Pertanian adalah aktivitas yang turun temurun dijalankan penduduk Indonesia.
Kegiatan pertanian ialah jati diri bangsa Indonesia sehingga mesti terus berkesinambungan.
Pertanian berkelanjutan yakni pemanfaatan sumber daya alam terbarukan dan tak terbarukan untuk proses produksi pertanian dengan meminimalisir imbas negatif kepada lingkungan.
Sejak abad revolusi hijau di Indonesia, kegiatan pertanian terus meningkat dengan datangnya teknologi dan varietas baru untuk mempertahankan ketahanan pangan nusantara.
Lalu seperti apa ciri-ciri pertanian berkesinambungan?. Pertanian berkesinambungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Secara ekonomi menguntungkan dan mampu dipertanggungjawabkan. Artinya, menghasilkan keuntungan dari produksi pertanian yang stabil dengan risiko yang mampu ditolerir.
b. Berwawasan ekologis. Artinya, memelihara kualitas agroekosistem dengan mempertahankan keseimbangan ekologi dan konservasi keanekaragaman hayati.
c. Berkeadilan sosial. Artinya, sistem pertanian menjamin keadilan bagi semua lapisan penduduk dalam jalan masuk, pengawasan kepada lahan, modal, isu, dan pasar.
d. Manusiawi dan menghargai budaya lokal. Artinya, menghargai eksistensi organisme dan budaya lokal, mirip tradisi pertanian.
e. Beradaptasi. Artinya, mampu menyesuaikan diri kepada pergantian kondisi pertambahan populasi dan perubahan ajakan pasar.
Indikator Pertanian Yang Berkelanjutan
a. Produktivitas pertanian berkualitas dengan kuantitas mencukupi.
b. Stabilitas produksi hasil pertanian.
c. Sustainabilitas berupa ketahanan sistem kebijaksanaan daya pertanian.
d. Ekuitabilitas bersifat adil (merata) dalam memberikan laba dari buatan
pertanian terhadap banyak orang.
Dimensi Pembangunn Berkelanjutan Pertanian
Pembangunan berkelanjutan dalam bidang pertanian berorientasi pada tiga dimensi
selaku berikut.
a. Dimensi Ekonomi
Menekankan pada aspek pemenuhan kebutuhan ekonomi insan, baik untuk generasi kini maupun generasi mendatang.
b. Dimensi Sosial
Berkaitan dengan kebutuhan untuk kemakmuran sosial. Ditunjukkan dalam bentuk preservasi (pengawetan) keragaman budaya lokal dalam metode pertanian dan sumbangan terhadap suku minoritas.
c. Dimensi Lingkungan
Menekankan pada stabilitas ekosistem yang meliputi sumber daya hayati, tanah, air, agroklimat, kesehatan, dan ketentraman lingkungan.
Fungsi Pertanian Berkelanjutan
Pertanian berkesinambungan memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Menggunakan sumber daya alam secara efisien.
b. Meningkatkan mutu hidup petani dan masyarakat secara keseluruhan.
c. Menggunakan sumber daya yang tersedia di lahan pertanian secara terintegrasi.
d. Meningkatkan mutu lingkungan dan sumber daya alam berdasarkan keperluan
ekonomi pertanian.
e. Memenuhi kebutuhan pangan dan serat insan.
Asas Pertanian Berkelanjutan
a. Sumber daya biologis mesti dimanfaatkan atau dikontrol sesuai dengan kemampuan
alamiahnya. Apabila melebihi batas kesanggupan alamiahnya dapat digunakan
teknologi yang tidak menjadikan masalah serius.
b. Kualitas lingkungan hidup dan produktivitas sumber daya alam diwariskan minimal
harus sama dengan kualitas lingkungan hidup dan produktivitas sumber daya alam
dari generasi sebelumnya.
c. Penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbarui lebih diprioritaskan. Tingkat
penggunaannya harus sama dengan tingkat pembentukan alamiahnya dan harganya
harus menimbang-nimbang kelangkaannya.
d. Teknologi pertanian yang diterapkan tidak mengurangi keanekaragaman alamiahnya
dan ialah teknologi sempurna guna yang berwawasan lingkungan.
e. Pengelolaan usaha tani diarahkan pada penggunaan beberapa sumber daya alam
secara terpadu (integrated and multiple use of natural resources).
f. Pemanfaatan material dalam perjuangan tani mesti membentuk rantai alamiah sepanjang
mungkin. Artinya pengelolaan perjuangan tani mesti berupaya memperpanjang siklus
ekologis.
g. Penggunaan material dalam perjuangan tani tidak mengganggu dinamika ekosistem.
h. Usaha tani tidak mengakibatkan limbah. Apabila mengakibatkan limbah masih dapat
dikendalikan.
i. Kuantitas dan mutu buatan pertanian mesti melebihi kuantitas dan kualitas
produk bikinan atau produk sintetiknya.
j. Kuantitas dan kualitas komoditas pertanian yang dihasilkan harus mampu memenuhi
kebutuhan minimal insan.
Gambar: disini