Salah satu hal penting dlm suatu penelitian yaitu pengumpulan data. Berdasarkan data maka mampu dikerjakan pengolahan & analisis sehingga menghasilkan informasi valid yg mendukung observasi. Agar data yg dikumpulkan valid, maka diharapkan teknik pengumpulan data yg sempurna.
Penggunaan teknik yg tepat dlm pengumpulan data akan sungguh kuat pada proses observasi tersebut karena lebih terarah & terkendali. Berikut ini akan kami sampaikan ulasan wacana teknik & metode pengumpulan data serta proses & jenisnya yg penting untuk dimengerti.
Pengertian Teknik Pengumpulan Data
Sebelumnya sudah disinggung mengenai pentingnya menggunakan teknik & metode pengumpulan data dlm suatu observasi. Nah, mungkin ananda pula ingin mengetahui lebih jauh tentang apa yg dimaksud dgn teknik pengumpulan data.
Pada dasarnya teknik dlm pengumpulan data bisa diartikan selaku metode atau teknik yg dipakai peneliti dlm menghimpun data terkait hal yg akan diteliti tersebut. Oleh karena itu diperlukan langkah yg efektif & sistematis semoga datanya sesuai dgn fakta & valid.
Pengumpulan data sendiri bermaksud untuk mendapatkan data atau keterangan yg didasarkan pada fakta di lapangan sehingga memiliki kegunaan untuk mendukung observasi. Dalam hal ini pemilihan teknik untuk pengumpulan data akan sangat bergantung pada metode penelitiannya.
Pada teknik pengumpulan data ini dibutuhkan instrumen tertentu yg berfungsi untuk menghimpun, menilik serta menyelidiki permasalahan yg tengah diteliti. Instrumen tersebut akan menolong peneliti menelusuri gejala yg ada sebagai dasar untuk pertanda atau menyanggah hipotesis.
Oleh sebab itu, instrumen yg digunakan dlm pengumpulan data harus valid & reliabel. Untuk lebih jelasnya berikut ini yakni beberapa hal yg mesti diamati melakukan pengumpulan data:
- Data sudah diputuskan menurut variabel observasi, selanjutnya mampu eksklusif dimasak & dianalisis dengan-cara sistematis.
- Data yg sudah dianalisis & diolah akan diseleksi menurut hubungannya dgn objek observasi, desain serta kejadian. Data tersebut bisa berupa angka, gambar & lain sebagainya.
- Pengumpulan data dilaksanakan untuk menerima informasi biar tujuan observasi melalui hipotesis tercapai.
- Data yg terkumpul diputuskan oleh beberapa variabel di dlm hipotesis, bisa pula berupa sampel yg sudah ada sebelumnya.
Baca: Contoh Teks Negosiasi
Proses Pengumpulan Data
Dalam proses pengumpulan data, penggunaan teknik pengumpulan data harus dilaksanakan dengan-cara sistematis & terarah sehingga data bisa dipertanggungjawabkan & terbukti kebenarannya. Karena dengan-cara garis besar, proses pengumpulan data mesti bisa mengambarkan hipotesis sebelumnya.
Dalam proses pengumpulan data, ada 8 tahap yg perlu diperhatikan, yakni:
1. Tinjauan literatur & berkonsultasi dgn jago yg kompeten
Tahap pertama ialah menghimpun banyak sekali macam informasi yg berkaitan dgn objek observasi. Informasi tersebut bisa diperoleh lewat tinjauan literatur serta konsultasi dgn hebat yg memang kompeten, mengerti konsep, serta isu & variabel penelitian.
2. Mempelajari serta melakukan pendekatan kepada responden
Proses atau tahap selanjutnya adalah mempelajari serta melaksanakan pendekatan terhadap golongan masyarakat yg nantinya menjadi responden, sehingga aktivitas pengumpulan data bisa diterima dgn baik.
3. Menjalin relasi yg baik dgn responden & lingkungannya
Kamu pula perlu menjalin komunikasi & korelasi yg baik dgn responden serta lingkungannya. Dalam hal ini pula perlu mempelajari cara berpikir responden, kebiasaan yg dijalankan, bahasa yg digunakan & lain sebagainya.
4. Melakukan pilot study atau uji coba
Tahap selanjutnya ialah melaksanakan pilot study atau uji coba terhadap instrumen penelitian pada kalangan penduduk & bukan sebagai sampel. Tujuannya untuk mengenali apakah instrumen tersebut komunikatif & mudah dipahami.
5. Melakukan perumusan & menyusun pertanyaan
Jika sudah selesai malakukan uji coba, maka langkah selanjutnya adalah menyusun instrumen yg sudah didapatkan ke dlm bentuk pertanyaan yg berhubungan sesuai tujuan penelitian. Pertanyaan tersebut harus memiliki makna yg substantif & signifikan.
