Terasering: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya

Terasering sering Anda jumpai tatkala berkunjung di kawasan pegunungan. Biasanya area tersebut ditanami dgn tanaman padi. Beberapa penduduk pula menyebut tempat tersebut dgn istilah sengkedan atau sawah bertingkat.

Desain sawah tersebut sungguh efektif untuk wilayah dataran tinggi, utamanya tanah yg bidangnya miring. Tanah yg tersedia menjadi bisa dimanfaatkan dgn optimal oleh para petani.

Bahkan, bentuknya yg indah pula menawan para turis untuk berlibur di wilayah tersebut.

Pengertian Terasering

Menurut Sukarta Atmadja (2004), terasering didefinisikan selaku

Terasering yakni sebuah bangunan konservasi dr tanah & air yg dibuat dengan-cara mekanis. Tujuan pembuatannya yaitu untuk meminimalisir kemiringan lereng dgn cara menggali tanah dgn posisi melintang. 

Dari definisi diatas terasering bisa diartikan selaku sebuah tata cara penataan tanah khususnya tanah yg mempunyai kontur tak rata dgn cara digali sehingga dapat dimaksimalkan fungsinya.

Sistem ini pula memiliki peran penting dlm menghalangi terjadinya abrasi & degradasi lahan pada bidang tanah yg miring.

 

Jenis Terasering

Jenis terasering

Terdapat berbagai macam terasering yg digunakan oleh para petani untuk mengolah lahan-lahan dataran tinggi & lahan miringnya semoga lebih gampang ditanami.

Secara lazim, berikut ini yaitu jenis-jenis terasering yg ada & sering digunakan

  • Teras Kredit
  • Teras Kebun
  • Teras Datar
  • Teras Guludan
  • Teras Bangku
  • Teras Individu
  • Teras Saluran
  • Teras Batu

Agar kalian mampu mengetahui setiap jenis terasering diatas, maka kita akan bahas satu per satu dibawah ini

Teras Kredit

Teras kredit atau sering disebut selaku ridge terrace ialah salah satu bentuk terasaering yg sering kita lihat di sawah-sawah lereng. Bentuk dr terasering ini yaitu berupa guludan tanah ataupun batu sejajar kontur.

Fungsinya selaku penyambung antara saluran air dgn guludan tanah. Terdapat beberapa syarat yg diperlukan untuk membuat jenis teras yg satu ini, diantaranya kedalaman tanahnya di atas 30 cm dgn tingkat kemiringan lereng berkisar 3 hingga 10 persen.

Selain itu, lokasinya mesti memiliki tanah yg mempunyai daya resap kepada air cukup tinggi serta tak terdapat kanal riskan longsor.

Dalam pembuatannya memerlukan tenaga yg lumayan banyak & harus memperhatikan tempatnya pula, di mana harus di tempat yg jarang terjadi hujan yg lebat.

 

Teras Kebun

Jenis teras yg satu ini dibuat dgn rancangan sejajar kontur, sedangkan pecahan yg lain didiamkan mirip keadaan aslinya. Hal tersebut memberikan bahwa lahan yg letaknya ada di tengah-tengah antara dua teras yg saling bersebelahan tak dijalankan pengolahan.

Tingkat kemiringan lerengnya bisa mencapai 30 hingga 50%. Jenis teras ini biasa dipakai selaku lahan perkebunan. Pemanfaatan flora yg ditanam pula sekaligus sebagai epilog tanah.

 

Teras Datar

Teras datar pula sering disebut dgn ungkapan teras sawah. Desainnya menyerupai sebuah tanggul dgn bentuk yg sejajar kontur. Pada cuilan bawah & atasnya pula dilengkapi dgn adanya saluran air.

Terdapat beberapa ketentuan dlm pembuatan teras ini, yaitu tingkat kedalaman tanahnya di bawah 30 cm & kemiringannya hanya sekitar 3%. Selain itu, jenis tumbuhan yg ditanam merupakan jenis flora musiman & letaknya ada di wilayah yg memiliki intensitas hujan yg rendah dgn daya serap air pada tanah yg cukup tinggi.

Dengan absorpsi air yg baik pada tanah dapat menangkal terjadinya genangan. Tanah pada teras datar tak boleh adanya bebatuan, sehingga air dapat mengalir dgn tanpa hambatan melalui tebing terasering. Teras datar bertujuan sebagai upaya supaya tanah tetap lembab dgn adanya lapisan tanah serta memperbaiki saluran air.

 

Teras Guludan

Teras guludan memiliki bentuk guludan dgn rancangan yg melintang pada lereng. Tingkat kemiringan lereng yg digunakan untuk menciptakan teras ini yaitu 10 sampai 15 persen. Sedangkan tingkat kedalaman tanahnya di atas 30 cm. Seperti jenis teras yg lain, teras guludan mesti dibuat di wilayah yg mempunyai daya serap air yg cukup tinggi.

Di samping itu, pula diperlukan adanya saluran air yg cukup aman. Saluran dibentuk dgn bentuk yg melandai dgn tingkat kemiringan 0,1 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah bisa menampung adanya endapan dr hasil erosi.

 

Teras Bangku

Yang dimaksud dgn teras dingklik yaitu teras yg posisinya memangkas lereng, sehingga akan tampak miring ke arah belakang. Hal inilah yg kemudian menimbulkan teras ini disebut teras kursi, sebab bentuknya yg ibarat barisan dingklik. Teras ini pula dilengkapi dgn pembuangan air. Supaya teras ini berpengaruh, maka tanahnya pula ditanami dgn rumput.

