Tiga Dimensi Kesehatan untuk Ibu Sehat Surabaya Kuat

Ungkapan kalimat dlm bahasa latin, Mens sana ini corpore sano”  sudah usang sekali kita dengar & mengerti artinya, “Dalam tubuh yg sehat terdapat jiwa yg besar lengan berkuasa”. Kalimat ini penulis jadikan pembuka dlm goresan pena untuk menekankan wacana pentingnya kita menjaga kesehatan badan, alasannya dr kalimat ini ternyata ada hubungan antara kesehatan fisik (badan) & kesehatan jiwa.

Dalam diri setiap manusia itu terdiri dr 3 unsur, yg membedakan seorang manusia dgn makhluk ciptaan Tuhan yang lain, yakni nalar, fisik (jasad), & ruh (hati-jiwa). Sehingga, menjaga kesehatan & memberi gizi yg cukup untuk ketiga bagian tersebut menjadi suatu keniscayaan biar kita mampu menjalankan tujuan penciptaan kita selaku hamba Tuhan.

Bagi kita kaum wanita, menjadi jauh lebih penting & utama untuk menjaga kesehatan & memberi gizi yg cukup pada ketiga bagian tersebut. Sebab ada tugas-tugas khusus yang  tak bisa dilaksanakan kaum laki-laki, yakni untuk hamil, melahirkan, & menyusui. Tugas dasar seorang perempuan/ibu untuk hamil, melahirkan & menyusui yakni peran-tugas  mulia yg dengannya derajat kebaktian seorang anak pada ibunya itu kedudukannya menjadi berbeda, lebih tinggi dr seorang pria/ayah.

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Seseorang datang pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam & berkata, ‘Wahai Rasulullah, pada siapakah gue harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali mengajukan pertanyaan, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 & Muslim no. 2548)

  “Paddock Ucapkan ‘Allahu Akbar’ Sebelum Teror Vegas”

Kaprikornus, menurut irit penulis, jikalau kita ingin mengakibatkan kota Surabaya kuat  dgn penopang kualitas kesehatan para ibunya, maka “dimensi kesehatan” ini mesti kita perluas, bukan hanya kesehatan fisik. Meskipun data tahun 2019 tentang Laporan Kematian Ibu (LKI) Kabupaten/Kota Seksi Kesehatan Keluarga Dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur  memperlihatkan tingkat  kematian Ibu di Surabaya masih cukup tinggi sebesar 56.33%, namun pula telah harus mulai diperhatikan dua bagian yg lainnya, yakni kesehatan nalar & ruh/jiwanya. Mengapa?

  1. Dengan kesehatan akalnya, seorang ibu akan bisa lebih pintar & cermat dlm mendidik anak-anaknya, akan memilih acuan asuh yg benar, biar tugas pertumbuhan anak-anaknya mampu tuntas sesuai dgn pertumbuhan usianya.
  2. Dengan kesehatan ruh/jiwanya, seorang ibu akan bisa lebih waspada dlm membina/mendidik anak-anaknya, akan mengedepankan keteladanan dlm perjuangan membina anak-anaknya, akan terus memperbaiki mutu dirinya sebagai orang bau tanah,dalam kerangka ketaatannya pada Tuhan-nya, akan  mengetahui bahwa anjuran yg ia berikan ke anak-anaknya akan sampai dgn kelembutan & kebersihan hatinya.

Maka, kita para perempuan/ibu harus bersungguh-sungguh dlm menunjukkan nutrisi/asupan gizi pada ketiga bagian tersebut pada diri kita masing-masing. Setiap kita para perempuan/ibu mesti menciptakan program pemenuhan nutrisi/asupan gizi biar kesehatan ketiga bagian tersebut tercapai.

Untuk menjaga kesehatan logika, kita perlu mencar ilmu memperbesar bekal ilmu & pengetahuan tentang posisi strategis ibu sebagai sekolah  pertama bagi anak-anaknya, posisi strategis perempuan selaku tiang negara. Menambah bekal ilmu wacana bagaimana membina komunikasi yg baik & efektif dgn pasangan hidupnya, bagaimana memilih pola asuh untuk bawah umur kita. Juga wawasan wacana pentingnya menerima sumber penghasilan yg halal & bagaimana cara membelanjakannya, pegetahuan pentingnya memperlihatkan kuliner yg baik & halal untuk anak keturunan kita, & lain-lain.

  Mengapa Habibie Harus Berdoa di Gereja?

Untuk mempertahankan kesehatan fisik, kita perlu memakan kuliner yg baik & halal, berolahraga dengan-cara rutin & teratur, mempertahankan keseimbangan berat tubuh, melakukan general chek-up dengan-cara berkala & terpola untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuhnya

Untuk menjaga kesehatan jiwa, mengikuti acara-acara siraman ruhani/pengajian, yg mampu menguatkan jiwanya selaku hamba, melaksanakan perintah-perintah Allah & Rasul-Nya sebagai wujud ketaatannya, mempertahankan diri agar terhindar dr tindakan-perbuatan dosa, & membersihkan hati dgn sesering mungkin mengingat-Nya

Dengan konsistensi menjaga kesehatan dlm segala dimensinya di atas niscaya para ibu di Surabaya akan mampu menunjukkan bantuan yg besar untuk pembangunan kota Surabaya.  Melalui kecerdasan & luasnya pengetahuan yg dimiliki, dgn kian turunnya prosentase ajal ibu melahirkan, dgn kebersihan jiwa & kekuatan do’anya alasannya adalah kedekatan pada Tuhannya, para ibu di Surabaya akan melahirkan generasi-generasi emas yg akan membangun Kota Surabaya menjadi kota metropolitan terbesar & tersejahtera di Indonesia kelak. []

Penulis: Triana Sari Rakhmawati