6. Melakukan pencatatan
Jika instrumen observasi sudah disiapkan, maka tahap selanjutnya ialah melaksanakan pencatatan serta pertolongan aba-aba pada data yg diperlukan responden. Pencatatan ini sangat penting untuk memudahkan proses analisis selanjutnya.
7. Melakukan cross check validitas & reliabilitas data
Setelah selesai melakukan pencatatan, maka tahap yg perlu dilakukan yakni cross check data untuk menguji kebenarannya kembali. Yaitu dgn cara melakukan pemeriksaan sehingga mampu menegaskan validitas & reliabilitasnya.
8. Pengorganisasian data untuk dianalisis
Tahap terakhir setelah data dr responden terkumpul ialah melaksanakan pengorganisasian data & selanjutnya bisa memulai analisis data sehingga semua data yg dipakai valid.
Baca: Contoh Teks Anekdot
Teknik Pengumpulan Data
Jika ananda sudah memahami proses serta tahapan yg diharapkan dlm pengumpulan data tersebut, maka langkah selanjutnya yakni mengenal beberapa teknik pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2017), ada 4 teknik yg mampu dilaksanakan untuk mengumpulkan data, yaitu:
1. Observasi atau Pengamatan
Observasi merupakan salah satu teknik menghimpun data dgn melaksanakan pengamatan serta pencatatan kepada tanda-tanda atau objek observasi dengan-cara sistematis. Teknik jenis ini termasuk yg paling gampang & sering diterapkan pada observasi statistika survei.
Seperti tatkala ingin meneliti sikap & perilaku tertentu dr sekelompok penduduk . Biasanya pada teknik pengumpulan data pengamatan, peneliti akan menggeluti eksklusif ke lapangan & menentukan alat ukur yg paling efektif untuk diaplikasikan.
2. Kuesioner atau Angket
Teknik menghimpun data yg kedua adalah kuesioner atau angket yg dilaksanakan dgn cara menunjukkan sejumlah pertanyaan pada responden sehingga bisa memberikan tanggapan pada peneliti.
Teknik ini mungkin terlihat gampang & sederhana, namun bergotong-royong cukup sukar untuk diaplikasikan. Terutama bila jumlah respondennya sungguh banyak & tersebar di aneka macam wilayah.
Teknik pengumpulan data berupa angket memiliki beberapa prinsip yg harus diperhatikan, diantaranya adalah:
- Isi maupun tujuan pertanyaan digunakan untuk melaksanakan pengukuran dgn skala & opsi balasan yg terang.
- Bahasa yg digunakan dlm kuesioner harus dipahami oleh responden sehingga mempermudah mereka untuk menjawab pertanyaan.
- Bentuk pertanyaan bisa bersifat terbuka atau tertutup. Pada pertanyaan terbuka responden diberi kebebasan menjawab, sementara pada pertanyaan tertutup tersedia opsi tanggapan bagi responden.
3. Wawancara atau Interview
Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah menggunakan metode wawancara atau interview yg dikerjakan dengan-cara pribadi antara peneliti dgn responden. Teknik ini bisa dijadikan alternatif sebagai studi pendahuluan, karena untuk responden yg banyak sukar diterapkan.
4. Dokumen
Teknik selanjutnya yg bisa dilakukan untuk menghimpun data adalah memakai dokumen. Dalam hal ini peneliti mampu menerima keterangan yg dibutuhkan lewat catatan ataupun dokumen mengenai peristiwa yg sudah berjalan sebelumnya.
Dokumen yg dipakai bisa berbentukgambar, tulisan, maupun karya monumental dr pihak lain. Seperti contohnya biografi, catatan harian, peraturan, sejarah & lain sebagainya.
Baca: Contoh Teks Eksplanasi Sosial
Prinsip Pengumpulan Data
Secara lazim ada tiga prinsip yg mesti diperhatikan & diaplikasikan dlm teknik pengumpulan data, yaitu:
- Melakukan pengumpulan data yg selengkap-lengkapnya & bukan sebanyak-banyaknya.
- Mempertimbangkan bagaimana ketepatan data yg dikumpulkan, diantaranya mencakup jenis data, waktu pengumpulan data, kegunaan & relevansi data dgn penelitian.
- Mempertimbangkan kebenaran data yg dikumpulkan, baik dr data itu sendiri maupun sumber yang lain .
Skala Pengukuran Data
Skala data atau disebut dgn skala pengukuran data merupakan seperangkat aturan yg digunakan untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan variabel yg akan diukur sehingga mampu ditentukan penggunaan teknik analisis & tahap observasi selanjutnya.
