close

Teknologi Hijau : Arsitektur Hijau

 Oleh : Adilah Nur Imani (@T31-Adilah)


1. Abstrak

Pemanfaatan teknologi hijau di dalam industri materi bangunan terus meningkat setiap tahunnya. Dirjen Agro Industri Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan kebijakan strategis yang dijalankan pemerintah dalam pengembangan industri materi bangunan yakni pemanfaatan tek nologi ramah lingkungan atau teknologi hijau. Adapun, yang dimaksud dengan teknologi hijau yaitu teknik untuk menciptakan energi dan/atau produk yang tidak mencemari lingkungan hidup. Sekarang makin banyak industri yang masuk dalam tolok ukur industi hijau. Untuk industri bahan bangunan terus meningkat alasannya ada im provisasi. Bangunan hijau, lanjutnya, menerima perhatian penting di bidang teknologi hijau. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan rumah atau infrastruktur yang ramah lingkungan ketika ini sudah menjadi tren.

Kata Kunci : teknologi, arsitektur, hijau, industri, lingkungan.

 

2. Abstract

The use of green technology in the building materials industry continues to increase every year. Director General of Agro-Industry at the Ministry of Industry Panggah Susanto said the government’s strategic policy in developing the building materials industry is the use of environmentally friendly technology or green technology. Meanwhile, what is meant by green technology is a technique to produce energy and/or products that do not pollute the environment. Now more and more industries are included in the green industry criteria. The building materials industry continues to increase because there are improvisations. Green buildings, he continued, receive important attention in the field of green technology. Everything related to the construction of environmentally friendly houses or infrastructure has now become a animo.

Keywords: technology, architecture, green, industry, environment.

 

3. Pendahuluan

Banyak observasi canggih memperlihatkan bahwa problem pemanasan global yang terjadi saat ini disebabkan oleh perilaku insan. Di kala revolusi industri 50 tahun terahir ini penduduk dunia telah memakai sumber energi yang tak terpulihkan yang terlampau banyak dan sudah menghancurkan 50% dari hutan dunia. Penggundulan hutan sudah menetralisir kemampuan untuk menyerap emisi karbon sehingga memacu terjadinya pergeseran iklim. Sejak Perang Dunia II jumlah kenderaan bermotor di dunia bertambah sekitar 40 juta menjadi 680 juta, yang ialah penyumbang emisi carbon dioksida pada atmosfer.

  Kimia Industri Dan Kimia Lingkungan

 

4. Rumusan Masalah

1. Apa itu teknologi hijau?

2. Apa itu arsitektur hijau?

3. Apa saja faedah arsitektur hijau?

4. Bagaimana sertifikasi arsitektur hijau?

 

5. Tujuan

1. Memahami teknologi hijau.

2. Memahami arsitektur hijau.

3. Mengetahu
i faedah arsitektur hijau.

4. Mengetahui sertifikasi arsitektur hijau.

 

6. Pembahasan

A.  Teknologi Hijau

Teknologi Hijau yakni Teknologi yang mempertimbangkan penghematan dalam penggunaan sumberdaya alam dan menjaga keberlangsungan ketersediaannya serta meminimalisasi dampak negatif bahkan berupaya memajukan mutu hidup insan, oleh sebab itu desain arsitektur yang menyanggupi patokan usulantersebut disebut “Arsitektur ber Teknologi Hijau”. Adapun referensi “Green Concept” yang digunakan sebagai alat ukur tingkatan Hijau diambil dari tolok ukur BREEAM (Building Research establishment’s Environmental Assessment Method-Inggris-1990) diturunkan oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) pada Greeship Home Checklist Assessment atau Sistim Penilaian Hijau untuk Kelompok Bangunan Hunian. (Asriningpuri Handajani. 2015).

B. Arsitektur Hijau

Menurut Asriningpuri Handajani (2015), bahwa bermacam – macam pengertian Arsitektur Hijau dikemukakan para pemerhati lingkungan binaan. Pengertian-pengertian tersebut sejatinya merujuk pada hal yang serupa adalah bahwa Arsitektur Hijau yaitu lingkungan binaan yang selaras dan menyatu dengan alam sehingga dapat memakai sumberdaya secara efisien, tidak menambah beban serta tidak menimbulkan turunnya kualitas lingkungan dengan tetap memenuhi prinsip kenyamanan, keselamatan, keselamatan, dan kesehatan. Berikut ini ialah dua definisi Arsitektur Hijau, dilihat dari sudut pandang yang berlainan.

