Test Driven Development (TDD) yaitu suatu pendekatan pengembangan perangkat lunak yg berfokus pada pengujian. Dalam TDD, pengujian dianggap sebagai pecahan integral dr proses pengembangan, & setiap unit isyarat yg ditulis harus diuji dengan-cara otomatis. TDD melibatkan pengulangan siklus pendek yg terdiri dr menulis tes (test), menjalankan tes tersebut, & kemudian menulis isyarat (development) untuk menyanggupi persyaratan tes yg sudah diputuskan sebelumnya.
Table of Contents
Jenis Testing dlm Test Driven Development
Dalam TDD, terdapat beberapa jenis pengujian yg mampu dijalankan. Berikut yakni beberapa jenis pengujian yg biasa dilaksanakan dlm TDD:
Unit Testing
Unit testing yaitu jenis pengujian yg konsentrasi pada pengujian unit instruksi terkecil yg mampu diuji dengan-cara terpisah, menegaskan bahwa setiap unit aba-aba berfungsi dgn benar & menghasilkan keluaran yg dikehendaki, unit testing dijalankan dgn memakai kerangka pengujian (testing framework) yg memungkinkan pengujian otomatis.
Baca juga: Benchmark Testing: Defenisi, Tahapan, Manfaat, & Tantangan
Integration Testing
Integration testing dilaksanakan untuk menegaskan bahwa unit-unit aba-aba yg berinteraksi satu sama lain bekerja dgn baik dengan-cara bersamaan. Pengujian ini menguji integrasi antara unit-unit arahan & menilik apakah mereka berkomunikasi & berinteraksi sesuai dgn harapan.
Functional Testing
Functional testing adalah pengujian yg konsentrasi pada fitur & fungsionalitas perangkat lunak yg dikembangkan. Tujuan dr pengujian ini yakni untuk memastikan bahwa perangkat lunak berperilaku sesuai dgn spesifikasi fungsional yg sudah diputuskan.
Acceptance Testing
Acceptance testing dikerjakan untuk memastikan bahwa perangkat lunak memenuhi persyaratan bisnis & keperluan pengguna. Pengujian ini melibatkan pengguna atau pemangku kepentingan dlm menguji perangkat lunak dengan-cara menyeluruh sebelum diterima & digunakan.
Baca juga: Burung Garuda: Sejarah & Lambang Negara Indonesia
Manfaat Test Driven Development
TDD memiliki beberapa faedah yg dapat diperoleh oleh pengembang perangkat lunak. Berikut yaitu beberapa faedah dr menerapkan TDD:
Perangkat Lunak yg Lebih Stabil
Dengan adanya pengujian yg terintegrasi dengan-cara kontinu, perangkat lunak yg dikembangkan memakai TDD condong lebih stabil & mempunyai bug yg lebih sedikit. Setiap pergeseran atau penambahan aba-aba baru akan diuji dengan-cara otomatis, sehingga meminimalkan kemungkinan adanya kesalahan atau cacat dlm perangkat lunak.
Desain yg Lebih Baik
TDD mendorong pengembang untuk mendesain & menimbang-nimbang struktur isyarat dgn lebih baik sebelum menulis isyarat implementasi. Dengan menulis tes apalagi dulu, pengembang mesti menimbang-nimbang bagaimana cara menguji & menggunakan instruksi yg akan mereka tulis. Hal ini mendorong adanya rancangan yg lebih baik & lebih mudah diuji.
Dokumentasi Hidup
Tes yg ditulis dlm TDD dapat berfungsi sebagai dokumentasi hidup (living documentation) untuk aba-aba yg dikembangkan. Tes yg terang & komprehensif dapat membantu pengembang atau tim lain dlm mengetahui bagaimana kode berfungsi & bagaimana menggunakannya. Dokumentasi hidup ini membantu dlm meminimalkan ongkos & waktu yg diperlukan untuk mengerti & memodifikasi instruksi.
Kelebihan Test Driven Development
TDD mempunyai beberapa keunggulan yg membuatnya menjadi pendekatan yg populer dlm pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah beberapa keunggulan TDD:
Peningkatan Kecepatan Pengembangan
Meskipun TDD mungkin menyantap waktu lebih lama pada awalnya alasannya adalah menulis tes apalagi dahulu, tetapi dlm jangka panjang, TDD mampu meningkatkan kecepatan pengembangan. Kode yg diuji dgn baik memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengalami bug & kesalahan, sehingga mengurangi waktu yg diperlukan untuk memperbaikinya di masa depan.
Peningkatan Kualitas Perangkat Lunak
Dengan menggunakan TDD, perangkat lunak memiliki tingkat mutu yg lebih tinggi alasannya adalah adanya pengujian yg terintegrasi dlm setiap langkah pengembangan. Kesalahan & cacat perangkat lunak mampu diidentifikasi lebih awal, sehingga memungkinkan perbaikan yg cepat & menghemat risiko kerugian akhir perangkat lunak yg jelek.
Kemudahan dlm Memodifikasi & Memperbarui Kode
Dalam TDD, setiap unit arahan yg ditulis harus mempunyai tes yg mendukung. Hal ini memudahkan dlm melakukan perubahan atau pembaruan isyarat sebab pengujian otomatis akan menawarkan jaminan bahwa perubahan tak merusak fungsionalitas yg sudah ada sebelumnya.
Baca juga: Business Intelligence: Pengertian, Manfaat, & Tahapan
Cara Melakukan Test Driven Development
Berikut adalah langkah-langkah lazim dlm melaksanakan Test Driven Development:
Menulis Tes
Langkah pertama dlm TDD yaitu menulis tes apalagi dahulu sebelum menulis instruksi implementasi. Tes ini harus mengusut & memverifikasi fungsi atau fitur yg akan dikembangkan. Tes mampu ditulis dlm bentuk pengkodean memakai kerangka pengujian yg sesuai.