Berikut ini yaitu jenis-jenis skala pengukuran dlm teknik pengumpulan data penelitian:
1. Skala Nominal
Skala nominal mengacu pada pengelompokan fakta maupun kejadian yg didalamnya cuma menunjukkan adanya perbedaan kualitatif saja. Skala nominal memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah:
- Hasil perhitungan data tak dlm bentuk bilangan pecahan.
- Angka yg tertera pada data cuma bersifat selaku label.
- Tidak adanya urutan, ukuran baru serta tak ada angka nol mutlak.
Berikut ini ialah beberapa contoh dr skala nominal yg perlu diketahui:
- Jenis kelamin: pria atau perempuan.
- Jenis pekerjaan: ASN, Karyawan Swasta, Petani, Wiraswasta, & lain-lain.
- Tahun angkatan: 2020, 2021, 2022.
2. Skala Ordinal
Skala ordinal merupakan jenis skala pengukuran data yg didalamnya terdapat jenjang atau urutan mulai dr angka terendah hingga tertinggi. Penyusunan skala ini didasarkan pada ciri tertentu & urutan antara satu dgn yg lain jaraknya tak sama.
Ciri-ciri dr skala ordinal antara lain yakni:
- Memiliki klasifikasi data yg sifatnya saling terpisah.
- Aturan kategori data sifatnya logis.
- Penentuan kategori data didasarkan pada karakteristik khusus.
Berikut ini ialah pola dr skala ordinal yg perlu dimengerti:
- Tingkat kepuasan pelanggan: 1, 2, 3, 4, 5 atau 50, 60, 70, 80, 90.
- Ranking di perlombaan: 1, 2, 3, 4, 5.
- Jabatan di perusahaan: Direksi, Direktur, General Manager, Manager, Staf.
3. Skala Interval
Skala interval merupakan jenis skala pengukuran data yg memiliki jarak sama antara satu tingkat dgn tingkat lainnya, atau dgn kata lain bobotnya sama. Adapun ciri-ciri dr skala pengukuran interval antara lain ialah:
- Kategori data pada pengukuran sifatnya saling terpisah & logis.
- Penentuan klasifikasi data didasarkan pada karakteristik khusus.
- Angka nol pada skala pengukuran menunjukkan suatu titik pada skala serta tak adanya nilai nol yg sewenang-wenang.
Berikut ini ialah contoh dr skala interval yg perlu dimengerti:
Pengukuran Suhu
Misalnya:
- Interval 31 – 34 derajat Celsius: Rendah
- Interval 35 – 38 derajat Celsius: Normal
- Interval 39 – 40 derajat Celsius: Tinggi
Tingkat Kecerdasan atau IQ
Misalnya:
- Interval 70 – 79 masuk klasifikasi Sangat Rendah.
- Interval 80 – 90 masuk kategori Rendah.
- Interval 91 – 110 masuk kategori Normal.
- Interval 111 – 120 mauk klasifikasi Tinggi.
- Interval 121 – 130 masuk kategori Superior.
4. Skala Ratio
Berbeda dr skala interval, skala ratio merupakan jenis skala yg mempunyai jarak yg sama serta nilai nol diktatorial. Dari segi ciri-cirinya hampir sama dgn skala interval, namun skala ratio mempunyai angka nol mutlak yg memperlihatkan tak adanya karakteristik.
Selain itu, skala pengukuran ratio pula mempunyai nilai perbandingan di dalamnya. Sebagai acuan ialah mirip berikut:
Jika tinggi gedung X yaitu 100 meter & tinggi gedung Y yaitu 25 meter, maka bisa dikatakan bahwa tinggi gedung X empat kali lebih tinggi dr gedung Y. (X:Y = 4:1).
Adapun beberapa teladan dr skala ratio antara lain ialah berat tubuh, tinggi tubuh, usia manusia, ukuran timbangan, nilai cobaan, serta jarak.
Baca: Contoh Teks Tanggapan Kritis
Jenis-Jenis Data
Dalam melaksanakan teknik pengumpulan data, ananda membutuhkan data yg valid untuk mendukung observasi. Jenis data sendiri dibedakan menjadi tiga klasifikasi, yaitu data berdasarkan sifat observasi, menurut sumber, serta berdasarkan cara mendapatkannya.
1. Data Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, jenis data pada penelitian mampu dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan jenis data yg tak bisa diukur berdasarkan numerik alasannya adalah bentuknya berupa deskripsi atau narasi yg bermaksud untuk menjelaskan suatu insiden atau fenomena tertentu.
Contohnya yaitu deskripsi mengenai suatu wilayah yg diteliti, sejarah suatu daerah, biografi dr narasumber yg menjadi referensi observasi, & lain-lain.
