Teks Editorial – Pernahkah anda menemukan sebuah teks dimana isinya ialah suatu usulan eksklusif dr seseorang mengenai suatu dilema yg terjadi. Jika sudah pernah, maka anda dengan-cara sadar maupun tak sadar sudah membaca suatu teks editorial. Namun dapatkah anda membedakan antara teks editorial dgn teks yang lain, berikut akan kami jabarkan dengan-cara rinci dibawah ini !
Daftar Isi
Pengertian
Teks editorial merupakan sebuah postingan pada surat kabar dimana berupa pertimbangan maupun pandangan redaksi kepada kejadian yg nyata maupun yg sedang menjadi perbincangan hangat.
Isu atau masalah kasatmata itu dapat berupa masalah politik, sosial, ataupun ekonomi dimana berhubungan dgn politik. Contoh isu yg sering diangkat contohnya wacana peningkatan bbm, reshuffle kabinet, kebijakan impor, peningkatan inflasi & sebagainya. Teks editorial biasanya akan timbul dengan-cara rutin di koran maupun majalah.
Teks editorial merupakan opini atau pendapat, dimana ditulis oleh redaksi sebuah media kepada isu faktual di masyarakat tertentu. Opini yg ditulis oleh redaksi itu dianggap sebagai persepsi resmi penerbit maupun media terhadap sebuah isu konkret tersebut.
Walaupun teks editorial merupakan opini atau pendapat, tetapi dlm penulisannya tak dapat sembarang pilih. Penulisan usulan / opini mesti dilengkapi dgn sebuah fakta, bukti & alasan yg memang logis.
Pengertian Menurut Para Ahli
Menurut Dja’far H Assegaf dlm bukunya yakni “jurnalistik masa kini” dimana dikutip dr Lyle Spencer dalam “editoril writing”, tajuk rencana merupakan pernyataan mengenai sebuah fakta & opini dengan-cara singkat, logis, menawan dimana ditinjau dr segi penulisan & bermaksud untuk mensugesti pendapat maupun menunjukkan interpretasi terhadap suatu info yg menonjol sebegitu rupa sehingga bagi pada umumnya pembaca surat kabar akan mendengarkanpentingnya arti info yg ditajukkan tadi (Dja’far H. Assegaff : 1991).
Tujuan
Didalam teks editorial ini mempunyai tujuan, ialah sebagai berikut :
- Mengajak pembaca untuk ikut serta berpikir ihwal isu positif yg sedang hangat dibicarakan maupun sedang terjadi di kehidupan sekitar kita.
- Untuk memberikan opini maupun pandangan redaksi pada pembaca kepada isu yg sedang terjadi atau berkembang.
Baca Juga : Kata Ganti
Fungsi
Nah teks ini pula memiliki beberapa fungsi, diantaranya merupakan selaku berikut :
- Fungsi tajuk planning biasanya menjelaskan informasi & jadinya pada penduduk .
- Memberi latar belakang dr kaitan isu tersebut kepada kenyataan sosial & faktor yg mempengaruhi akan lebih menyeluruh.
- Terkadang terdapat analisis keadaan yg berfungsi untuk merencanakan penduduk akan kemungkinan yg dapat terjadi.
- Meneruskan evaluasi moral kepada gosip tersebut.
Ciri-Ciri
Berikut beberapa ciri teks editorial ialah :
- Topik goresan pena teks editorial selalu hangat (dimana sedang berkembang & dibicarakan dengan-cara luas oleh masyarakat), bersifat aktual & faktual.
- Teks editorial bersifat sistematis serta logis.
- Teks editorial ialah sebuah opini / usulan yg bersifat argumentative.
- Teks editorial menawan untuk dibaca, sebab ditulis dengan memakai kalimat yg singkat, padat serta jelas.
Struktur Penyusun
Didalam teks ini memiliki struktur penyusunnya, merupakan sebagai berikut :
1. Pernyataan Pendapat (Tesis)
Pada penggalan ini berisi sudut pandang penulis mengenai duduk perkara yg dibahas, biasanya berisi sebuah teori dimana akan diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi
Argumentasi ialah suatu alasan atau bukti dimana dipakai guna memperkuat pernyataan dlm tesis. Argumentasi biasanya berupa pertanyaan lazim atau data hasil observasi, pernyataan para hebat, ataupun fakta-fakta berdasarkan pada referensi yg dapat diandalkan.
3. Pernyataan / Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)
Pada potongan ini berisi penegasan ulang pendapat dimana didukung oleh fakta di penggalan alasan guna memperkuat atau memastikan. Penegasan ulang berada di pecahan final teks ini.
Kaidah Kebahasaan
Didalam kaidah kebahasaan pada teks editorial ini tak jauh berbeda dgn teks prosedur kompleks, dimana memakai verba material.
1. Adverbia
Hal ini bertujuan biar pembaca meyakini teks yg dibahas dgn menggunakan kata keterangan, seperti : senantiasa, sering, biasanya, kadang-kadang, jarang & sebagainya.
2. Konjungsi
Konjungsi ialah suatu kata penghubung pada teks, misalnya ialah : seperti bahkan & lain sebagainya.
3. Verba Material
Verba ini merupakan verba yg membuktikan perbuatan fisik maupun insiden.
4. Verba Rasional
Verba rasional adalah verba yg menunjukan suatu relasi intensitas (Pengertian B ialah C) & milik (Mengandung pengertian B mempunyai C).
