Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari dugaan, bekerjsama sebagian dugaan itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian lainnya. Sukakah salah seorang kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, bahu-membahu Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. Ya ayyuhal ladzina amanu (wahai orang-orang yang beriman) kepada Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an.
Ijtanibu katsiram minazh zhanni (jauhilah pada umumnya dari dugaan). Ayat ini diturunkan bekerjasama dengan dua orang sahabat Nabi Saw, yang menggunjing teman lainnya, Salman. Mereka juga berprasangka jelek terhadap Usamah, pramusaji Rasulullah SAW. Mereka mencari-cari kesalahan apakah Salman mengetahui apa yang dibilang Rasulullah SAW, terhadapnya. Allah Ta’ala melarang mereka dari prasangka jelek, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menggunjing.
Itsmun (dosa), yaitu kedurhakaan. Maksudnya, kesalahan yang dicari-cari oleh kedua orang sobat Nabi SAW.. Wa la yahgtab ba’dlukum ba’dla (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian lainnya). Maksudnya, pergunjingan kedua orang sobat Nabi SAW.
Tentang Salman. A yuhibbu ahadukum ay ya’kula lahma akhihi maitan (sukakah salah seorang kalian mengkonsumsi daging saudaranya yang sudah mati) lagi haram dan tidak dalam kondisi darurat.
Fa karihtumuh (tentu saja kalian merasa jijik kepadanya), yaitu tentu saja mereka mengharamkan memakan bangkai tanpa alasan darurat. Demikian pula halnya gibah, dia diharamkan kepada mereka. Wattaqullah (dan bertakwalah terhadap Allah), adalah hendaklah kalian takut kepada Allah Ta’ala jangan sampai menggunjing seseorang.
Innallaha tawwabun (bergotong-royong Allah Maha Penerima Tobat), ialah Maha Pemberi Maaf terhadap siapapun yang bertobat dari gibah. Rahim (lagi maha penyayang) terhadap orang yang wafat dalam kondisi bertobat.