Teladan Tugas Biologi Tentang Pembuatan Telur Asin

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas petunjuknya kami mampu menuntaskan makalah sesuai dengan tugas yang diamanahkan terhadap kami, sehingga makalah ini dapat teratasi secara tuntas. Dan pastinya dengan karunia-Nya jualah penulis mampu menyelesaikan penulisan Makalah ini  pada waktunya.
Harapan saya semoga makalah dengan judul “PEMBUATAN TELUR ASIN”ini menolong saya dalam panunjang penilaian dalam mata pelajaran Biologi ini, supaya menjadi lebih baik.
Makalah ini aku akui masih banyak kelemahan. Oleh kerena itu aku kehendaki kepada para guru, dan sahabat sekalian untuk menawarkan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga aku dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………….  1

A. Latar belakang ………………………………………………………………………………………………..  1
•    Rumusan masalah …………………………………………………………………………………………..  1
•    Tujuan …………………………………………………………………………………………………………..  1
•    Manfaat …………………………………………………………………………………………………………  1
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………  2
A. Analisis Proses ………………………………………………………………………………………………..  2
B. Proses Pembuatan …………………………………………………………………………………………….  3
C. Perbedaan Telur ……………………………………………………………………………………………….  4
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………………………..  5
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………..  5
B. Saran ………………………………………………………………………………………………………………  5

 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Telur yakni salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, gampang dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur gampang diperoleh dan harganya relatif murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai kuliner, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari 13 % protein, 12 % lemak, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuning telur. Kelemahan telur yaitu mempunyai sifat gampang rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan balasan serangan mikroorganisme lewat pori-pori telur. Oleh sebab itu perjuangan pengawetan sungguh penting untuk mempertahankan mutu telur.
Telur akan lebih berguna kalau direbus setengah matang dari pada direbus matang atau disantap mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, alasannya protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Kualitas telur diputuskan oleh: 
1) mutu bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur).
2) mutu bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur).
Umumnya telur akan mengalami kerusakan sesudah disimpan lebih dari 2 ahad di ruang terbuka. Kerusakan tersebut mencakup kerusakan yang terlihat dari luar dan kerusakan yang gres dapat diketahui sesudah telur pecah. Cara menanggulangi dengan pencucian telur bahwasanya hanya akan mempercepat kerusakan. Makara pada umumnya telur yang kotor akan lebih kekal daripada yang sudah dicuci. Penurunan kualitas telur sungguh dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dapa dilakukan pengasinan telur supaya dapat bertahan lebih lama.
•  Rumusan Masalah : Bagaimana proses pembuatan telur asin pada telur bebek?
•  Tujuan : Untuk mengenali proses pembuatan telur asin pada telur angsa.
• Manfaat : Dengan melakukan praktikum ini, dibutuhkan dapat berfaedah untuk memperbesar wawasan mahasiswa perihal pengawetan telur, salah satunya yaitu dengan dibentuk menjadi telur asin.
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Analisis Proses

Pembuatan telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan daya simpan telur. Secara tradisional telur asin biasanya dibentuk dari telur itik dan memiliki daya simpan antara 1-3 ahad. Ketahanan simpan ini dikarenakan kadar garam yang tinggi. Dalam pembuatan telur asin ini, yang digunakan ialah adonan dedak dan garam. Garam berfungsi selaku pencipta rasa asin dan sekaligus bahan pengawet sebab dapat meminimalkan kelarutan oksigen (oksigen dibutuhkan oleh basil), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein), dan menyerap air dari dalam telur.
Pengasinan telur biasanya dijalankan dengan dua cara, yaitu perendaman dalam larutan garam dan pemeraman oleh adonan gabungan garam dengan tanah liat, atau debu gosok atau debu bata merah Prinsip kedua cara tersebut ialah kekurangan cairan tubuh osmosis, adalah proses pengurangan air dari materi dengan cara membenamkan bahan   dalam suatu larutan berkonsentrasi tinggi, larutan tersebut memiliki tekanan osmosis tinggi. Dehidrasi osmosis (osmotic dehydration) ialah proses perpindahan massa secara simultan (countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut berpindah dari larutan ke dalam materi.
Perpindahan massa osmosis dinyatakan sebagai kehilangan air (WL,water loss) dan penambahan padatan, SG,solid gain). Aplikasi kehilangan cairan tubuh osmosis dalam proses pengasinan, terlihat dengan keluarnya air dari dalam telur bersama-sama dengan masuknya larutan garam ke dalam telur.
Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. NaCl mula-mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Ion chlor inilah yang sesungguhnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat perkembangan mikroba pada telur. Makin usang dibungkus dengan adonan, makin banyak garam yang merembes masuk ke dalam telur, sehingga telur menjadi makin baka dan asin. Lamanya telur dibungkus gabungan ini mesti diubahsuaikan dengan selera individu yang hendak mengonsumsinya.
Kebanyakan telur asin dibuat dari telur angsa, bukan dari telur ayam atau telur lainnya. Ada beberapa argumentasi mengapa telur asin dibentuk dari telur belibis, yaitu:
1. Cangkang telur angsa lebih tebal, sehingga telur bebek tidak mudah retak atau pecah. Ini akan besar lengan berkuasa pada saat proses pengasinan yaitu pada dikala telur direndam dalam gabungan media (media mampu berupa debu gosok atau watu bata) dengan garam. Karena adanya tekanan dan suhu yang kemungkinan naik, bila cangkang telur terlalu tipis, telur akan gampang pecah atau retak. Tebalnya cangkang telur bebek juga melindungi telur ketika telur digosok dengan amplas pada perlakuan pendahuluan sebelum pengasinan.
2. Pori-pori telur belibis lebih besar. Pori-pori ini akan sungguh berpengaruh pada dikala proses pengasinan alasannya adalah garam akan lebih mudah berpenetrasi ke dalam telur belibis. Jika pori-pori telur kecil, akan mengakibatkan penetrasi garam terhambat sehingga rasa telur jadi kurang asin. Bisa juga pengasinan dilakukan tetapi butuh waktu yang usang. Pori-pori telur belibis juga mampu diperlebar dengan cara menggosok telur dengan amplas halus.
3.  Nilai gizi telur belibis lebih tinggi. Di dalam telur bebek, banyak terkandung protein. Protein telur ini mengandung asam amino esensial yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat. Jumlah dan komposisi asam amino pada telur sungguh lengkap dan berimbang, sehingga mampu dipakai untuk pertumbuhan juga perubahan sel yang rusak. Begitu juga dengan kandungan lemak, hampir semua lemak dalam sebutir telur itik terdapat dalam kuning telurnya. Lemak pada telur ini terdiri dari trigliserida, fosfolipida, dan kolesterol.
 Fungsinya tentu sebagai sumber energi. Apalagi, lemak dalam telur tergabung dengan air sehingga lebih mudah dicerna baik oleh bayi, bawah umur, dan lanjut usia. Selain itu, bab kuning telur mengandung nyaris semua vitamin, kecuali vitamin C. Telur juga mengandung sumber mineral serta vitamin D alami kedua terbesar sesudah minyak hati ikan hiu. Mineral penting juga terkandung dalam telur di antaranya ialah besi, fosfor, kalsium, tembaga, iodium, magnesium, mangan, kalium, natrium, seng, klorida, dan welirang.
4. Masa simpan telur angsa lebih usang. Masa simpan telur bebek relatif lebih usang hal ini dipengaruhi oleh ketebalan cangkang yang bisa melindungi telur.

