Teknik Pengambilan Sampling – Penjelasan dan Contohnya

Teknik Pengambilan Sampling – Adalah potongan integral dr penelitian sosial. Dalam penelitian sosial, tak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi yg diteliti.

Bukan cuma alasannya adalah terlalu banyak, tetapi pula untuk aksara populasi, yg selalu dinamis. Oleh alasannya itu, peneliti memakai sampel untuk mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan atau dilema observasi.

Sampel ialah potongan dr populasi. Selama pemeriksaan, sampel yg diambil harus representatif. Prosedur pengambilan sampling yg representatif dijalankan dgn perhitungan tertentu.

Pengambilan sampel dgn perkiraan tertentu disebut teknik pengambilan sampling. Ada dua jenis teknik pengambilan sampling dlm penelitian sosiologis & dlm penelitian sosial kuantitatif & kualitatif lainnya.

Pertama, pengambilan sampling berbasis probabilitas. Kedua, teknik pengambilan sampel tak didasarkan pada probabilitas.Dalam artikel ini saya menerangkan kedua jenis sampel & metode pengambilan sampel mana yg termasuk dlm masing-masing jenis.

Untuk menyederhanakan pengertian, saya akan menyisipkan teladan pada dikala yg sama. Metode pengambilan sampel berbasis probabilitas disebut dlm bahasa Inggris sebagai metode pengambilan sampel probabilitas.

Teknik pengambilan sampel non-probabilistik disebut teknik pengambilan sampel non-probabilistik.

Probability Sampling Technique (Teknik Pengambilan Sampling Probabilitas)

Teknik ini disebut probabilitas sebab ada kesempatan yg sama dlm proses penerimaan bahwa individu mempunyai potensi untuk menjadi master penelitian.

Setidaknya ada empat jenis teknik yg memungkinkan para peneliti untuk memakai teknik probabilistik untuk sampel, tergolong :

1. Simple Random Sampling (Sampling Acak)

Teknik pengambilan sampel ini dianggap sebagai teknik dasar dlm statistik. Untuk mengumpulkan sampel acak, peneliti memperlihatkan nomor seri untuk setiap populasi dgn membuat daftar.

Setiap orang mempunyai nomor berbeda. Setelah semua nomor sudah terkumpul. Peneliti dengan-cara acak mengacak setiap angka yg timbul. Orang-orang dgn nomor yg ditampilkan ialah contoh studio.

  Mengapa Kita Harus Membayar Pajak? Inilah Alasannya

Sebagai teladan, anggaplah seorang peneliti mempunyai daftar 100 orang dlm populasi & ingin menentukan 10 orang untuk sampel.

Pertama-tama, siapa saja dlm populasi ditandai dgn angka 1-100. Jumlah ini kemudian diseleksi dengan-cara acak.

Pengacakan mampu meniru model pengumpulan sosial atau sekarang memakai aplikasi nomor acak. 10 orang yg jumlahnya keluar menjadi sampel pemeriksaan.

Teknik ini lazimnya dipakai pada populasi yg homogen. Misalkan seseorang ingin mempelajari proses pembelajaran di kelas.

Jumlah total siswa yakni 100. Peneliti dapat mewawancarai 10 orang dengan-cara rincian selaku sampel acak.

2. Systematic Sampling (Sampling Sistematis)

Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dgn cara atau dengan-cara sistematis yaitu dgn proses permulaan acak. Mirip dgn seleksi acak, para peneliti awalnya memberikan angka untuk seluruh populasi.

Daftar nomor populasi diurutkan sehingga urutan angka dlm daftar adalah acak. Setelah pengacakan, sampel diambil untuk setiap perkiraan tertentu, dihitung ulang, & sampel ulang.

Demikian seterusnya hingga jumlah sampel sesuai dgn rencana semula. Sebagai contoh, seorang peneliti ingin menilik pola konsumsi siswa di fakultas ekonomi universitas.

Total populasi yaitu 1000 siswa. Para peneliti ingin melakukan survei terhadap 100 siswa. Teknik pengambilan sampel yg dipakai pada mulanya dijadwalkan oleh para peneliti.

Sebagai teladan, selaku sampel, daftar nomor seri & kelipatan kesepuluh (20, 30, 40, dll., Hingga 1000) diambil sehingga para peneliti menciptakan daftar acak dr 1000 nomor seri asli.

Setelah pengacakan, mereka menyaksikan ke belakang, mereka yg namanya nomor 10 & kelipatan sampel.

3. Stratified Sampling (Sampling Bertingkat)

Teknik pengambilan sampel ini pula mirip dgn sampel acak. Perbedaannya adalah bahwa para peneliti membagi populasi menjadi banyak sekali lapisan atau level.

Setelah populasi dibagi menjadi beberapa lapisan, sampel acak dibentuk pada setiap lapisan atau level. Sampel yg diambil di setiap tingkat dlm jumlah proporsional.

Misalnya, studi perihal pentingnya agama di kalangan mahasiswa Universitas Hayam Wuruk.

Para peneliti menciptakan perubahan yg merupakan siswa gres yg berada di tahun kedua, yg berada di tahun ketiga & yg mencar ilmu tahun lalu.

  Contoh Literasi

Setiap level atau bidang diambil dengan-cara proporsional dgn pengambilan sampel acak. Misalnya, total sampel siswa baru ialah 100, jumlah sampel dr siswa lain yaitu sama atau hampir 100 orang.

Atau, jika hanya satu siswa dr tahun sebelumnya yg diwawancarai, sampelnya tak proporsional.

4. Cluster Sampling (Sampling Kluster)

Teknik ini umumnya diseleksi kalau seluruh daftar populasi tak tersedia atau kalau tak mungkin untuk mengumpulkan daftar populasi untuk diperiksa.