Menjalankan Tes & Memastikan Gagal
Setelah menulis tes, laksanakan tes tersebut & pastikan tes gagal. Ini yaitu langkah yg penting alasannya memperlihatkan bahwa kode implementasi belum ada atau belum menyanggupi persyaratan tes.
Menulis Kode Implementasi
Setelah tes gagal, langkah selanjutnya adalah menulis instruksi implementasi yg memenuhi persyaratan tes. Fokuslah untuk menyanggupi persyaratan yg ada, tanpa melibatkan perbaikan atau pergeseran yg belum diharapkan.
Menjalankan Tes Lagi & Memastikan Lulus
Setelah menulis aba-aba implementasi, lakukan kembali tes yg telah ditulis sebelumnya. Kali ini, tes sebaiknya lulus karena isyarat implementasi sudah menyanggupi persyaratan yg telah ditetapkan.
Refaktor Kode
Setelah tes lulus, Anda dapat melaksanakan refaktor instruksi untuk meningkatkan kebersihan & desainnya tanpa mengubah fungsionalitas yg telah diuji. Pastikan tes tetap lulus sesudah melaksanakan refaktor.
Ulangi Siklus
Ulangi siklus ini dgn menulis tes gres untuk fitur atau fungsionalitas selanjutnya yg ingin dikembangkan. Terus ulangi siklus ini selama proses pengembangan berlangsung.
Baca juga: Cara Berhenti Merokok: Rahasia Menuju Hidup Sehat
Framework Test Driven Development
Dalam dunia pemrograman, terdapat beragam bahasa pemrograman yg dipakai untuk membuatkan perangkat lunak. Seiring dgn itu, ada pula banyak framework yg tersedia untuk mendukung praktik Test Driven Development (TDD).
Framework-framework ini memfasilitasi proses pengembangan produk dgn pendekatan TDD yg lebih mudah & efisien. Berikut beberapa pola framework yg mampu dipertimbangkan:
- csUnit & NUnit: Framework-unit testing untuk platform .NET yg dipakai dlm pengembangan perangkat lunak dgn bahasa C# atau VB.NET. Framework ini memungkinkan pengembang untuk melakukan pengujian unit dengan-cara otomatis & terintegrasi dgn mudah.
- PyUnit & DocTest: Framework-unit testing untuk bahasa pemrograman Python. PyUnit yakni implementasi dr kerangka pengujian unit patokan Python, sementara DocTest memungkinkan pengujian langsung melalui dokumentasi arahan yg terorganisir.
- Junit: Framework-unit testing yg sangat terkenal untuk pengembangan perangkat lunak berbasis Java. Junit menyediakan aneka macam fitur & utilitas yg memungkinkan pengembang untuk menulis & menjalankan pengujian unit dgn mudah.
- TestNG: Framework-unit testing untuk Java yg menunjukkan fleksibilitas yg lebih besar dibandingkan dgn Junit. TestNG memungkinkan pengembang untuk melakukan pengujian unit, integrasi, & fungsional dlm satu framework yg terintegrasi dgn baik.
- Rspec: Framework pengujian untuk bahasa pemrograman Ruby yg terkenal dgn sintaks yg ekspresif & gampang dibaca. Rspec memfasilitasi pengembang dlm menulis & menjalankan pengujian dgn cara yg lebih alami & intuitif.
Pilihan framework ini menawarkan pilihan pada pengembang untuk memilih yg paling cocok dgn bahasa pemrograman & keperluan pengembangan mereka. Dengan menggunakan framework-framework ini, praktik Test Driven Development dapat diterapkan dgn lebih efektif, meningkatkan kualitas perangkat lunak yg dikembangkan & membuat lebih mudah proses pengujian dengan-cara otomatis.
Baca juga: Tips Beli iPhone Bekas untuk Mendapatkan Ponsel Berkualitas
Kesimpulan
Test Driven Development (TDD) yakni pendekatan pengembangan perangkat lunak yg berfokus pada pengujian. Dengan menulis tes apalagi dulu sebelum arahan implementasi, TDD menegaskan perangkat lunak mempunyai mutu yg lebih tinggi, kepraktisan dlm memodifikasi & memperbarui aba-aba, serta dokumentasi hidup untuk pengembangan perangkat lunak. Dengan mengikuti langkah-langkah TDD yg benar, pengembang dapat memanfaatkan manfaat & keunggulan TDD untuk menghasilkan perangkat lunak yg lebih baik & lebih mahir.
Referensi
- Beck, K. (2003). Test Driven Development: By Example. Addison-Wesley Professional.
- Freeman, S., & Pryce, N. (2009). Growing Object-Oriented Software, Guided by Tests. Addison-Wesley Professional.
- Astels, D., & Newkirk, J. (2008). Test-Driven Development in .NET. Microsoft Press.
- Koskela, L. (2007). Test Driven: TDD and Acceptance TDD for Java Developers. Manning Publications.
- Meszaros, G. (2007). xUnit Test Patterns: Refactoring Test Code. Addison-Wesley Professional.
- Fowler, M. (2004). Is TDD Dead? Blog post.
- Jeffries, R. (2001). Test-driven Development: A Practical Guide. Prentice Hall PTR.
- Freeman, S., & Freeman, E. (2014). Agile Principles, Patterns, and Practices in C#. Pearson.
- Hockin, R. (2017). Test-Driven Development: Benefits, Drawbacks, and Best Practices.
- Osherove, R. (2009). The Art of Unit Testing: With Examples in .NET. Manning Publications.