata cara demokrasi, masih ada saja masyarakat yg menganut budaya politik Parokial ini. Hal ini lazimnya terjadi karena kurangnya informasi terhadap sistem politik & aktivitas politik yg ada di Indonesia.

Selain itu, yg bisa menjadi penyebab kenapa banyak diantara penduduk yg memilih budaya politik Parokial ini ialah alasannya adalah adanya sakit hati terhadap metode perpolitikan yg berlaku.

Mereka menganggap bahwa tata cara politik yg ada memang tak adil sehingga tak ada manfaatnya bila mereka ikut serta. Oleh sebab itu, mereka lebih menentukan untuk apatis saja.

Biasanya terjadi pada penduduk di wilayah kecil yg masih tradisional. Karakteristik budaya politik ini adalah masyarakat yg kurang partisipatif, tak peduli, & cenderung lapang dada dgn kondisi politik saat ini.

Budaya Politik Parokial atau apatis pula bisa ditandai dgn beberapa ciri-ciri tertentu. Berikut beberapa ciri yg menandai berlakunya budaya politik apatis atau parokial ini.

  • Warga penduduk condong tak berkeinginan pada hal-hal maupun objek politik, kecuali bila bekerjasama atau bersinggungan langsung dengannya.
  • Warga masyarakatnya condong tak mempunyai ekspektasi atau tak berharap banyak pada metode politik di tempatnya tinggal, bahkan politisinya.
  • Tidak adanya tugas politik yg dengan-cara khusus atau spesifik, melainkan cuma dilakukan dgn peran-peran lain seperti keagamaan, ekonomi sosial & budaya.
  • Tidak adanya kesadaran akan kewenangan yg mempunyai pusat pada puncak pimpinan birokrasi.

Banyak kawasan di Indonesia yg masih menganut budaya parokial, terutama desa-desa serta kawasan-tempat pinggiran yg mungkin belum mencicipi pengaruh dinamika politik di Indonesia.

Banyak masyarakat daerah yg menganggap politik ini hanya panggung sandiwara, untuk mencari duit & mencari kekuasaan. Hal ini terjadi alasannya sehari-harinya, mereka tak merasakan faedah dr proses politik yg terjadi.

 

Budaya Politik di Indonesia

Budaya politik di Indonesia

Demikian tadi klarifikasi lengkap ihwal budaya politik beserta tipe-tipe budaya politik yg ada di dunia. Menurut kalian, Indonesia mempunyai budaya politik yg mana?

Kalau kita amati dgn seksama, Indonesia kemungkinan besar berada diantara 2 budaya yaitu budaya Parokial & Kaula. Daerah-kawasan tertentu pasti akan mempunyai engagement politik yg lebih tinggi. Daerah ini umumnya lebih maju, sudah terurbanisasi, & memiliki tingkat literasi yg tinggi.

Sedangkan, kita pula mengenali bahwa Indonesia masih mempunyai banyak tempat kurang terbangun dgn penduduk berliterasi rendah serta engagement politik yg rendah pula. Disini, budaya yg mendominasi yakni budaya parokial.

Ternyata, cukup bermacam-macam ya budaya politik yg ada di Indonesia. Lalu, kita sebagai penduduk Indonesia harus melaksanakan apa?

Sebagai seorang warga negara yg baik, sudah sepatutnya kita mempelajari segala hal yg berhubungan dgn negara sendiri. Termasuk mencar ilmu tentang politik & tata cara yg berlaku.

Dengan begitu setidaknya kita bisa mempunyai dasar dlm berpartisipasi pada setiap metode atau keputusan politik yg dibentuk. Dengan dasar pengetahuan yg baik, kalian tentu saja akan paham urgensi untuk berpartisipasi dlm perpolitikan.

Karena, kalau orang-orang pandai tak berpolitik, justru orang-orang udik yg akan menguasai sebuah negara.

Kutipan diatas merupakan salah satu kutipan yg menurut penulis cukup penting untuk dipahami & dimaknai. Terutama oleh para generasi muda & akademisi yg masih berguru & menempuh pendidikan. Kelak, kedepannya kalianlah yg akan menjadi pemimpin bangsa.

  Tujuan Aturan Menurut Para Mahir Beserta Fungsi Dan Penjelasannya