Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang tidak yakin di jalan itu
Tak ada yang lebih berakal
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar
Pohon bunga itu
* * *
VIDEO YOUTUBE PUISI HUJAN DI BULAN JUNI
Hujan dan Namamu
Karya: E. Natasha
Senandung lagu mendekap lirih romansa jiwa
Benak menyapa raut paras yang hampir karam
Dalam lautan mimpi sang penghirup malam
Melawan hujan, mereguk jejak tanpa nama dunia
Dia yang menjajal membaca arah
Dalam gelap, memanggil cahaya yang tersembunyi di balik aksara
Berdiri sendiri mencoba mengenal bunyi kerinduan
Adakah ia disana masih terpaku memandang kenangan
Kemana kamu akan berlari
Melepas pagi dan menjajal memutar mentari
Apakah kamu masih terlelap dan terus berimajinasi
Memuja cinta tanpa rasa haus duniawi
Kenangan hujan memanggilmu dan tetap memanggil namamu
Meski luka mencoba menjauhkan dirimu dari putaran waktu era lalu
Bulan di sana masih merindukanmu
Untuk kembali padanya, tanpa menghapus tangisan hujan di wajahmu
* * *
VIDEO YOUTUBE PUISI HUJAN DAN NAMAMU
Setetes Kenangan dalam Hujan
Karya: Tarisya Widya Safitria
Dulu
Saat semburat merah jingga nan bagus
Saat gumpalan kapas gelap bersanding bareng cakrawala
Tetes kehidupan jatuh serempak
Memborbardir ribuan kilometer lahan
Impresi menguap di atas tanah
Larut bareng parfum hujan
Di bawah rintik-rintik nikmat Tuhan
Tersemat cantik indahnya janji periode depan
Penuh kebahagiaan semu berselimut berair
Kini,
Beradu dengan nestapa
Menatap ajakan hina yang menyayat jiwa
Menusuk hingga rindu menyeruak keluar
Dengan satu tarikan nafas gelisah
* * *
Kenangan di Basah Hujan
Karya: Rayhandi
Di basah itu memori tersangkut
Menyanyut ingat membara baying
Terlihat warna di pucuk mata
Kurasa memori menari bernyanyi berputar
Masih teringat olehku
Kenyataan yang menggenggam
Hangat menguat melawan masbodoh
Terbawa sampai ke ulu hati
Aku tidak mau melupa
Rasa di bidang merah masih menyenja
Di baying barat rasa itu kugantung
Bersama hujan ia melebur
Hujannya deras terasa
Merangkak mencari celah
Batu keras memukulku
Terngiang ingin mengapak
Aku belum larut menjadi abu
Aku masih menjadi kenangan yang takkan raib
Menjadi sepertiga ingatan yang hidup di hujan malam
Aku masih menjadi dongeng untuk hari ini dan selamanya
* * *
Musim Hujan
Karya: Rayhandi
Disini kasih
Berbalut selimut menghangat raga
Dingin terasa hingga sampai ke tangan
Merambah mencari celah
Hujan kali ini begitu berlawanan
Berbeda alasannya di ujung malam
Sepi mencekam jenuh
Bermain kantuk membutakan mata
Aku masih disini
Masih menjadi beku yang tak hangat
Terasa sesak tatkala tertatap
Mungkin hambar menjadi penawar
Atap dan daun rimbun jadi saksi
Bahwa bening mencumbu hijau
Terlarut berair meninggal subur
Penawar di musim kemarau
* * *
Hujan dan Kebersamaan
Karya: Dedik B
Hujan ini mengingatkanku pada angan
Pada kebersamaan pernah kita laksanakan
Setiap orang menarikan imajinasi yang disampaikan
Melalui kertas putih tak dibutuhkan
Langit terasa gelap mencekam
Air berjatuhan tanpa memberi peluang
Hawa acuh taacuh menusuk pori-pori badan
Semangat tetap tak terbantahkan
Ada yang tidur dengan kesakitan
Ada yang merenung dengan kesendirian
Ada yang ragu dalam penyampaian
Ada pula cinta dalam kebersamaan
Kasih ku tatap mata tajam
Ada kerinduan terlalu dalam
Seperti tanah gersang merindukan hujan
Kasih jikalau hujan telah tiada
Adakah kebersamaan kita tetap terjaga?
Setiap kejadian melahirkan suka dan duka
Dan menjadi penyebab guncangan jiwa.
* * *
Demikian pola puisi yang diciptakan penyair dan senimannya sebab terinspirasi dari hujan, semoga pola puisi ini mampu memperlihatkan wangsit juga untuk menciptakan puisi yang bertemakan hujan, baik untuk peran-peran sekolah atau kuliah maupun untuk karya sendiri yang mampu kita publikasikan menjadi karya seni sastra puisi yang mampu memperindah dunia. Terimakasih telah berkujung kembali di blog visiuniversal ini, agar sehat dan berhasil senantiasa.
Source:
Mata Sastra