Tata Cara Pengkodean Sebagai Kenali Data

     

A.   SISTEM PENGKODEAN DATA

Karakter-huruf data yang hendak diantardari satu titik ke titik lain, tidak mampu dikirimkan secara eksklusif. Sebelum dikirim, karakter-karakter data tersebut harus dikodekan apalagi dahulu dengan isyarat-aba-aba yang diketahui oleh setiap terminal. Tujuan dari suatu pengkodean yakni mengakibatkan tiap huruf dalam sebuah informasi digital ialah ke dalam bentuk biner untuk dapat ditransmisikan.
Dalam penyaluran data antar komputer, data yang disalurkan harus dimengerti oleh masing-masing perangkat baik oleh pengirim maupun peserta. Untuk itu digunakan system sandi sesuai standard. Suatu huruf didefinisikan selaku karakter, angka, tanda aritmetik dan tanda khusus lainya. Coding ialah penggambaran dari satu set symbol menjadi set symbol lainnya.
Sistem penkodean jenis sinyal dan data adalah Sinyal Analog dan Sinyal Digital. Data analog dan Data digital dari berbagai macam data dan sinyal dapat di kombinasikan menjadi :
1. Data Digital & Sinyal Digital
2. Data Analog & Sinyal Digital
3. Data Digital & Sinyal Analog
4. Data Analog & Sinyal Analog
Ditransmisikan sebagai baseband yang gampang dan murah. Penggunaan modulasi untuk menggeser bandwidth dari snyal baseband ke takaran yang lain dan spectrum.
B.    MACAM – MACAM KODE
              1. Kode Baudot
Berawal dari isyarat morse. Ada isyarat 4-an, 5-an, 6-an, dan 8-an yang dipakai untuk pengiriman telegraph yang disimpan di pita berbentuklubang tutup. Untuk lubang sebanyak 6x berturut-turut disebut sebagai kode 6-an. Begitu juga yang lainya. Kode ini juga digunakan selaku satuan kecepatan pengantaran data. Kode baudot ini ada semenjak 1838 didapatkan oleh Frenchman Emile Baudot sebagai bapak komunikasi data. Terdiri dari 5 bit perkarakter (sehingga mampu dibentuk 32 abjad) dan untuk membedakan aksara dengan gambar digunakan kode khusus, ialah 111111 untuk letter dan 11011 untuKode ASCII

2. Standard Code (American Figure For Information Interchange)
Didefinisikan sebagai instruksi 7 bit (sehingga dapat dibentuk 128 huruf). Masing-masing ialah 0-32 untuk huruf kendali (unprintable) dan 32-127 untuk huruf yang tercetak (printable). Dalam transmisi synkron tiga aksara terdiri dari 10 atau 11 bit : 1 bit awal, 7 bit data, 1 atau 2 bit akhir dan 1 bit paritas.

3. Kode 4 atau Kode 8
Kombinasi yang diijinkan yaitu 4 bit “1” dan 4 bit “0” sehingga mampu dibuat variasi 70 aksara.

      4. Kode BCD (Binary Code Decimal)
Terdiri dari 6 bit perkarakter dengan kombinasi 64 huruf. Untuk asynkron terdiri dari 9 bit: 1 bit awal, 6 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit selesai.

      5. Kode EBCID
Menggunakan 8 bit perkarakter dengan 256 kombinasi aksara. Asynkron: 1 bit permulaan, 8 bit data, 1 bit paritas dan 1 bit akhir.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Coding :
1. Spektrum sinyal / signal spektrum
2. Kemampuan sinkronisasi / clocking / signal synchronization capability
3. Kemampuan mendeteksi error / signal error detecting capability
4. Tahan kepada gangguan / signal interference and noise immunity. Digambarkan oleh kecepatan bit error.
5. Biaya dan kompleksitas / cost and complexity
Semakin tinggi kecepatan pensinyalan untuk menyanggupi data rate yang ada, makin besar biayanya. 
(Zuwansyah/18123133/12.3F.14)