close

Teknik Sampling

A. Populasi dalam Penelitian

1. Pengertian Populasi

Penelitian senantiasa berhadapan dengan duduk perkara sumber data yang disebut dengan perumpamaan populasi dan sample observasi. Penentuan sumber data tersebut bergantung pada duduk perkara yang hendak diteliti, serta hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Dalam hal ini, terlihat bahwa masalah popolasi dan sample selaku sumber data mempunyai peranan yang cukup penting. Secara singkat Hermawan Wasito (1995:49) menguraikan populasi sebagai :

  1. sekumpulan bagian atau bagian yang menjadi objek penelitian dan komponen populasi itu merupakan satua analisis;
  2. sekumpulan objek, baik manusia, gejala, nilai tes, benda atau insiden;
  3. semua individu untuk siapa realita-realita yang diperoleh dari sample itu hendak digeneralisasikan;
  4. jumlah keseluruhan unit analisis yang cirri-cirinya akan diduga.
  5. himpunan semua hal yang ingin diketahui, dan umumnya disebut selaku universum

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi ialah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, binatang. Tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah observasi. Menurut Manase Mallo. Populasi mampu berupa lembaga, individu, kelompok, dokumen, atau desain.

Dalam penentuan populasi kita dibantu oleh empat aspek untuk mendefinisikan dengan tepat, yaitu: isi, satuan, cakupan (skop) dan waktu.

Contoh: Dalam sebuah observasi perihal Tindak Pidana Korupsi yang dikerjakan oleh Anggota Militer di Kota Makassar pada tahun 2010-2013, observasi mampu memutuskan populasi penelitiannya selaku berikut:

  1. Semua Anggota Militer (Isi)
  2. yang melakukan tindak kriminal korupsi (Satuan)
  3. Di Kota Makssar (Cakupan)
  4. Pada tahun 2010-2013 (Waktu)

2. Jenis Populasi

Berdasarkan pemahaman yang telah diuraikan di atas, populasi mampu dibedakan berdasarkan beberapa faktor:

  1. Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi tak etrbatas. Populasi terbatas ialah sumber data yang terperinci batasannya secara kuantitatif , sehingga relatif mampu dijumlah jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Contoh: Tiga juta perempuan Indonesia pada tahun 1985; dengan karakteristik: mengikuti acara KB. Populasi tak terbatas yakni sumber data yang tidak mampu diputuskan batasnya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Contoh: Narapidana di Indonesia, Pengangguran di Indonesia.
  2. Berdasarkan sifat populasi, mampu dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Dua jenis ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud populasi homogen yakni sumber data yang unsurnya mempunyai sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Contoh: Buruh tani penggarap, PNS kelompok III A, Dosen Ilmu Pemerintahan dan lain-lain. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya mempunyai sifat atau kondisi yang beraneka ragam sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada lazimnya , populasi yang heterogen terjadi pada observasi di bidang sosial dan objeknya insan atau gejala-gejala dalam kehidupan insan. Contoh: Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Garut.
  3. Berdasarkan pembedaan lain, mampu dibedakan menjadi populasi sasaran dan populasi survei . Populasi target yaitu ialah populasi yang telah ditentukan sesuai dengan duduk perkara penelitian sebelum penelitian dikerjakan. Populasi target ini tidak sepenuhnya mampu dipenuhi di lapangan. Bisa saja salah satu cirri-ciri populasi yang kita pastikan tidak kita dapatkan dalam kenyataannya di lapangan. Sehingga kita cuma mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi yang sudah kita tentukan untuk kemudian dijadikan populasi penelitian (populasi survei). Dengan demikian dapat dikatkan bahwa Populasi survei ialah populasi yang terliput dalam observasi yang dikerjakan. Contoh: Seseorang ingin menyelenggarakan penelitian perihal perilaku kepada Keluarga Berencana (KB). Dalam observasi tersebut dia ingin mendapat gosip dari penduduk di sebuah Kabupaten (populasi target). Tetapi sehabis turun ke lapangan , dia memperoleh kenyataan ada satu kecamatan yang masyarakatnya tidak mau menunjukkan jawaban (menolak). Hal ini terjadi mungkin alasannya masih ada kepercayaan masyarakat dalam kecamatan tersebut yang tidak menyepakati adanya KB. Kini populasi penelitiannya yang telah ditetapkan menjadi berkurang, maka dia hanya sukses mengumpulkan isu dari beberapa kecamatan saja, ini mewrupakan populasi survei.

