close

Teladan Soal Bahan Ihwal Dongeng Anak Bermain Curang

Cerita Anak “Bermain Curang”

Kelas jadi hingar bingar. Tepuk tangan terdengar menggema saat Antok mendapatkan kado dari Pak Efendi selaku pemenang lomba kaligrafi. Anakanak yang duduknya berjejer di belakang, meneriaki Antok dengan lantang.

Antok cuma tersenyum mendengar kebanggaan dari beberapa temannya. Ia merasa bangga. Namun, ada sesuatu yang disembunyikan dalam kemenangannya. Semua ini hanya beliau yang tahu.

Bel istirahat berbunyi. Antok mengajak beberapa anak pergi ke kantin Bu Iyah. Antok akan mentraktir mereka atas kemenangan yang diraihnya.
“Ayolah, kalian makan apa yang kalian suka. Tidak usah sungkansungkan,” kata Antok merasa senang.

Di daerah lain, Ali sedang memerhatikan Antok bareng kawankawannya. Mereka sepertinya bersenang-senang di kantin Bu Iyah. Padahal,

Ali tahu perihal seluruhnya. Ia tahu, kemenangan yang dicapai Antok hanyalah semu belaka. Dalam kontes tersebut, Antok bermain curang.

“Hai Ali, kenapa kau ada di sini? Kenapa tidak bergabung dengan mereka?” tanya Ramelan menepuk pundak Ali. Ali sedikit terkejut menyaksikan kehadiran sahabatnya itu.
“Undangannya terbatas, Lan.”
“Aku jadi heran, masak sih kau tidak diajak oleh Antok untuk makanmakan atas kemenangan yang diraihnya. Kamu kan teman sebangkunya, Ali!”
Ali termangu sesaat. Seolah ada sesuatu yang dipikirkan olehnya.

 Tepuk tangan terdengar menggema ketika Antok menerima hadiah dari Pak Efendi sebagai peme Contoh Soal Materi tentang Cerita Anak Bermain Curang

“Ada apa, Al? Tiba-datang paras kau pucat. Kamu sakit?” Ramelan merasa heran ketika menangkap pergantian itu.

Ali menggeleng. Entah mengapa, tiba-tiba saja Ali tidak bisa berdusta pada Ramelan. “Lan, bergotong-royong kemenangan Antok dalam perlombaan itu alasannya dia berbuat curang,” kata Ali berterus terang.

“Maksudmu?” Ramelan tertawa terbelalak sekaligus merasa penasaran dengan pernyataan sahabatnya.

  Pernyataan Yang Sesuai Dengan Isi Diagram Tersebut Yaitu ......

“Ya. Dalam perlombaan itu bahu-membahu yang menciptakan kaligrafi ialah kakaknya!”

“Dari mana kau tahu, Al?”
Aku melihatnya sendiri saat bermain ke tempat tinggal Antok. Dia memintaku untuk merahasiakannya pada orang lain.”

Kedua anak itu melongo beberapa saat. Ramelan tidak menduga kalau Antok akan seberani itu berbuat curang dalam perlombaan.

“Kaprikornus, alasannya adalah itu kamu tidak mau bergabung dengan mereka?” kata Ramelan memecah kebisuan itu.

“Aku tidak bisa menyimpan kebohongan terus-menerus, Lan. Kalau aku diam, berarti aku ikut andil mengotori dalam perlombaan itu. Makanya, saya mengembangkan cerita ini pada kamu, semoga saya tidak terus-menerus dihantui perasaan bersalah!”

“Berarti kemenangan Antok tidak murni!” kata Ramelan. Keesokan harinya, informasi itu begitu cepatnya tersebar dari verbal ke verbal.
Akhirnya, info itu menjadi rahasia biasa . Sebenarnya, tak sedikit anakanak yang mudah percaya dengan desas-desus itu. Selama ini, mereka mengenal Antok sebagai anak yang bagus. Rasanya mustahil, Antok melaksanakan perbuatan securang itu.

“Hari ini ada peran keahlian untuk kalian,” kata Pak Efendi pagi itu di depan kelas. “Bapak harap, peran ini dikerjakan di dalam kelas.”

Anak-anak mendadak sontak mendengung mirip bunyi kumbang.
“Tugas apa lagi, Pak?” protes Baskoro yang duduknya paling belakang.
“Membuat tulisan kaligrafi!”

Antok, yang duduknya sebangku dengan Ali, kagetbukan main. Bukan alasannya apa, tetapi selama ini Antok memang tidak bisa menulis Arab. Padahal, tempo hari dialah yang telah memenangkan perlombaan itu. Keringat masbodoh membasahi badan Antok.

Di dalam kelas, Pak Efendi mondar-mandir memantau muridnya. Sesampainya di kursi Antok, Pak Efendi memerhatikannya. Ia salah tingkah.

Keringatnya makin bercucuran membasahi keningnya.

  Soal Rekonsiliasi Bank

“Ada apa dengan kamu, Antok? Kamu sakit?” tanya Pak Efendi.
Antok menggeleng, tetapi tidak mampu berdusta pada Pak Efendi.

“Saya… saya tidak mampu mengerjakannya, Pak,” katanya dengan jujur.
“Lho, bukankah dalam perlombaan itu, kamu yang menang?” tanya Pak Efendi heran.
“Tapi… namun yang menciptakan kaligrafi itu bukan saya, Pak.”
“Lalu, siapa yang membuatnya?”
“Kakak aku.”

Anak-anak yang mendengar legalisasi Antok, jadi terkejut. Mereka tak menyangka, jikalau Antok akan berbuat curang dalam perlombaan itu. Kelas jadi ramai. Sebagian belum dewasa memaki Antok. Antok pun jadi aib sendiri.

Wajahnya tampak pucat. Ingin rasanya beliau menangis.
“Sudah, sudah, kalian jangan ramai! Kejadian ini peringatan buat kalian semua. Bukankah tempo hari Bapak sudah bilang, siapa saja yang berbuat curang pasti akan menanggung kesudahannya!” kata Pak Efendi.

Anak-anak melamun, tetapi persepsi mereka sinis ke arah Antok. Antok sendiri menundukkan parasnya. Malu sekali alasannya kecurangannya terbongkar.
(Sumber: Mentari, edisi 375, Tahun XXV, 28 April 2007, hlm. 12-13)

Contoh Soal Materi wacana Cerita Anak

Jawablah pertanyaan di bawah ini menurut isi kisah anak Bermain Curang yang sudah kau baca!

1. Antok ialah tokoh yang menang dalam lomba penulisan kaligrafi, tetapi kemenangan tersebut diraih sebab kecurangannya. Bagaimana pendapatmu tentang pernyataan tersebut?
2. Bagaimana sifat Ali? Apakah beliau tokoh yang suka berdusta?
3. Siapa tokoh yang akibatnya dapat membongkar kecurangan Antok?
4. Apa tujuan penulisan dongeng tersebut? Jelaskan menurut pendapatmu!
5. Nilai watak apa yang kamu dapatkan sesudah membaca kisah tersebut?