Tiga risalah karya Ibn Sina yg terkenal, yakni Ḥayy ibn Yaqẓān, Risālat at-Ṭayr, & Salāmān wa Absāl, merupakan mahakarya yg menggambarkan perenungan mendalam sang filsuf ihwal jiwa, pengetahuan, & penelusuran spiritual insan. Ketiga karya ini tak hanya memperlihatkan keluasan pengetahuan Ibn Sina dlm filsafat, namun pula kemampuannya dlm menyampaikan ide-ide kompleks melalui pendekatan sastra yg penuh simbol & makna.
Kitab Ḥayy ibn Yaqẓān mengisahkan perjalanan spiritual & intelektual insan dlm mencari kebenaran hakiki. Melalui dialog antara tokoh utama & seorang syaikh yg bijaksana, Ibn Sina menguraikan struktur alam semesta, jiwa manusia, serta korelasi antara makhluk & Sang Pencipta. Ia membahas konsep-desain filosofis seperti hierarki wujud, sifat jiwa, peran nalar dlm mengetahui realitas, & kekurangan insan dlm mencapai pengetahuan ihwal Tuhan. Karya ini merupakan perpaduan antara pemikiran Neoplatonik & fatwa Islam yg diramu dlm bentuk narasi puitis & penuh kedalaman.
Sementara itu, Risālat at-Ṭayr yakni risalah alegoris yg menggambarkan jiwa insan lewat simbol burung. Dalam kisah ini, burung melambangkan jiwa yg terjerat dlm penderitaan hidup. Beberapa di antaranya mampu membebaskan diri, meskipun kebebasan tersebut tak sepenuhnya tepat. Ibn Sina menggambarkan bagaimana jiwa manusia dapat menyebarkan beban penderitaannya lewat kisah & impian, sebuah bentuk komunikasi spiritual yg mengisyaratkan pentingnya cita-cita & kebersamaan dlm perjalanan eksistensial.
Karya ketiga, Salāmān wa Absāl, merupakan roman filosofis yg melukiskan perjalanan manusia menuju pengetahuan sejati melalui indera, logika, & jiwa. Disusun ketika Ibn Sina menjadi tabib di bawah kekuasaan dinasti Sasaniyah, karya ini tak bertahan dlm bentuk manuskrip asli. Yang tersisa hanyalah ringkasan yg ditulis oleh muridnya, Abu ‘Ubaid al-Jauzani. Dalam versi tersebut, Salaman & Absal yaitu dua kerabat kandung, tokoh yg namanya ibarat dgn tokoh dlm roman Yunani yg diterjemahkan oleh Hunain ibn Ishaq, walaupun substansi keduanya dianggap tak saling berkaitan.
Melalui ketiga risalah ini, Ibn Sina menunjukkan bahwa pencarian kebenaran & kebijaksanaan tak cuma mampu dilaksanakan lewat akal & pengamatan semata, tetapi pula melalui simbol, dongeng, & pengalaman spiritual yg mendalam. Gaya penulisan alegoris yg dipakai membuka ruang refleksi bagi pembaca untuk merenungi hakikat jiwa, pengetahuan, & tujuan keberadaan manusia di dunia ini
Itulah goresan pena kami tentang ulasan & review “Terjemah 3 Risalah Ibn Sina: (Ḥayy ibn Yaqẓān, Risālat at-Ṭayr, Salāmān wa Absāl)” mudah-mudahan berguna bagi para pembaca & kalau tulisan ini bermanfaat bagi orang lain silahkan untuk mengembangkan dgn men SHARE pada orang lain & kalau ada kritik & pula saran silahkan untuk memberikan komentar atau tanggapan di kolom komentar untuk kemajuan blog ini