B. Sampel Penelitian

Setelah populasi diputuskan dengan terang, barulah mampu ditetapkan apakah mungkin untuk meneneliti seluruh unsur populasi atau perlu mengambil sebagian dari populasi saja yang disebut sample. Suatu penelitian tidak senantiasa perlu meneliti semua anggota dalam populasi, sebab disamping memakan biayayang besar juga membutuhkan waktu yang usang. Dengan meneliti sebagian dari populasi (sample) mampu dibutuhkan bahwa hasil yang diperoleh akan menawarkan gambaran sesuai dengan sifat populasi yang bersangkutan.

Ada beberapa pengertian dari sample dalam penelitian, ialah:

  • Sampel secara sederhana diartikan selaku bab dari populasi yang menjadi sumber data sebetulnya dalam suatu observasi. Artinya, sample yakni sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi;1983).
  • Sampel adalah sebagian individu yang diselidiki (Sutrisno Hadi, 1983)
  • Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki.
    Makara, observasi hanya dikerjakan terhadap sample, tidak kepada populasi, tetapi kesimpulan penelitian perihal sample itu akan digeneralisasikan terhadap populasi.

1. Penentuan Sampel

Teknik penentuan sample dalam penelitian sungguh penting peranannya dalam observasi. Berbagai teknik penentuan sample pada hakikatnya yaitu untuk memperkecil kesalahan generalisasi dari sample ke populasi. Hal ini dapat diraih bila diperoleh sample penelitian yang representatif. Artinya, sample yang benar-benar mencerminkan populasinya.

Ada empat aspek yang harus dipertimbangkan untuk menentukan besarnya sample yang harus diambil dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh gambaran yang representatif dari populasinya. Keempat faktor itu yaitu:

  1. Tingkat keseragaman dari populasi. Semakin homogen populasi itu, makin kecil sample yang perlu diambil;
  2. Tingkat presisi (keterandalan) yang diharapkan dalam penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang diharapkan dalam penelitian makin besar anggota sample yang mesti diambil. Semakin besar sample akan makin kecil penyimpangan kepada nilai populasi yang didapat;
  3. Rencana analisis yang dikaitkan dengan kebutuhan untuk analisis. Kadang-kadang besarnya sample masih belum mencukupi kebutuhan analisis, sehingga mungkin diharapkan sample yang lebih besar.
  4. Penentuan ukuran sample dipengaruhi oleh teknik penentuan sample yang dipakai. Jika teknik yang dipakai tepat/sesuai kerepresentatifan maka sample akan tersadar. Teknik ini juga tergantung pada biaya, tenaga, dan waktu yang disediakan.

2. Teknik Penentuan Sampel

Teknik penetuan sample (sampling) ialah cara untuk memilih sample yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sample yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan mengamati sifat dan penyebaran populasi supaya diperoleh sample yang representatif atau betul-betul mewakili populasi (Nawawi, 1983: 152).

Dikenal dua jenis teknik penentuan sample, ialah penentuan sample secara acak (random sampling), yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk memutuskan sample yang representatif dan teknik penentuan sample tak acak (Non Random sampling), yang lebih rendah kemungkinannyamenghasilkan sample yang representatif.

S. Maronie

selaku materi kuliah Metode Penelitian Hukum

  Permasalahan Kode Etik Ppns Perikanan