Secara umum, subpopulasi sudah tersedia, kecuali bahwa daftar lengkap anggota tak ditinjau. Subpopulasi adalah suatu cluster.

Misalnya, survei pada tingkat kepercayaan warga PBB & Muhammadiyah pada pernyataan bahwa “Borobudur yakni warisan Raja Sulaiman.”

Daftar lazim penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa & Muhammadiyah tak tersedia. Ini pula tak mungkin dijalankan.

Oleh alasannya adalah itu, para peneliti menentukan organisasi industri NU & Muhamadiyah sebagai sampel.

Setiap organisasi sudah menerima daftar anggotanya. Pengambilan sampel cluster bermakna menentukan cluster yg tersedia alasannya tak ada data untuk seluruh populasi.

Non-Probability Sampling Technique (Teknik Pengambilan Sampling Non-Probabilitas)

Teknik ini disebut non-probabilitas hal ini alasannya pada proses pengumpulan sampel-sampel tak menunjukkan kesempatan yg sama untuk setiap individu dlm populasi. Ada empat jenis pengambilan sampel acak tanpa probabilitas, tergolong :

1. Convenience Sampling (Pengambilan Sampling Berdasarkan Ketersediaan Subjek)

Teknik ini dikerjakan karena peneliti mesti mempelajari eksistensi topik observasi yg sangat dinamis. Para peneliti biasanya tak memiliki kontrol atas jumlah populasi yg diteliti.

Terlepas dr kenyataan bahwa tak ada data, tak mungkin untuk menentukan populasi alasannya sangat dinamis, variabel & fleksibel.

Contoh dr teknik ini ialah untuk menghentikan orang di jalan untuk pertimbangan mereka atau untuk melakukan survei kecil. Misalnya, jelajahi preferensi mode pengunjung ke program Java Jazz simpulan tahun ini.

Survei dilakukan selama program di antara pengunjung lokal. Waktu survei pula relatif singkat, jadi tak semuanya mungkin. Juga, jumlah hadirin tak mampu diumumkan sebab tak ada tiket.

Teknik pengambilan sampel ini lazimnya dilakukan sebagai studi pendahuluan untuk menyelesaikan pengusutan awal yg lebih komprehensif, mirip hubungan antara penikmat jazz & selera mode.

  Perbedaan Hukum Publik Dan Hukum Privat

2. Purposive Sampling (Sampling Bertujuan)

Teknik pengambilan sampel ini didasarkan pada penilaian wawasan peneliti ihwal informan memiliki peluang / responden dlm menjawab banyak sekali pertanyaan penelitian.

Estimasi bahwa informan mempunyai wawasan dengan-cara subjektif menurut observasi para peneliti.

Pada dasarnya, sampel yg dipakai untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah orang-orang dgn pengalaman atau wawasan di bidang observasi.

Misalnya, investigasi kepada perilaku korup polisi kemudian lintas. Para peneliti memutuskan sampel dgn memantau siapa saja yg merasa dirugikan oleh polisi lalu lintas yg tak bermoral karena tiket dibayar tanpa argumentasi yg jelas, menyusahkan pembuatan kartu SIM & sebagainya.

Teknik pengambilan sampel ini didefinisikan sebagaimana dimaksud alasannya pengambilan sampel dilaksanakan dgn tujuan.

3. Snowball Sampling (Sampling Snowball)

Teknik pengambilan sampel ini berkhasiat bila ukuran populasi sulit diputuskan & topik yg dibahas sungguh sensitif.

Snowball sampling ialah teknik pengambilan sampel berantai. Pengetahuan informan ihwal informan memiliki potensi yang lain yg akan diselidiki adalah panduan.

Para peneliti lazimnya merasa sulit untuk memperoleh orang yg pantas untuk diteliti tanpa gosip dr informan sebelumnya.

Misalnya, mengusut imigran ilegal di Malaysia atau pengemis di ibukota. Para peneliti lazimnya memperoleh kesusahan untuk mendapatkan orang, namun imigran atau pengemis tahu imigran atau pengemis lain yg termasuk dlm jaringan.

Informan / responden ini pula memiliki wawasan mengenai siapa potensi manusia dlm atau untuk menjadi master observasi.

Teknik ini disebut bola salju, karena jumlahnya adalah sesuatu di awal & pada risikonya semakin besar, seperti bola salju yg bergulir.

4. Quota Sampling (Sampling Kuota)

Teknik pengambilan sampel ini dilaksanakan dgn menunjukkan tingkat pengambilan sampel proporsional di setiap kategori.

Kategori-kategori tersebut didasarkan pada pengetahuan awal perihal karakteristik populasi. Diasumsikan bahwa karakteristik populasi ada sebelumnya.

Misalnya, studi ihwal persepsi penduduk Indonesia ihwal kesetaraan gender.

Sampel yg dicari termasuk dlm wilayah nasional, yaitu Indonesia. Saat menentukan kuota, klasifikasi ditentukan oleh fitur seperti jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, dll.

Para peneliti memutuskan ketinggian dgn mengenali berapa banyak pria & berapa banyak perempuan yaitu karakteristik. Pemenang klasifikasi laki-laki & perempuan diseleksi dengan-cara proporsional. Demikian pula pendidikan & kelompok umur.

Sebagai kesimpulan, kami menemukan bahwa ada delapan metode pengambilan sampel yg mampu digunakan dlm penelitian sosial.

Pilihan teknik yg paling berkaitan sungguh tergantung pada perumusan dilema yg diajukan.

Peneliti mesti memastikan bahwa pengambilan sampel yg dikerjakan didasarkan pada relevansi dgn pertanyaan penelitian.

Baca Juga :