Teori Bintang Kembar: Proses Pembentukan Tata Surya

teori bintang kembar

Teori bintang kembar – Proses pembentukan tata surya mampu diterangkan melalui beberapa teori yg berlainan. Salah satu teori yg menerangkan tentang pembentukan tata surya yakni teori bintang kembar. Terdapat pula beberapa teori yang lain, seperti teori nebula, teori ledakan gas, & teori big bang yg cukup populer.

Teori bintang kembar menjadi salah satu teori populer dlm proses pembentukan tata surya. Teori ini mengemukakan bahwa tata surya awalnya terbentuk dr dua bintang besar yg kembar. Kedua bintang ini mempunyai ukuran yg sangat besar, sehingga tatkala salah satu bintang meledak, serpihan & debu bertebaran di angkasa.

Debu tersebut kemudian diyakini akan bertambah besar & membentuk planet pada waktu yg kemudian. Sedangkan bintang yg tak meledak disebut selaku matahari. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai teori bintang kembar, silakan simak artikel ini hingga selesai.

Table of Contents

Pengertian Teori Bintang Kembar

Teori bintang kembar menerangkan bahwa tata surya pada mulanya terbentuk dr dua bintang besar & kembar. Salah satu bintang meledak & menghasilkan debu-debu yg kemudian membentuk planet-planet. Bintang lain yg tak meledak menjadi Matahari. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh RA Lyttleton pada tahun 1940 & kemudian dikemukakan kembali oleh Fred Hoyle pada tahun 1956.

Baca juga: Planet Merkurius: Planet Terkecil Beserta 11 Fakta Uniknya

Lyttleton

Menurut Lyttleton, salah satu bintang kembar meledak alasannya adalah benturan dgn meteor atau planet yg sangat besar. Sisa ledakan membentuk gas, debu, & bebatuan yg mengitari bintang lain & kemudian membentuk planet. Teori Lyttleton didasarkan pada penelitian sebelumnya yg menunjukkan adanya tata surya lain yg mempunyai bintang kembar.

Fred Hoyle

Sedangkan berdasarkan Fred Hoyle, dua bintang besar mengalami benturan yg menyebabkan salah satu bintang meledak & menciptakan serpihan. Serpihan tersebut terperangkap oleh gaya gravitasi bintang yg tak meledak & membentuk planet serta asteroid.

Baca juga: Planet Mars: Ciri-Ciri & 8 Fakta Uniknya

Teori Pembentukan Tata Surya

Ada empat teori lain dlm pembentukan tata surya selain teori bintang kembar. Keempatnya yaitu teori nebula, teori planetesimal, teori pasang surut & hipotesis bintang kembar. Berikut klarifikasi teori-teori tersebut:

Teori Nebula

Teori ini pertama kali direkomendasikan pada tahun 1755 oleh seorang filsuf asal Jerman berjulukan Immanuel Kant, & kemudian disempurnakan oleh Pierre de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, teori ini pula diketahui selaku teori kabut Kant-Laplace.

Menurut Kant, tata surya berasal dr nebula, yaitu gas atau kabut tipis yg sungguh luas & bersuhu tinggi yg berputar sangat lambat. Perputaran yg lambat tersebut menyebabkan terbentuknya fokus materi yg memiliki berat jenis tinggi, yg disebut inti massa.

Inti massa terbesar terbentuk di tengah, sementara yg lebih kecil terbentuk di sekitarnya. Inti-inti massa yg lebih kecil tersebut kemudian mendingin & berkembang menjadi planet-planet. Sementara itu, inti massa terbesar tetap dlm kondisi pijar & bersuhu tinggi, & menjadi Matahari.

Baca juga: Tata Surya: Pengertian, Teori, & Anggota Tata Surya

Teori Planetesimal

Pada awal abad ke-20, hebat astronomi Amerika Forest Ray Moulton bareng mahir geologi Thomas C. Chamberlain menyatakan bahwa tata surya berasal dr materi padat kecil yg disebut planetesimal.

Bahan padat tersebut mengelilingi inti berwujud gas & bersuhu tinggi. Kemudian, adonan dr bahan-bahan padat kecil tersebut membentuk planet-planet, sementara inti massa berwujud gas & bersuhu tinggi membentuk Matahari.

Teori Pasang Surut

Pada tahun 1917, astronom Jeans & Jeffreys menyatakan bahwa pada mulanya tata surya cuma terdiri dr Matahari tanpa adanya anggota lain. Planet-planet & anggota lainnya terbentuk karena adanya kepingan dr Matahari yg kepincut & terlepas oleh imbas gravitasi bintang yg melintas dekat Matahari.

Baca juga: Cara Wudhu Saat Puasa Beserta Dalilnya

Hipotesis Bintang Kembar

Salah satu hipotesis yg menerangkan perihal pembentukan tata surya, hipotesis ini menyatakan bahwa tata surya terbentuk dr awan gas & debu yg mengalami kontraksi gravitasi & kemudian terpecah menjadi dua pecahan yg kemudian masing-masing menjadi bintang.

Dalam hipotesis ini, bintang-bintang tersebut terbentuk dlm waktu yg sama & saling mengorbit satu sama lain. Teori ini sudah banyak diteliti & diterima oleh para mahir astronomi selaku salah satu kemungkinan dlm pembentukan tata surya.

Kesimpulan

Berdasarkan klarifikasi mengenai empat teori pembentukan tata surya yg telah diterangkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembentukan tata surya masih menjadi subjek yg intensif diteliti oleh para ilmuwan. Teori-teori yg berbeda tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat banyak yg belum dimengerti mengenai proses pembentukan tata surya.

Meskipun demikian, teori-teori tersebut menunjukkan wawasan yg berlainan mengenai proses terjadinya tata surya. Teori bintang kembar mengusulkan bahwa tata surya terbentuk dr materi yg terlempar akhir ukiran dua bintang yg melebur menjadi satu. Sedangkan teori nebula, teori planetesimal, & teori pasang surut mengusulkan pembentukan tata surya lewat insiden yg berbeda-beda, mirip pengembangan kabut gas, pembentukan bahan padat kecil, & pengaruh gravitasi bintang yang lain.

Seiring dgn pertumbuhan teknologi, diharapkan akan semakin banyak data & bukti yg didapatkan untuk mendukung salah satu dr teori-teori tersebut.

Referensi

  1. Hartono. (2018). Geografi: Pengantar & Aplikasi. PT Bumi Aksara.
  2. Nasa. (2022). Solar System Exploration: Formation.
  3. Redd, N. T. (2022). Binary Star Systems: Facts & Information.
  4. University of California Observatories. (n.d.). Binary Stars.
  5. University of Michigan. (n.d.). Planet Formation.

  Penelitian Kualitatif: Pengertian, Ciri, Tujuan, dan Contoh