  Insan Ada 2 Macam

B.  Proses pembuatan telur asin ada beberapa bahan,dan alat yang perlu disediakan, ialah :

 BAHAN – BAHAN :
1) Telur bebek ;
2) Abu gosok;
3) Garam dapur;
4) Air higienis secukupnya .
 ALAT – ALAT

1) Ember plastik;
2) Panci atau kuali tanah;
3) Kompor ;
5) Wadah atau daerah penyimpan telur.
  CARA PEMBUATAN:
1)  Pilih telur yang bermutu baik;
2)  Bersihkan telur lalu lap hingga bersih;
3)  Buat gabungan yang berisikan adonan garam 3 setengah sendok dan debu gosok;
5)  Tambahkan air seperlunya;
6) Bungkus telur dengan campuran;
7) Simpan telur kedalam kawasan atau wadah yang tidak bisa selama 4 hari;
8) Bersihkan debu gosok yang masih menempel di telur;
9) Rebus telur sampai matang.
  Beberapa gambar ketika proses pembuatan telur asin:
C.     Perbedaan pada telur yang diasinkan yakni:
1) Terjadi pergeseran warna cangkang yaitu sebelumnya cangkang berwarnah putih dan sesudah diasinkan warna cangkang mulai sedikit kebiru-biruan.
2) Telur yang mula-mula tawar terasa asin.
3) Semakin usang telur asin dikemas dengan gabungan adonan maka telur akan terasa makin asin.
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan


1.  Rasa yang dihasilkan antara telur bebek,ayam,dan puyuh berbeda.telur angsa lebih asin dari pada telur ayam dan telur puyuh,oleh alasannya adalah itu mengapa telur bebek lebih banyak di gunakan sebagai materi baku telur asin alasannya adalah selain prosesnya lebih singkat telur belibis lebih kesat dan rasanya lebih enak di bandingkan dengan telur ayam dan telur puyuh.mengapa telur belibis lebih cepat asin alasannya bila daripada telur ayam dan puyuh telur belibis pori – porinya lebih besar,maka dari itu telur belibis proses pengasinannyalebih cepat. 
2.  Telur yang diasinkan bersifat stabil, mampu disimpan tanpa mengalami proses perusakan.
3.  Dengan pengasinan rasa bau telur akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya yummy.
4.  Garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin baka telur yang diasinkan, namun rasanya akan makin asin.
5.  Proses pengasinan telur bermaksud agar membuat telur menjadi lebih abadi.
6.  Proses masuknya garam ke dalam telur berjalan secara kehilangan cairan tubuh osmosis,  ion Na didapatkan dari garam sedangkan ion H+ berasal dari air , dengan demikian ion Na masuk kedalam telur dan kadar air berkurang, alhasil telur menjadi asin.

  Paten Duktus Arteriosus Merupakan

B.     Saran

Semakin lama waktu yang dipakai saat penyimpanan telur yang sedang diasinkan maka telur akan makin asin. Juga perebusan telur asin sebaiknya dikerjakan lebih lama, karena perebusan yang kurang lama menyebabkan tekstur telur masih cair.

Sumber :

Disusun Oleh: Kelompok 4
Danu Sukoco  (Ketua)
Nur Fadillah
Nola Aulia Geraldine
Natiara Berlianse
Dimas Yauri
Desi Dafira Dewi
Nandita
Bagas Roland

SMAN 1 KENDARI

Wallahu a’lam..