5. Verba Mental
Verba mental merupakan verba yg menunjukan persepsi (menyaksikan, & yang lain), afeksi (khawatir & yang lain), & kognisi (mengetahui & lainnya). Pada verba mental ada partisipan pengindra & fenomena.
Baca Juga : Kata Kerja
Jenis-Jenis
Teks editorial dibagi menjadi berbagai macam, berikut penjelasannya :
1. Interpretaive Editorial
Pada jenis ini bermaksud untuk menjelaskan isu dimana dgn menyuguhkan fakta & figur untuk memberikan wawasan.
2. Controversial Editorial
Bertujuan untuk meyakinkan pembaca pada impian maupun menumbuhkan kepercayaan pembaca kepada sebuah isu yg sedang terjadi. Dalam editorial ini lazimnya pertimbangan yg berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
3. Explantory editorial
Editorial ini menyajikan duduk perkara atau isu dimana agar dinilai oleh pembaca. Umumnya teks editorial ini bertujuan untuk mengidentifikasi suatu masalah serta membuka mata penduduk untuk memperhatikan suatu isu tersebut.
Contoh Teks Editorial Pada Surat Kabar
Sedia Mitigasi Sebelum Bencana
Tim Redaksi Lampung Post 09 Aug 2018 – 1:30 199
SEDIA payung sebelum hujan, hal ini menjadi ungkapan yg diajarkan nenek moyang serta menjadi standar untuk mengantisipasi setiap masalah yg akan datang atau yg akan terjadi. Untuk itulah pemerintah menggaungkan program mitigasi untuk setiap kawasan yg riskan peristiwa.
Sudah selayaknya pemerintah menggelar aneka macam upaya pencegahan, kesiapsiagaan, perayaan dini, antisipasi, & mitigasi hingga penanggulangan becana. UU No 24/2007 mengenai wacana Penanggulangan Bencana, dimana pada pasal 5 menyebutkan pemerintah & pemerintah kawasan menjadi penanggung jawab didalam penyelenggaraan penanggulangan peristiwa yg ada.
Tolok ukur kesiagaan & mitigasi yg dilaksanakan pemerintah itu tercermin dr gempa yg terjadi dua kali di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Gempa pertama terjadi sempurna pada 28 Juli 2018 dgn kekuatan 6,4 skala Richter (SR) serta tak ada korban jiwa. Disamping itu, tak terjadi tsunami di sepanjang pantai Lombok Utara itu.
Dan sepekan kemudian, pada 5 Agustus 2018 gempa kembali mengguncang Lombok Utara, ketika warga sedang menunaikan salat magrib. Kali ini gempa berkekuatan makin dahsyat, yakni 7 SR. Walau tak terjadi tsunami, korban jiwa jatuh sangat banyak. Ratusan warga meninggal dunia terkena reruntuhan bangunan ketika gempa itu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh. Sementara Badan Meteorologi Klimatologi & Geofisika (BMKG) berteori jika gempa pertama ialah suatu pendahuluan, sementara gempa utamanya maupun main earthquake pada 5 Agustus dgn kekuatan 7 SR. Selanjutnya gempa susulan dgn kekuatan yg relatif lebih kecil atau rendah.
Jika disimak dr penjelasan dua tubuh pemerintah yg dipercaya untuk mengatasi bencana itu, mempunyai arti sudah ada prediksi bahwa Lombok Utara yakni daerah riskan gempa. Sebab, kawasan itu berada di atas patahan lempeng bumi, sehingga jauh hari mestinya sudah bisa dilaksanakan mitigasi peristiwa.
Pengertian mitigasi sendiri sesuai dgn UU 24/2007 itu adalah upaya menghemat risiko bencana bagi penduduk yg berada pada kawasan beresiko tragedi. Hal itu bermakna di kawasan Lombok Utara sebaiknya sudah dilaksanakan upaya itu, setidaknya sosialisasi pada masyarakat menghadapi gempa. Sosialisasi konstruksi bangunan antigempa serta jalur-jalur evakuasi telah disediakan.
Selanjutnya Lampung pula ialah tergolong daerah rawan tragedi gempa bumi, terkait posisi Bumi Ruwa Jurai di atas patahan lempeng Eurasia serta Indo-Australia. Sehingga akan ada bahaya korban jiwa, jika pemerintah teledor untuk menyediakan mitigasi sebelum bencana itu tiba, penderitaan bagi masyarakat banyak akan menjadi panorama tragis yg tak mampu terelakkan lagi.
Jangan hingga balasan kurangnya mitigasi, bencana yg tiba akan memakan banyak korban. Apalagi bila mitigasi & penanggulangan bencana cuma dijadikan proyek. Maka, korban yg sudah sangat terluka justru makin menjerit pada dalamnya sakit. Sedia mitigasi sebelum peristiwa datang menerjang ialah keharusan.
Baca Juga : Teks Iklan
Tipe teks untuk mengedit
Teks editorial mempunyai beberapa faedah, diantaranya merupakan :
1. Memberikan informasi pada para pembaca
2. Bermanfaat biar mampu merangsang fatwa pembaca
3. Teks editorial terkadang bisa menggerakkan pembaca untuk segera bertindak atau melakukan tindakan.
1. Adverbia
2. Konjungsi
3. Verba Material
4. Verba Rasional
5. Verba Mental
Demikianlah pembahasan artikel kali ini, gampang-mudahan berguna & menjadi ilmu pengetahuan baru bagi para pembaca.