Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD)

Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) Menurut Para Ahli –Kita semua menyadari bahwa bahasa merupakan suatu hal yg penting. Tanpa bahasa seseorang tak akan mampu berkomunikasi dgn orang lain. Berkomunikasi selaku keperluan dasar bagi setiap anak karena merupakan mahkluk sosial yg harus hidup berdampingan dgn sesamanya.

Anak senantiasa mengikuti keadaan dgn lingkungan sosial. Anak mampu mengekspresikan pikirannya memakai bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yg dipikirkan oleh anak. Melalui berbahasa, komunikasi antar anak dapat terjalin dgn baik sehingga anak dapat membangun relasi.

Tidak heran bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yg dianggap banyak mengatakan, kadang merupakan cerminan anak yg pintar. Bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain.

Sebelum ia berguru pengetahuan-wawasan lain, ia perlu menggunakan bahasa supaya mampu memahami dgn baik. Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dlm bidang pengucapan suara, menulis, membaca yg sangat mendukung kesanggupan keaksaraan di tingkat yg lebih tinggi.

Teori Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini (PAUD) Menurut Para Ahli

Bahasa merupakan penggalan penting dlm kehidupan. Dengan adanya bahasa, satu individu dgn individu lain akan saling terhubungkan melalui proses berbahasa.

Badudu (1989) mendefiniskan bahasa selaku alat penghubung atau komunikasi antar anggota penduduk yg terdiri dr individu-individu yg menyatakan asumsi, perasaan & keinginannya.

Sementara Bromley (1992) menjelaskan bahwa bahasa yakni sistem simbol yg terencana untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yg terdiri dr simbol-simbol visual maupun verbal.
Pengembangan keterampilan berbahasa pada anak usia dini meliputi empat faktor, yakni: mengatakan, menyimak, membaca, & menulis. 

  Pembelajaran Bahasa Untuk Anak Usia Dini (PAUD)

Keterampilan berbicara & menulis merupakan kemampuan yg bersifat produktif alasannya anak dituntut untuk menciptakan bahasa. Sebaliknya, keterampilan menyimak & membaca bersifat reseptif alasannya anak lebih banyak menyerap bahasa yg dihasilkan oleh orang lain.

Keterkaitan antara keempat faktor keterampilan ia atas mampu dilihat pada denah berikut ini:

teori perkembangan bahasa anak teori perkembangan bahasa anak usia dini teori perkembangan bahasa anak usia 3-4 tahun teori perkembangan bahasa anak menurut vygotsky teori perkembangan bahasa anak usia sekolah dasar teori perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun teori perkembangan bahasa anak usia dini pdf teori perkembangan bahasa anak menurut ahli teori perkembangan bahasa anak menurut para ahli teori perkembangan bahasa anak sd teori perkembangan bahasa anak usia sd teori perkembangan bahasa anak tk teori perkembangan bahasa anak pdf teori perkembangan bahasa anak usia 2 tahun teori perkembangan bahasa anak usia 2-3 tahun teori perkembangan bahasa pada anak landasan teori perkembangan bahasa anak usia dini 3 teori perkembangan bahasa anak teori tentang perkembangan bahasa anak usia dini teori & tahapan perkembangan bahasa anak teori pemerolehan bahasa anak menurut para ahli teori pemerolehan bahasa anak & perkembangan bahasa anak teori para ahli tentang perkembangan bahasa anak teori perkembangan bahasa anak usia dini menurut para ahli

Teori Nativisme

Menurut teori nativisme, terdapat keterkaitan antara faktor biologis & perkembangan bahasa. Pada ketika lahir, anak telah memiliki seperangkat kesanggupan berbahasa yg disebut ‘Tata Bahasa Umum” atau ‘Universal Grammar’.

Teori ini menerangkan bahwa tak terdapat keterkaitan antara kemampuan intelegensi & pengalaman pribadi anak. Meskipun wawasan yg ada di dlm diri anak tak menerima banyak rangsangan, anak akan tetap dapat mempelajarinya.

Anak tak sekedar menjiplak bahasa yg ia dengarkan, tetapi ia pula bisa menarik kesimpulan dr acuan yg ada. Hal ini dkarenakan anak memiliki alat penguasaan bahasa (language acquisition device) & bisa mendeteksi kategori bahasa tertentu.

Teori Behavioristik

Selanjutnya, teori behavioristik lebih mengedepankan peran perlakukan lingkungan setelah anak dilahirkan. Tatkala dilahirkan, anak tak memiliki kemampuan apapun. Belajar bahasa harus dgn pengkondisian lingkungan, proses imitasi & diberikan penguatan.

Dengan demikian, pengkondisian lingkungan menjadi sebuah faktor yg sangat kritis alasannya lingkunganlah yg perlu menawarkan pengaturan pada stimulus & konsekuensi yg ditimbulkannya. Jika stimulasi bahasa yg diberikan pada anak baik maka konsekuensi atau hasil yg akan ditemukan oleh anak pula akan baik.

Teori Konstruktivisme

Berbeda dgn kedua teori sebelumnya, teori konstruktivisme menatap bahwa tatkala anak memperlajari bahasa terdapat banyak faktor yg menghipnotis, diantaranya: tugas aktif anak terhadap lingkungan, cara anak memproses suatu keterangan, & menyimpulkan struktur bahasa. Melalui proses interaksi dgn orang lain, maka pengetahuan, nilai & sikap anak akan berkembang.

  3 Sumber Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini