close

Teori Pembentukan Lempeng Bumi

Baiklah sahabat, kali ini kita akan membicarakan perihal Teori Pembentukan Lempeng Bumi, tak perlu berlama-lama pribadi saja kita masuk ke pembahasan artikelnya.
STRUKTUR LAPISAN BUMI
a. Atmosfer
Atmosfer ialah kumpulan gas dan udara yang berupa  lapisan tipis melingkupi atau menyelubungi permukaan bumi. Diibaratkan dengan suatu jeruk, bumi ialah isinya sedangkan kulit jeruk ialah atmosfer. 99 % kandungan atmosfer berada pada 30 km lapisan terbawahnya. Pada atmosfer terjadi proses cuaca dan iklim.
b. Litosfer
Litosfer ialah lapisan bumi dibawah atmosfer. Lithos artinya batu dan sfhere (sphaira) artinya bulatan(lapisan). Sehingga lotosfer diartikan sebagai lapisan bumi yang bersifat keras, kaku dan rigid dengan ketebalan kurang lebih 0-70 km. Litosfer terbagi atas dua lempeng yaitu :
  • Lempeng Benua (0-10 km) dengan mengandung lapisan sima.
  • Lempeng Samudra (0-70 km) dengan lapisan sial.

Berikut tabel komponen penyusun litosfer :

c. Astenosfer
Lapisan initerletak di bawah litosfer dengan ketebalan 70-2.900 km berupa material padat yang bersifat seperti fluida. Atau dengan kata lain lapisan ini labil sehingga, ketika terpengaruh arus konveksi, beliau akan bergerak dan menggerakkan lapisan di atasnya seperti kejadian gempa bumi. Suhunya mampu meraih kurang lebih 3000 oC. Komposisi Mantel terbagi bagian atas (upper mantle), astenosfer (bab dari mantel), dan mantel bab bawah. Dapat dikatakan bahwa astenosfer bab dari mantel.
d. Barisfer
Barisfer adalah lapisan inti bumi. Yang tersusun atas lapisan nikel dan besi. Lapisan ini dibedakan atas 2 adalah :
  • Outer Core merupakan inti bumi baian luar dengan ketebalan 2900-4980 km. Tersusun dari bagian besi dan nikel yang bersifat cair dengan suhu 3900 oC.
  • Inner Core merupakan inti bumi bab dalam dengan ketebalan 4980-6370 km. Tersusun dari unsur nikel yang bersifat padat walau dengan suhu 4800 oC balasan tekanan yang besar sehingga menekan dan menjaga pada dasarnya untuk tetap berada d tengah.


TEORI PEMBENTUKAN LEMPENG BUMI
1. Contraction and Expansion (kontraksi dan pemuaian)
Penyusutan Bumi terjadi sebab adanya proses pendinginan. Analogi ini diadopsi dari peristiwa mengkerutnya kulit apel yang mengering. Teori ini mampu menerangkan daerah-tempat yang depresi seperti deretan gunung api tetapi tidak tapat menjelaskan cekungan, celah serta lembah. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Descretes (1596-1650) dan juga di sukung oleh James Dana dan Elie de Baumant.

Pengembangan Bumi terjadi alasannya proses pemanasan. Teori ini didapat setelah radioaktivitas dikenali. Ia mampu menjelaskan bagaimana Benua mampu hancur dan dengan gampangnya menerangkan pembentukan lipatan namun belum mampu menerangkan tempat-kawasan tekanan.
2. Continental Drift (pengapungan benua)
Pada permulaan abad ke-20 ilmuan menyadari bahwa mereka tidak bisa menjelaskan struktur Bumi dan prosesnya dengan satu teori saja. Banyak hipotesis ilmuan yang dikembangkan untuk mencoba dan menunjang pertentangan observasi. Alfred Wegner seorang meteorologis Jerman yang mempelajari wacana iklim kuno mengemukakan teori pergeseran benua. Hipotesisnya adalah Continental Drift  yang dikemukakan pada tahun 1910. Seperti pada umumnya orang, amerika selatan dan afrika cocok bersama-sama mirip jigsaw puzzle dan menawan perhatiannya.