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan jenis data yg mampu diukur & dijumlah dengan-cara langsung sebagai suatu bilangan atau angka. Variabel ini pula sekaligus menjadi atribut untuk mengukur serta mendeskripsikan objek observasi.
Contohnya yaitu data jumlah siswa setiap tahun di suatu sekolah yg menjadi objek observasi, data penjualan produk di sebuah swalayan setiap harinya, serta data usia mahasiswa pada suatu kelas.
2. Data Berdasarkan Sumber
Berdasarkan sumbernya, data dlm teknik pengumpulan data mampu dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Data Primer
Data primer merupakan data penelitian utama yg didapatkan dengan-cara langsung dr subjek penelitian, narasumber atau responden, namun tak tergolong pada riset kuantitatif.
Contohnya yaitu sensus akil balig cukup akal di suatu wilayah kelurahan. Pegawai kelurahan akan mengambil datanya dr ketua RT atau RW lokal sehingga ditemukan jumlah cukup umur di wilayah kelurahan tersebut. Data inilah yg menjadi data primer.
b. Data Sekunder
Jika data primer menjadi data pokok atau data utama, maka berbeda halnya dgn data sekunder yg dijadikan sebagai data perhiasan. Data tersebut tak ditemukan dr tangan pertama responden tetapi dr tangan kedua, & seterusnya.
Data sekunder pula tak tergolong pada riset kuantitatif. Biasanya data sekunder ditemukan dr dokumen & literatur mirip majalah, koran, naskah akademik, pembukuan keuangan, laporan pajak & lain sebagainya.
3. Data Berdasarkan Cara Mendapatkan
Jika didasarkan pada cara mendapatkannya, data observasi mampu dibedakan menjadi tiga, yakni:
a. Data Observasi
Sebelumnya sudah dibahas mengenai teknik pengumpulan data dgn metode observasi. Pada metode ini peneliti akan menggeluti ke lapangan & melakukan pengamatan dengan-cara langsung terhadap objek penelitian.
Selanjutnya data yg didapatkan akan dicatat, baik lewat tulisan, foto, rekaman suara, video & lain sebagainya. Adapun metode pengumpulan data pada obervasi ini dibedakan menjadi dua, yakni:
b. Observasi Partisipasi
Pada metode ini peneliti akan terlibat pribadi dgn acara yg dilaksanakan oleh objek observasi. Sehingga peneliti bukan cuma sekedar melakukan pengamatan saja tetapi pula membaur & berpartisipasi dlm acara tersebut.
Metode ini dianggap efektif untuk jenis observasi yg menampung aspek psikis namun di sisi lain kurang objektif sebab partisipan sudah mengenali jika dijadikan sebagai objek observasi.
Contoh teknik pengumpulan data pengamatan partisipan yaitu peneliti terjun pribadi dlm aktivitas “rewang” di pedesaan untuk meneliti tradisi & budaya gotong royong di wilayah tersebut.
c. Observasi Non Partisipan
Sesuai dgn namanya, pada metode ini peneliti cuma bertindak selaku penonton & tak ikut ikut serta dlm kegiatan yg diteliti bareng responden.
Biasanya metode dilakukan dengan-cara membisu-diam semoga objek observasi tak menyadari jikalau sedang diamati. Tujuannya agar data yg ditemukan akurat & objektif. Meski begitu, peneliti harus sudah menguasai teori dlm penelitiannya.
Salah satu pola pengamatan non partisipan yakni peneliti meneliti tradisi “Nyadran” yg sedang berjalan. Peneliti hanya mengamati bagaimana kegiatan tersebut dilakukan penduduk setempat.
4. Interview
Jenis data yang lain mampu diperoleh lewat metode pengumpulan data interview atau wawancara. Dalam hal ini peneliti akan mengadakan sesi tanya jawab dgn responden sehingga bisa mendapatkan keterangan subjektif terkait tema yg diteliti.
5. Eksperimental
Pada teknik ini peneliti akan menerima data lewat metode eksperimental, yakni dgn cara memanipulasi satu variabel atau lebih yg nantinya akan kuat terhadap variabel yang lain.
Selain itu, data pula mampu dibedakan menurut waktu pengumpulannya. Yaitu data insidentil atau cross section yg dikumpulkan pada waktu tertentu serta data terjadwal yg dikumpulkan dlm rentang waktu tertentu untuk mengenali pertumbuhan suatu peristiwa.
Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data merupakan cuilan yg sungguh penting dlm sebuah observasi. Oleh sebab itu teknik yg digunakan harus tepat. Tujuannya agar hasil penelitian yg dikerjakan valid & mampu dipertanggungjawabkan.