Terjemah al-Mukhlas fii Tazkiyatil Anfus – Intisari Ihya Ulumuddin

Intisari Ihya Ulumuddin

Mensucikan Diri: Konsep Tazkiyatun Nafs Menurut Sa’id Hawwa

Para Rasul diutus oleh Allah dgn tiga peran utama: memberi perayaan (tadzkir), mengajarkan ilmu (ta’lim), & menyucikan jiwa (tazkiyah). Tugas penyucian jiwa ini merupakan salah satu inti dr misi para Nabi & pula menjadi tujuan utama setiap mukmin yg bertakwa. Dalam surah Asy-Syams ayat 9-10, Allah SWT menegaskan bahwa “Sesungguhnya beruntunglah orang yg menyucikan jiwa itu, & sebetulnya merugilah orang yg mengotorinya.”

Pentingnya Tazkiyatun Nafs

Keselamatan & keberuntungan seseorang di sisi Allah sungguh bergantung pada kebersihan & kesucian hatinya. Tatkala hati higienis, nilai-nilai keimanan mirip tabah, syukur, takut pada Allah, & keikhlasan akan berkembang subur. Sebaliknya, hati yg kotor akan melahirkan sifat-sifat tercela mirip dengki, ujub, & arogansi. Tatkala proses penyucian jiwa (tazkiyatun nafs) makin memudar dr generasi ke generasi, muncul keperluan yg mendesak untuk melaksanakan pembaruan serius dlm spiritualitas umat.
Sa’id Hawwa dlm bukunya mengenai tazkiyatun nafs menyoroti bahwa salah satu penyebab utama kemunduran umat ialah kematian hati. Kematian hati inilah yg menjadikan umat kehilangan esensi dr dogma & sopan santun. Oleh karena itu, buku ini hadir untuk menawarkan desain integral yg mampu menjadi solusi bagi mereka yg ingin membersihkan jiwa.

Konsep Tazkiyatun Nafs

Buku ini terbagi menjadi empat bagian utama yg mengulas dengan-cara mendalam ihwal proses tazkiyatun nafs:
1. Adab Guru & Murid
Bab ini mengupas tentang pentingnya budbahasa dlm relasi antara guru & murid. Adab yg baik menjadi pondasi dlm proses penyucian jiwa, lantaran tanpa etika, ilmu yg diterima tak akan membawa faedah yg maksimal. Tazkiyatun nafs membutuhkan bimbingan seorang guru yg sudah lebih dahulu menempuh jalan penyucian jiwa.
2. Sarana Tazkiyah
Di bab kedua, Sa’id Hawwa membahas aneka macam sarana yg bisa dipakai dlm proses penyucian jiwa. Di antaranya adalah memperbanyak dzikir, shalat malam, serta mempertahankan dr perbuatan-tindakan yg tidak boleh oleh Allah. Sarana-fasilitas ini menjadi instrumen penting yg membantu seseorang dlm memurnikan hatinya dr penyakit-penyakit batin.
3. Hakikat Tazkiyatun Nafs
Bab ketiga mengkaji lebih mendalam mengenai apa yg dimaksud dgn tazkiyatun nafs. Sa’id Hawwa menerangkan bahwa tazkiyatun nafs bukan sekadar menjauhkan diri dr dosa, melainkan pula membersihkan hati dr segala macam kotoran mirip riya, sombong, & cinta dunia yg berlebihan. Tujuan jadinya yakni meraih maqam ikhlas & ihsan dlm setiap aspek kehidupan.
3. Buah dr Tazkiyatun Nafs
Bab terakhir membicarakan hasil & buah dr proses penyucian jiwa. Setelah seseorang lewat tahapan-tahapan tazkiyatun nafs, beliau akan mencapai kondisi hati yg damai (nafs al-muthma’innah). Hati yg sudah tersucikan ini akan selalu mencicipi kedatangan Allah, hidup dlm ketenangan, serta senantiasa rindu untuk berjumpa dengan-Nya. Inilah puncak dr perjalanan spiritual seorang hamba.

Kesimpulan

Buku ini menawarkan bimbingan yg lengkap bagi mereka yg ingin menempuh jalan penyucian jiwa, yg merupakan salah satu keharusan bagi setiap muslim. Dengan mengikuti rancangan yg dipaparkan oleh Sa’id Hawwa, seorang muslim mampu memperbaiki mutu spiritualnya & menjalani kehidupan dgn hati yg bersih & sarat ketenangan. Tazkiyatun nafs bukanlah proses yg instan, tetapi dgn keteguhan & bimbingan, buah manisnya akan dirasakan baik di dunia maupun di akhirat.

DOWNLOAD
Itulah tulisan kami perihal ulasan & review “Terjemah al-Mukhlas fii Tazkiyatil Anfus – Intisari Ihya Ulumuddin” gampang-mudahan bermanfaat bagi para pembaca & jika tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk menyebarkan dgn men SHARE pada orang lain & bila ada lebih rezeki silahkan untuk berdonasi untuk kemajuan blog ini
  Terjemahan Misykatul Anwar - Imam Al-Ghazali