Dia menggabungkan fakta-fakta dan distribusi fosil untuk memformulasikan teori bahwa benua bergerak dipermukaan bumi. Dia mengemukakan bahwa sebelum 200 juta tahun yang kemudian, seluruh benua membentuk satu daratan yang besar dan berat yang disebuat Pangea. Prinsip dari teori ini adalah benua diposisikan pada suatu lempeng atau batuan, dan mereka mengapung sepanjang permukaan bumi setiap waktu. Kelemahan teori Wegner dan sebab tidak diterima oleh gelogist adalah ia mengemukakan bahwa benua menggelincir diatas dasar laut, padahal dasar laut tidak cukup berpengaruh untuk menopang benua.
3. Laurasia-Gondwana
Alexander Du Toit merupakan geologist Afrika Selatan. Setelah kunjungannya ke Amerika Selatan, ia menjadi penunjang teori Wegener. Dia mempubllikasikan observasinya dalam A Geological Comparison of South America with South Africa dan lalu ia membuatkan pemikirannya dalam Our Wondering Contonents (1937). Dia menyatakan pemisahan dari pangea membentuk dua benua super yaitu Laurasia (disekitar kutub utara) dan Gondwana (disekitar kutub selatan).
4. Paleomagnetism (pola magnetik purba batuan)
Selama perang dunia kedua, geologis yang dipekerjakan oleh militer bernama Harry Hass dari Universitas Princeton mengemukakan penelitian tentang dasar laut. Tujuan observasi ini untuk memahami topografi dasar maritim termasuk mengukur kedalaman dasar laut dari permukaan dan menemukan tempat tersembunyi musuh-musuh di kapal selam. Tipe penelitian lainnya memakai magnetometer (untuk mengukur benda-benda magnet) yang diletakkan dibelakang kapal untuk mendeteksi kapal selam. Penelitian ini juga menawarkan adanya anomali magnetic dibawah laut, dengan kemagnetan yang tinggi di punggung bahari dan kemagnetan yang rendah di segi yang lain.
Penelitian ini menyatakan 2 topografi penting ialah punggung samudra dan palung samudra. Harry juga menyatakan bahwa benua tidak bergerak sepanjang kerak samudra, namun benua dan kerak samudra bergerak gotong royong. Jika kerak samudra yang gres dan litosfer terus menerus terbentuk pada punggung bahari, samudra akan bertambah luas, kecuali jika ada sebuah prosedur yang menghancurkan litosfer samudra. Zona Benioff dan palung samudra membuktikan bahwa litosfer samudra kembali ke mantel dengan menyusup ke bawah pada palung maritim (zona subduksi). Karena lempeng samudra masbodoh dan ringkih, beliau akan pecah dan kembali bercampur dengan matel dan menciptakan gempa bumi yang sungguh dalam.
Pada tahun 1950 dan 1960, penelitian tentang medan magnet bumi dan perubahannya seiring waktu (paleomagnetism) pertanda fakta terbaru bahwa benua mengapung. Kesimpulan dari rancangan medan magnet yaitu (1) Bumi mempunyai lebih dari satu kutub yang berganti seiring waktu di periode lalu. (2) benua yang berlainan sudah bergerak relatif satu sama lain seiring waktu geologi. Penelitian ini mengkonfirmasi hipotesis terakhir dan juga menkonfirmasi teori Continental Drift.
5. Convection Current (arus konveksi)
Perpecahan benua dan pergerakan lempeng disebabkan oleh adanya energi yang menggerakkannya. Energi tersebut berasal dari arus konveksi di dalam astenosfer bumi. Arus konveksi yaitu perpindahan energi panas pada fluida, yang disebabkan oleh :
Peluruhan komponen radioaktif
Gradien Geometris
Karena adanya serangan benda gila
Panas yang tersimpan pada ketika pembentukan planet
6. Sea Floor Spreading
Pergerakan lempeng yang saling menjauh tertangkap oleh peneliti. Pergerakan ini menimbulkan terbentuknya punggungan yang memanjang di tempat yang menjauh. Vine, Matthews dan Morely menghimpun berita-informasi penting dan memperoleh bahwa lenmpeng samudra yang gres terbentuk diantara dua lempeng yang saling menjauh. Penyusupan magma antar lempeng ini menjadikan adanya punggung bahari. Teori ini dinamakan Sea Floor Spreading dan menjawab pertanyaan terbesar wacana Continental Drift “ Bagaimana mampu benua bergerak diatas kerak samudra?” faktanya, benua bergerak bersama kerak samudra  selaku bagian dari tata cara litosfer. Fenomena ini disebabkan konveksi arus panas dari mantel atas bumi atau astenosfer.
7. Tektonik Lempeng
Dengan mengkombinasikan Sea Floor Spreading dengan Continental Drift dan gosip seismik global, teori terbaru dari Tektonik lempeng yang dicetuskan oleh Mc. Kenzie dan Robert Parker menjadi teori yang paling masuk akal untuk menjelaskan pergerakan lempeng.