Pertama, menurut GBCI (Green Building Council Indonesia, 2010), bahwa bangunan hijau (green building) adalah bangunan gres yang direncanakan dan dilakukan atau bangunan telah terbangun yang dioperasikan dengan mengamati faktor-faktor lingkungan /ekosistem dan memenuhi kinerja: bijak guna lahan, ekonomis air, irit energi, irit bahan minimalisir limbah, dan kualitas udara dalam ruangan. Karyono (2010) menjelaskan bahwa arsitektur hijau ialah suatu desain lingkungan binaan, kawasan dan bangunan yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, dalam menyanggupi tolok ukur irit energi dalam memakai sumber daya alam yang tidak mampu menjadikan pengaruh negatif.

  Revolusi Industri 4.0 Di Bidang Kimia

C. Manfaat Arsitektur Hijau

Menurut Asriningpuri Handajani (2015), bahwa penerapan konsep arsitektur hijau banyak menawarkan dampak kasatmata bukan hanya pada lingkungan tetang sumber daya alam, namun juga mampu menawarkan manfaat baik dalam ekonomi, maupun pengguna bangunan itu sendiri. Seperti yang diutarakan “The US Environmental Protection Agency “dalam buku The Green Building Handbook mendefinisikan manfaat dari bangunan hijau dalam tiga kategori utama, yakni :

1) Manfaat Lingkungan: bangunan hijau melestarikan sumber daya alam, memajukan mutu udara dan air, dan menghemat limbah.

2) Manfaat Ekonomi: bangunan hijau menghemat biaya modal dan operasional, mengembangkan nilai properti, dan meningkatkan produktivitas pekerja.

3) Kesehatan dan Masyarakat. Manfaat: bangunan hijau meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan mutu hidup bagi penghuni maupun penduduk sekitarnya.

D. Sertifikasi Arsitektur Hijau

Indonesia merupakan negara yang ikut berpartisipasi dalam menangani duduk perkara lingkungan dunia. Hal ini dibuktikan dengan aktifnya Indonesia dalam banyak sekali pertemuan tingkat dunia dan yang terakhir sebagai penyelenggara untuk konferensi problem perubahan iklim di Bali pada tahun . Oleh alasannya itu Indonesia memiliki tubuh atau organisasi yang mengatasi pembangunan ramah lingkungan. Lembaga tersebut diberi nama Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia ialah yang merupakan forum berdikari (non government) dan nirlaba (non profit) yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan masyarakat dalam mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang
berkesinambungan.
Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia nantinya yang akan memberikan evaluasi terhadap setiap gedung yang memiliki konsep hijau menurut tingkatan seberapa besar penerapan hijau pada suatu gedung itu di berlakukan, dan diuji berdasarkan tolok ukur yang telah dibuat.  (Asriningpuri Handajani. 2015).

  Mengenal Lebih Dalam Industri Hijau

 

7. Kesimpulan

Teknologi Hijau merupakan salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang sejalan dengan prinsip pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development). Berbagai Teknologi Hijau di bidang pelestarian sumber air dan pembuatan air limbah sudah tersedia untuk dipraktekkan dalam pembangunan. Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh Pemanasan Global telah dicicipi dampaknya dalam kehidupan manusia. Apabila tidak dijalankan upaya pencegahan, efek pemanasan global di abad yang hendak tiba merupakan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan semua makhluk di bumi. Dalam menghadapi pengaruh Pemanasan Global dibutuhkan upaya-upaya mitigasi dan pembiasaan yang melibatkan masyarakat, mirip teknologi pelestarian sumber air dengan flora biologi (biopark), teknologi pembuatan air limbah domestik dengan ecological sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden), sanitasi taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology).

 

Daftar Pustaka

Asriningpuri Handajani. 2015. Teknologi Hijau Warisan Nenek Moyang di Tanah Parahyangan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Vol.7, No. 1, Januari 2015 Hal. 51-65. Tangerang Selatan : Institut Teknologi Indonesia. Dalam : file:///C:/Users/Agisna/Documents/MERCU%20BUANA/KIMIA%20DAN%20PENGANTAR%20TEKNIK%20INDUSTRI/tumpuan/13.%20Teknologi%20Hijau/3507-4613-1-PB.pdf. (Diunduh pada 28 November 2021).

Hidayat A.A. 2021. Teknologi Hijau. Jakarta : Universias Mercu Buana.

Nefilinda. 2020. Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air. Jurnal Spacial. Sumatera Barat : STKIP PGRI Sumatera Barat. Dalam : file:///C:/Users/Agisna/Documents/MERCU%20BUANA/KIMIA%20DAN%20PENGANTAR%20TEKNIK%20INDUSTRI/modul%20dan%20ppt%20(bahan%20ajar)/Jurnal%20Teknologi%20Hijau%201.pdf. (Diunduh pada 28 November 2021).