Shalat hajat ialah shalat sunnah dlm rangka memohon santunan Allah agar mengabulkan suatu kebutuhan (hajat).
Pernah seorang yg buta menghadap Rasulullah & mengadukan sakitnya. Rasulullah kemudian menyuruhnya melakukan shalat hajat & berdoa. Dengan izin Allah, tak lama kemudian ia sembuh.
Berikut ini hadits lengkapnya seperti tercantum dlm Shahih at Targhib wa at Tarhib:
Daftar Isi
أن أعمى أتى النبي صلى الله عليه و سلم فقال يا رسول الله ادع الله أن يكشف لي عن بصري قال أو أدعك قال يا رسول إنه شق علي ذهاب بصري قال فانطلق فتوضأ ثم صل ركعتين ثم قل اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبيي محمد نبي الرحمة يا محمد إني أتوجه بك إلى ربك أن يكشف لي عن بصري شفعه في وشفعني في نفسي فرجع وقد كشف له عن بصره
“Seorang pria buta tiba pada Nabi shallalhahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata, “Ya Rasulullah, berdoalah pada Allah agar menyembuhkan penglihatan mataku” Beliau bersabda, “Atau biarkan saja seperti itu (bersabar)?” ia berkata, “Ya Rasulullah, hilangnya penglihatanku memberatkanku.” Lalu Rasulullah bersabda: “Pergilah, berwudhulah, kemudian shalatlah dua rakaat, sesudah itu ucapkan doa:
‘Ya Allah, bantu-membantu gue memohon kepadaMu & menghadap kepadaMu dgn Nabiku Muhammad, Nabi (pembawa) rahmat. Wahai Muhammad sebetulnya gue menghadap pada Tuhanku denganmu supaya ia menyembuhkan penglihatanku. Ya Allah, terimalah syafaatnya padaku & terimalah syafa’atku pada diriku’
Lalu orang itu pulang & Allah kemudian menyembuhkan penglihatannya.” (HR. An Nasa’i)
Jadi… demikianlah cara shalat hajat. Tidak berbeda dgn shalat sunnah umum lainnya yg dua rakaat. Yang membedakan adalah niat & doanya. Berniatlah shalat hajat & berdoalah sehabis shalat. Adapun waktunya, mampu dilakukan di malam hari mampu pula dijalankan di siang hari.
Dalam Fikih Sunnah, Sayyid Sabiq membawakan hadits yg menerangkan keutamaan shalat hajat.
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَسْبَغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ يُتِمُّهُمَا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ مُعَجِّلاً أَوْ مُؤَخِّراً
“Barangsiapa berwudhu & menyempurnakannya, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat dgn tepat, maka ia diberi Allah apa saja yg ia minta baik secepatnya maupun lambat” (HR. Ahmad)
Berdasarkan hadits ini, doa setelah shalat hajat tak mesti berbahasa Arab. Yang penting berdoa saja, memohon pada Allah apa yg menjadi keperluan (hajat). Yakinlah akan dikabulkan olehNya.
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/wargamasyarakat]