Teori tektonik lempeng berdasarkan versi sederhana Bumi.  Litosfer yang padat tersusun atas kerak samudra dan kerak benua dan terletak di atas mantel, dan terdiri dari beberapa lembar dengan ukuran yang berlawanan yang disebut lempeng.
Lempeng tersusun dari kerak samudra dengan ketebalan 100 km dan 250 km ketebalan kerak benua dan mengapung diatas astenosfer. Ketika benua dan samudra mampu melayang sebab mereka yaitu bagian dari lempeng besar yang mengapung dan bergerak horizontal pada bab teratas astenosfer. Lempeng ini bersifat rigid (padat) dengan kesanggupan elastis, tetapi deformasinya tampak sepanjang batas antar lempeng. Dan ada kalanya lempeng samudra yang menyusup kembali ke dalam mantel karena perbedaan ketebalan dan kepadatan. Juga kejadian pelebaran lempeng akhir adanya arus konveksi. Peristiwa penyusupan maupun pelebaran ini menyebabkan adanya batas antar lempeng.  Ada tiga jenis tiga batas lempeng yakni Batas Lempeng Divergen di mana lempeng bergerak menjauh satu sama yang lain, Batas Lempeng Konvergen di mana lempeng bergerak mendekati satu sama lainnya, dan yang terakhir Batas Lempeng Transform di mana lempeng terdorong berselisihan satu sama lain. Batas lempeng inilah yang menjadikan adanya peristiwa tektonik maupun vulkanik yang terjadi di Bumi.

Tektonik lempeng adalah teori yang dikembangkan pada akhir tahun 1960, teori ini menjelaskan bagaimana proses pergerakan dan pembentukan lempeng terluar Bumi. Teori ini menjadikan revolusi pemikiran manusia wacana Bumi. Sejak berkembangnya teori ini, para geologis telah menguji kembali nyaris setiap faktor geologi. Teori tektonik lempeng sudah terbukti sungguh berkhasiat alasannya dapat memprediksikan peristiwa geologi dan menerangkan nyaris seluruh aspek dari apa yang kita lihat di Bumi. Seperti pembentukan gunung, gempa bumi, dan gunung merapi.
Dalam pertumbuhan teori yang tektonik lempeng, cukup banyak ilmuwan yang memberitahukan penelitiannya berbentuk teori yang kerap kali kita dengar kini ini.

Baiklah sahabat, inilah pembahasan kali ini tentang Teori Pembentukan Lempeng Bumi, semoga sobat semua mengetahui dan bermanfaat ilmunya J