Teori Pendidikan Klasik, Personal, Dan Interaksional

Dalam dunia pendidikan, kita mengenal beberapa teori pendidikan. Dari teori-teori ini, kita bisa mengetahui teori mana yng dipakai menjdai landasan bagi pelaksanaan dan pengembangan pendidikan di banyak sekali model forum pendidikan yng ada di sekitar kita. Sebab setiap lembaga ataupun malah suatu system pendidikan pasti cenderung ke satu dari sekian banyaknya ataupun gabungan dari teori-teori pendidikan yang telah di sebutkan. goresan pena atau artikel ini akan membicarakan teori-teori pendidikan yng mencakup teori pendidikan klasik, teori pendidikan interaksional, dan teori pendidikan personal.
Teori Pendidikan Klasik

 kita mengenal beberapa teori pendidikan Teori Pendidikan Klasik, Personal, dan Interaksional
Sumber gambar: pixabay.com

Apakah kau tahu Pesantren Salaf? Itulah satu dari sekian banyaknya semisal forum pendidikan yng mengimplementasikan teori pendidikan klasik, baik secara sadar ataupun tak sadar. Sebagaimana yng kita pahami, pondok pesantren salaf memanfaatkan kurikulum (dalam arti materi) yng berasal dari kitab-kitab klasik karya para ulama’ salaf. Dengan kata lain, apa yng menjadi tradisi dan khazanah keilmuan para ulama’ salaf dianggap menjdai sesuatu yng akhir dan Perlu dipelihara, di awasi, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini sejalan yang dengannya teori pendidikan klasik di mana tujuan pendidikannya diarahkan bagi atau mampu juga dibilang untuk memelihara, melindungi, dan meneruskan warisan tradisi era kemudian. Implementasi teori pendidikan klasik dalam proses pembelajaran ditandai yang dengannya peran sentral guru. Guru dianggap menjdai sumber pengetahuan yng lebih banyak didominasi, sedangkan murid cenderung pasif dan menerima begitu saja bahan yng disampaikan oleh guru. Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat pendidikan eksistensialisme, perennialisme, dan essensialisme.
Teori Pendidikan Personal
Pengertian teori pendidikan personal ditandai yang dengannya pandang-an sesungguhnya setiap kita-kita dilahirkan yang dengannya menenteng potensi yng berbeda antara satu yang dengannya yng lain-yang lain, percis semisal desain fitrah dalam pendidikan islam. Dalam teori ini, pendidikan merupakan fasilitas bagi atau mampu juga dikatakan untuk mengaktualisasikan segenap peluangyng dimiliki oleh masing-masing akseptor latih. Aktualisasinya didasarkan pada minat dan kebutuhan penerima latih. Makara akseptor didiklah yng menjadi subjek utama dalam proses pelaksanaan pendidikan. Sedangkan guru cuma berperan menjdai pembimbing, motivator, dan fasilitator bagi proses aktualisasi diri para penerima latih.
Salah satu sirkulasi pendidikan yng timbul dari teori ini merupakan sirkulasi pendidikan progressif yang dengannya tokoh utamanya John Dewey. Ia mengakibatkan pengalaman yng sesuai yang dengannya minat dan kebutuhan akseptor didik menjdai materi pembelajaran. Peserta latih ditekankan bagi atau mampu juga dibilang untuk merefleksi pengalaman-pengalaman orang-orang yng berhubungan yang dengannya minat dan keperluan orang-orang menimbulkan hasil refleksi yang telah di sebutkan berguna dalam kehidupannya.
Teori Pendidikan Interaksional
Seperti namanya, teori ini berangkat dari asumsi dasar kita-kita merupakan mahluk sosial yng dalam hidupnya selalu berhubungan dan berinteraksi yang dengannya kita-kita lain-lainnya. Begitu juga dalam konteks pendidikan, titik tekannya merupakan interaksi. Interaksi antara guru yang dengannya peserta didik, peserta asuh yang dengannya bahan pelajaran, dan peserta latih yang dengannya lingkungan sosial.
Menurut teori pendidikan interaksional, belajar ialah aktifitas yng bukan sekedar mengkaji fakta, tetapi pun meneliti, mengetahui, dan menginterpretasi fakta yang telah di sebutkan memanfaatkan sudut pandang yng menyeluruh dari seluruh faktor ke hidup-an.
Filsafat rekonstruksi sosial menjadi landasan teori pendidikan interaksional ini. Hal ini berkhasiat juga bantu-membantu tujuan pendidikannya ialah bagi atau mampu juga dibilang untuk mempersiapkan penerima didik agar siap dan bisa menghadapi segalam jenis problematika sosial yng terealisasi sekalian mempunyai kemampuan berhubungan mencari solusi atas problematika yang sudah di sebutkan.
Ahmad Mujib Minggu, 01 Maret 2015 Pendidikan

  Pengertian, Tujuan, Dan Manfaat Pengelolaan Kelas

Source Article and Picture :