close

Teladan Puisi Perihal Hujan Selaku Materi Berguru Bahasa Dan Sastra

Visiuniversal—–Contoh-teladan Puisi perihal Hujan yang menggema di seluruh jiwa.. Hujan memang menjadi salah satu wangsit dari objek puisi yang tepat yang banyak dipakai untuk menciptakan suatu karya sastra yang indah. Hujan dimata manusia-insan romantis selalu menunjukkan sentuhan pada jiwa yang peka, dalam hujan ada kerinduan, keinginan dan keindahan tentang cinta baik secara sendiri maupun cinta secara universal.

contoh Puisi tentang Hujan yang menggema di seluruh jiwa CONTOH PUISI TENTANG HUJAN SEBAGAI BAHAN BELAJAR BAHASA DAN SASTRA
Gambar Wanita dan Hujan Foto: Pixabay.com


Di bawah ini ada beberapa pola dari puisi yang bertemahujan, oleh penyairnya di tuangkan dengan estetika sastra yang dapat membuat kita masuk dalam dimensi ruang yang membawa pada kesyahduan, Puisi ihwal hujan dan aspek-aspeknya ini dapat kita simak dalam puisi-puisi di bawah ini :

Hujan di Bulan Juni

Karya: Prof. Sapardi Djoko Damono


Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon yang berbunga itu


Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapuskannya jejak-jejak kakinya

Yang tidak yakin di jalan itu


Tak ada yang lebih berakal

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar

Pohon bunga itu


* * * 

VIDEO YOUTUBE PUISI HUJAN DI BULAN JUNI



Hujan dan Namamu

Karya: E. Natasha


Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa

Benak menyapa raut paras yang hampir karam

Dalam lautan mimpi sang penghirup malam

Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia


Dia yang menjajal membaca arah

Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara

Berdiri sendiri mencoba mengenal bunyi kerinduan

Adakah ia disana masih terpaku memandang kenangan


Kemana kamu akan berlari

  √ Rarakitan Sisindiran; Pengertian, Jenis dan Contohnya

Melepas pagi dan menjajal memutar mentari

Apakah kamu masih terlelap dan terus berimajinasi

Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi


Kenangan hujan memanggilmu dan tetap memanggil namamu

Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu era lalu

Bulan di sana masih merindukanmu

Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu

 

* * *

VIDEO YOUTUBE PUISI HUJAN DAN NAMAMU



Setetes Kenangan dalam Hujan

Karya: Tarisya Widya Safitria


Dulu

Saat semburat merah jingga nan bagus

Saat gumpalan kapas gelap bersanding bareng cakrawala

Tetes kehidupan jatuh serempak

Memborbardir ribuan kilometer lahan


Impresi menguap di atas tanah

Larut bareng parfum hujan

Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan

Tersemat cantik indahnya janji periode depan

Penuh kebahagiaan semu berselimut berair


Kini,

Beradu dengan nestapa

Menatap ajakan hina yang menyayat jiwa

Menusuk hingga rindu menyeruak keluar

Dengan satu tarikan nafas gelisah


* * *


Kenangan di Basah Hujan

Karya: Rayhandi


Di basah itu memori tersangkut

Menyanyut ingat membara baying

Terlihat warna di pucuk mata

Kurasa memori menari bernyanyi berputar


Masih teringat olehku

Kenyataan yang menggenggam

Hangat menguat melawan masbodoh

Terbawa sampai ke ulu hati


Aku tidak mau melupa

Rasa di bidang merah masih menyenja

Di baying barat rasa itu kugantung

Bersama hujan ia melebur


Hujannya deras terasa

Merangkak mencari celah

Batu keras memukulku

Terngiang ingin mengapak


Aku belum larut menjadi abu

Aku masih menjadi kenangan yang takkan raib

Menjadi sepertiga ingatan yang hidup di hujan malam

Aku masih menjadi dongeng untuk hari ini dan selamanya


* * *


Musim Hujan

Karya: Rayhandi


Disini kasih

Berbalut selimut menghangat raga

Dingin terasa hingga sampai ke tangan

  √ Patokan dan Contoh Pupuh Gambuh Sunda

Merambah mencari celah

 

Hujan kali ini begitu berlawanan

Berbeda alasannya di ujung malam

Sepi mencekam jenuh

Bermain kantuk membutakan mata

 

Aku masih disini

Masih menjadi beku yang tak hangat

Terasa sesak tatkala tertatap

Mungkin hambar menjadi penawar 


Atap dan daun rimbun jadi saksi

Bahwa bening mencumbu hijau

Terlarut berair meninggal subur

Penawar di musim kemarau


* * *


Hujan dan Kebersamaan

Karya: Dedik B


Hujan ini mengingatkanku pada angan

Pada kebersamaan pernah kita laksanakan

Setiap orang menarikan imajinasi yang disampaikan

Melalui kertas putih tak dibutuhkan


Langit terasa gelap mencekam

Air berjatuhan tanpa memberi peluang

Hawa acuh taacuh menusuk pori-pori badan

Semangat tetap tak terbantahkan


Ada yang tidur dengan kesakitan

Ada yang merenung dengan kesendirian

Ada yang ragu dalam penyampaian

Ada pula cinta dalam kebersamaan


Kasih ku tatap mata tajam

Ada kerinduan terlalu dalam

Seperti tanah gersang merindukan hujan

Kasih jikalau hujan telah tiada

Adakah kebersamaan kita tetap terjaga?


Setiap kejadian melahirkan suka dan duka

Dan menjadi penyebab guncangan jiwa.


* * *


Demikian pola puisi yang diciptakan penyair dan senimannya sebab terinspirasi dari hujan, semoga pola puisi ini mampu memperlihatkan wangsit juga untuk menciptakan puisi yang bertemakan hujan, baik untuk peran-peran sekolah atau kuliah maupun untuk karya sendiri yang mampu kita publikasikan menjadi karya seni sastra puisi yang mampu memperindah dunia. Terimakasih telah berkujung kembali di blog visiuniversal ini, agar sehat dan berhasil senantiasa. 

Source:

Mata Sastra