Medan yg dipakai untuk menciptakan teras ini sedikit berlawanan dgn jenis teras lain, yaitu pada daya serap air. Untuk teras dingklik, tanah yg digunakan bisa memakai tanah yg memiliki daya serap yg cukup rendah. Teras ini memerlukan modal cukup besar dlm pembuatannya. Dalam pengelolaannya pula tak bisa menggunakan mesin berat.

 

Teras Individu

Seperti namanya, teras individu merupakan suatu teras yg ditanami satu tanaman di satu teras. Ukurannya beragam, diadaptasi dgn jenis tumbuhan yg ditanam. Biasanya, flora yg ditanam yakni sejenis tumbuhan kayu & tumbuhan yg berfungsi sebagai penutup tanah.

Tingkat kemiringan lerengnya bisa meraih 10 hingga 50 persen dgn kedalaman tanah di atas 30 persen. Teknik pembuatan teras ini cukup sederhana, yakni dgn menggali tanah di area yg akan digunakan untuk menanam, kemudian hasil galian tanahnya dimanfaatkan selaku penimbun lereng bawah hingga landai.

 

Teras Saluran

Teras saluran pula dikenal dgn ungkapan parit buntu.  Bentuk teras ini yaitu lubang-lubang buntu yg berfungsi sebagai tampungan endapan tanah lantaran adanya sedimentasi. Syarat pembuatannya mesti dgn tingkat kemiringan lereng antara 3 sampai 10 persen & kedalaman tanahnya di atas 30 cm.

Tekstur tanahnya garang & mempunyai daya serap yg cepat. Tumbuhan yg biasa ditanam di lahan teras saluran adalah jenis tumbuhan yg berkayu.

 

Teras Batu

Tersering ini memanfaatkan batu sebagai pemisah jarak pada lahan. Pembuatannya diadaptasi dgn garis kontur yg ada. Area yg umumnya dibuat teras watu adalah wilayah yg mempunyai banyak kerikil & watu.

Teras kerikil pula mampu digunakan selaku antisipasi dibuatnya teras dingklik. Batu-batu yg terdapat di area tersebut dimanfaatkan selaku lahan cocok tanam.

 

Fungsi Terasering

Fungsi Terasering

Terasering sendiri mempunyai fungsi utama untuk mematangkan lahan yg miring di lereng-lereng bukit ataupun gunung semoga bisa ditanami oleh para petani. Selain itu, terdapat pula fungsi-fungsi lain seperti mengurangi pengikisan & pula mengontrol pengairan.

Selain dipakai untuk menanam padi, ternyata pula bisa dipakai untuk menanam tanaman yg berkayu maupun tanaman yg bisa tumbuh subur di daerah pegunungan mirip sayur-sayuran berupa sawi, wortel, bawang, bayam, & yang lain.

Secara lazim, berikut ini ialah fungsi-fungsi yg dijalankan oleh terasering

  • Menjaga Kestabilan Lereng
  • Meminimalisir Erosi
  • Penampungan Air Hujan
  • Memudahkan Perawatan Lereng
  • Destinasi Wisata

Agar kalian lebih gampang mengerti fungsi-fungsi diatas, kita akan membicarakan dengan-cara mendalam satu per satu fungsi tersebut dibawah ini.

Menjaga Kestabilan Tanah di Area Lereng

Tingkat kestabilan tanah di berbagai kawasan tidaklah sama, begitu juga pada tanah di wilayah lereng. Aktivitas pertanian tentu saja memerlukan lereng yg stabil untuk menjaga produktivitas & keamanannya.

Oleh lantaran itu, tanah di daerah persawahan lereng dibuat berupa terasering, supaya tetap bisa dimanfaatkan dengan-cara optimal oleh penduduk .

 

Meminimalisir Terjadinya Erosi

Bentuk tanah yg curam pada lereng-lereng memiliki resiko tanah longsor yg cukup besar. Untuk itu, penduduk berpikir bagaimana caranya untuk meminimalisir resiko tersebut.

Dengan adanya penanaman pohon di tanah yg dibuat terasering, dapat menguatkan struktur tanah yg ada di lereng, sehingga bisa meminimalkan resiko longsor yg mungkin terjadi.

Hal ini menurunkan risiko bencana & pula menciptakan kawasan pertanian lereng menjadi lebih kondusif untuk para petani & masyarakat sekitar.

 

Tempat Penampungan Air Hujan

Desain teras yg bentuknya bertingkat bisa dimanfaatkan sebagai penampung air hujan. Itulah kenapa sebagian besar jenis tanah yg ada di daerah lereng yaitu tanah yg mempunyai daya serap air yg cukup tinggi.

Sehingga, apabila terjadi hujan, air tak eksklusif menuju sungai & berubah menjadi runoff, melainkan bisa ditampung apalagi dulu oleh undakan terasering.

Hal ini mampu meningkatkan akses flora terhadap air & pula memperluas daerah resapan air di wilayah tersebut.

 

Memudahkan Perawatan Lereng

Bentuk lereng yg landai & condong licin akan sukar dirawat jikalau tak dibentuk terasering. Sebab medannya cukup berbahaya untuk dilintasi orang-orang & sungguh beresiko terjadi longsor.

Dengan adanya konstruksi teknis yg berupa terasering, bisa memudahkan masyarakat untuk merawat tanah & melakukan pertanian di kawasan lereng pegunungan.

 

Sebagai Destinasi Wisata

Sebagian pelancong bahkan tertarik untuk berkunjung di daerah yg mempunyai terasering. Bentuknya yg berundak menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Oleh karena itu, tak jarang terasering dijadikan sebagai objek rekreasi.

Bahkan, beberapa lukisan alam pula kerap menyebabkan pemandangan terasering sebagai objek seni dua dimensi berupa lukisan. Baik selaku objek utama ataupun sebagai latar belakang.

  Bentuk-Bentuk Globalisasi Modern