Pernahkah kalian mengamati sebidang lahan atau kebun yang dibiarkan lama tidak dikelola?.
Apa yang kalian dapati disana?. Atau lihat saja rumah yang tidak diurus selama beberapa tahun?. Apa yang berbeda dari lingkungan di sana?.
Pasti akan rimbun dengan semak-semak lalu perlahan pohon-pohon kecil mulai berkembang kan?.
Sawah yang dibiarkan tidak digarap akan ditumbuhi rumput ilalang dan jikalau usang kelamaan akan ditumbuhi semak belukar.
Dan jika dibiarkan lama sampai puluhan ratusan tahun maka akan menjadi hutan lebat lalu.
Tampak bahwa komunitas mengalami pergeseran. Dalam masalah tadi mulanya sawah cuma ada rerumputan, lalu didominasi oleh komunitas flora perdu dan balasannya akan didominasi oleh komunitas flora kayu. Pergantian dominasi itu diketahui sebagai suksesi ekologi.
Contoh suksesi alam |
Suksesi ekologi yang terjadi di alam ini dapat dimulai ketika permukaan bumi hanya berupa batuan hasil vulkanisme purba saja. Contohnya letusan Merapi tahun 2010 menyebabkan lereng gunungnya ditutupi debu vulkanik dan watu.
Dua bulan kemudian batuan di sekitarnya masih panas dan tidak ada mahluk apapun ditemui di sana.
Lalu setahun kemudian muncul lumut yang hidup di atas batu yang lembab. Lumut ini merupakan organisme pertama yang diketahui sebagai organisme perintis (pioner) karena organisme laini belum mampu hidup di lingkungan berbatu.
Tahun berikutnya muncul rumput kemudian biji-biji yang diterbangkan angin dan hingga di lereng gunung dan tumbuhlah pohon lain. Lima tahun berselang beragam serangga, hewan mamalia dan lainnya timbul di lereng gunung Merapi.
Di negara kita, porses dari batuan sampai menjadi hutan belantara membutuhkan waktu antara 100-150 tahun sementara di negara beriklim sedang waktunya mampu mencapai 500 tahunan.
Suksesi ekologi seperti yang dijelaskan di atas terus berlangsung secara berkelanjutan hingga mencapai suatu keadaan seimbang yang dikenal dengan komunitas titik puncak. Jika klimaks terjadi maka suksesi akan terhenti.
Ini bukan mempunyai arti pemanfaatn energi juga terhenti cuma saja terdapat keseimbangan antara energi yang disimpan dengan energi yang digunakan. Komponen ekosistem juga mengalami keseimbangan.
Klimaks dan keseimbangan ekosistem tidak membisu atau statis melainkan berproses atau dinamis.
Jika hutan klimaks mengalami gangguan contohnya dijarah atau terbakar maka dengan segera akan ada pohon gres mengambil alih pohon yang hilang tadi.
Dengan kata lain ekosistem memiliki daya pemulihan kembali atau disebut daya lenting lingkungan. Namun daya lenting ini mempunyai proses usang dan jikalau lingkungan dirusak dengan cepat maka daya lenting lingkungan pun tidak bisa melampauinya.
Gambar: http://www.physicalgeography.net/