Pada periode yang berlanjut dengan adanya pertumbuhan agama (spritualitas) dan kehidupan sosial budaya di penduduk , Indonesia. Tepatnya, menurut makna dari suku yang dimengerti selaku dasar dari aspek kehidupan sosial budaya mereka terhadap perkembangan ilmu wawasan, selaku jalan kepada pelanggengan kekuasaan para raja suku di Indonesia, Sumatera, Kalimantan, 19 Juli 2021.
Dengan perkembangan itu timbul dengan aspek penduduk yang dilangsungkan dengan dinamika budaya politik, serta ekonomi yang menyimpang pada aspek pendidikan dan kesehatan para raja yang hidup di masyarakat selama berbangsa Negara (Indonesia).
Hal ini, melekat pada dinamika terhadap kebijakan dan ketidakpatuhan kepada faktor budaya ekonomi yang mereka kerjakan dan terapkan menurut aspek kehidupan sosial mereka di penduduk ketika ini. Di berbagai daerah akan diketahui dengan budaya dan agama, yang menjadi pendoman hidup, dan moral di masyarakat, tanpa terkecuali Sihombing, Marpaung ( Jawa), 2021, NTT Flores (Orang), budaya masyarakat budbahasa Sumatera, tentang pertentangan dan harmonisasi.
Sebagai dasar dari pembangunan ekonomi, budaya dan politik, perbuatan menyimpang dalam sistem kesehatan tidak menurut dengan nilai-nilai penduduk , begitu juga dengan penduduk Jawa saat ini. Untuk mengejar-ngejar status sosial, sebagai dasar dari kehidupan berbudaya, akan lekat dengan banyak sekali pertentangan serta ekonomi yang dihasilkan selaku dasar dari pemahaman dari pembelajaran kepada aspek budaya di penduduk .
Hal itu, muncul pada budaya orang Indonesia, menurut suku (raja-raja kecil), yang lekat dengan dinamika budaya di penduduk yang melekat pada aspek pergantian sosial yang berada pada rusaknya sumber daya manusia sebagai pembangunan pada abad modern ketika ini.
Kepentingan untuk menjangkau kompetisi dengan cara yang menyimpang dengan kekerabatan budaya yang melekat pada tindakan, sopan santun dan agama, menjadi menawan untuk dipelajari dan dikaji kembali. Hal ini akan menjadi berhubungan ketika mereka hidup di masyarakat dengan sistem ekonomi politik yang mereka ciptakan saat ini.
Kepentingan politik, akan sangat melekat pada relasi budaya yang dikala ini banyak sekali relasi sosial, serta pertentangan sosial dan agama pada masa yang lalu di pulau Jawa, dan Bali. Hal ini pastinya mengenang berbagai pergantian yang melakat itu, dasar dari suatu dilema akan terlihat pada dinamika budaya yang ketika ini berlawanan dengan kepastiaan hubugan budaya dan agama.
Perubahan, dan aneka macam catatan akan sungguh menarik dengan hubungan budaya dan agama, yang sungguh berhubungan akan mengenang dengan tumbuhnya relasi budaya yang dikala ini maju. Dengan kata lain, akan berbeda dengan perbedaan dan persepsi budaya saat ini.
Pada abad itu, hubungan dinamika budaya akan menempel pada wawasan, persepsi, budaya serta pertentangan sosial, dalam memperebutkan sumber daya alam (periode kolonial, sebelum kemerdekaan 1945).
Berlanjut pada masa terbaru ini, dimana insan yang tumbuh dengan budaya dan agama, tidak lekat dengan duduk perkara mereka kepada kecurangan yang mereka buat dengan dasar dari perebutan ilmu pengetahuan, dan pendidikan (hasil dari pertentangan seksualitas dan kepentingan ekonomi), persaingan jabatan, pekerjaan, dan korelasi Interaksi, secara individu, kalangan, dan diberbagai kawasan, (Kalimantan, Juli 2021).
Persoalan yang boleh dimengerti ketika orang pribumi menggunakan momen itu sebagai jalan untuk menciptakan kesempatan ekonomi seksualitas, dengan adanya motif berlawanan, pada metode budaya mereka, dan agama tidak lagi menjadi bab dari kehidupan mereka Sihombing 2011-2021, Kalimantan.
Atas dasar itu, muncul dengan adanya metode politik serta banyak sekali kekerabatan budaya yang melekat pada dinamika dan bagian pertentangan yang melibatkan banyak sekali kaum agama Katolik Protestan, dan tokoh agama, dalam melihat aneka macam fenomana terjadi, dengan desain psikologis, yaitu penghasilan yang tinggi, dengan perlawanan Nasrani Protestan dan Nasrani, Islam (Indonesia).
Berbagai kecurangan yang mereka lakukan, orang Indonesia itu, maka mereka menggunakan rancangan ke Tuhanan sebagai dasar dari melewatkan, dan memaafkan berbagai persoalan yang mereka lakukan dengan dasar dari hubungan hati nurani manusia, selaku manusia beragama, dan berbudaya, Indonesia 2021. Temuan-temuan itu ditemukan, dari masalah dengan dinamika budaya dikala ini tumbuh dengan adanya hal yang baik kepada diskusi dan bunyi dari tokoh agama (MRPD Pancasila Juli 2021).
Pengusiran itu terjadi, dan ketidaksenangan etniks para raja dan suku, mampu diketahui melalui faktor kehidupan sosial, budaya dan beragama mereka di Indonesia, misalnya pada penduduk suku Batak tidak senang dengan kehidupan beragama.
Sehingga terjadi pengusiran pada era orang Tionghoa dulu, tidak terkecuali dipulau Jawa, dan Kalimantan, 1967 berlanjut pada tahun 1990, pertentangan madura, 2021. Itu juga yang dibuat oleh mereka sendiri sehingga dengan karakteristik mereka terhadap kehidupan budaya dan agama.
Konsep agama, dipakai selaku permulaan tentang keberadaan mereka kepada hubungan konflik etnik yang mereka ciptakan sendiri dengan keyakinan budaya masyarakat Sumatera selama kehidupan mereka saat ini. Apa yang menjadi senjata mereka pada sistem politik saat ini, ada pada faktor pendidikan dan kesehatan yang melibatkan aneka macam persaingan global, kembali berada aspek ekonomi, dan birokrasi.