Ada beberapa pendekatan metode non ilmiah yang banyak digunakan, adalah; pendapat otoritas, pengalaman, inovasi secara kebetulan dan coba-coba (Trial and Error), metode a priori dan sebagainya.
1. Pendapat Otoritas
Pendapat otoritas ilmiah berasal dari orang-orang yang lazimnya sudah menempuh pendidikan formal tertinggi atau orang yang telah mempunyai pengalaman kerja ilmiah dalam suatu bidang/ilmu. Pendapat-pendapat mereka sering diterima orang tanpa diuji; selalu dipandang benar.
Kadang-kadang ada pendapat yang tidak benar tetapi karena merupakan pendapat orang yang mempunyai wewenang, orang awan menganggap usulan itu suatau kebenaran. Sejarah pertanda bahwa sebelum diperkenalkan teori Copernicus, orang yakin bahwa matahari adalah satelit dari bumi. Bumi ialah sentra dari alam semesta. Copernicus dan mitra-kawanya dengan gigih pertanda teori gres yang kini diandalkan kebenarannya bahwa bekerjsama bumi dan satelit-satelit yang lainya berbutar mengelilingi matahari. Ini sekaligus mengakhiri teori salah yang telah sekian usang selalu dianggap benar karena teori itu berasal dari orang yang memiliki wewenang.
2. Pengalaman
Untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan manusia sering kali memakai pengalaman-pengalamannya. Contoh contohnya anak kecil kerapkali menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk mendapatkan sesuatu yang dikehendaki dari orang tuanya. Misalnya; anak kecil menggunakan pengalamanya bahwa jika ia senantiasa patuh terhadap orang renta dan berprestasi senantiasa mendapat ganjaran dari orang tuanya. Sebaliknya, jikalau ia tidak patuh dan tidak berprestasi ia kena murka. Dengan pengalaman-pengalaman mirip itu, belum dewasa condong patuh dan ingin mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya biar mendapatkan kebanggaan dan ganjaran dari orang tuanya.
Pengalaman memang adakala banyak menolong. Tetapi bila tidak dipakai secara kritis mampu merugikan. Anak kecil yang terbiasa rakus jikalau di rumah ; Selalu memilih kudapan manis-kue yang besar waktu ibunya membagi kudapan manis-kue kemungkinan anak itu akan menentukan kado yang dibungkus dalam bungkusan yang lebih besar walaupun mungkin isinya barang yang tak berharga.
3. Penemuan Coba-coba ( Trial and Error )
Penemuan secara kebetulan banyak terjadi dan banyak diantaranya sangat memiliki kegunaan, Misalnya, Newton mendapatkan aturan grafitasi bumi waktu beliau secara kebetulan melihat buah apel yang jatuh. Archimedes, memperoleh dalil Archimedes yang sungguh populer itu sewaktu dia mandi berendam dalam suatu kolam yang penuh air. Ada seorang penderita malaria yang secara kebetulan memperoleh obat penyakitnya pada waktu mandi dikolam yang berisi air pahit yang berasal dari kulit pohon kina yang pohonya tumbang ke dalam parit. Penemuan-inovasi mirip itu di dapatkan tanpa rencana, tidak pasti, dan tidak lewat tindakan yang sistimati dan terkendali.
Penemuan main-main ( trial and error ) di dapatkan tanpa kepastian untuk mendapatkan sebuah kondisi tertentu untuk pemecahan suatu masalah. Usaha seperti ini umumnya ialah serangkaian percobaan tanpa arah dan tanpa akidah yang niscaya untuk suatu pemecahan duduk perkara. Pemecahan terjadi secara kebetulan sesudah dikerjakan serangkaian perjuangan main-main. Penemuan tersebut pada umumnya tidak efisien dan tidak terkontrol.
4. d Metode A Priori
Metoda a priori juga disebut metoda intuisi. Dalam pendekatan ini orang menentukan pertimbangan perihal sesuatu berdasar atas wawasan yang pribadi ( didapat dengan segera tanpa proses dan pedoman yang masak. ) Dalil-dalil dan kesimpulan yang diterima menurut metode tersebut semata-mata berdasar alasan yang tidak diperhitungkan dengan pengalaman.
Kelemahan pengambilan kesimpulan yang semata-mata berdasarkan alasan rasional yang satu sama lain bertentangan. Kesimpulan mana yang benar ?
Meteda Ilmiah
Dibandingkan cara mendapatkan kebenaran kepada sebuah kebenaran dengan metoda non ilmiah metoda ilmiah (the scientific method ) adalah lebih efisien dan dapat diandalkan. Meskipun tidak ada pendekatan yang betul-betul memuaskan, pendekatan-pendekatan ( Misalnya melalui pengalaman, pihak berwenang, akal budi induktif dan daypikir deduktif ) itu sangat efektif bila dipakai gotong royong selaku unsur metoda ilmiah yang integral.
Pada dasarnya metode ilmiah meliputi induksi dari hipotesis-hipotesis menurut observasi (pengamatan), deduksi dari implikasi hipotesis, pengujian implikasi-implikasi tersebut,dan komfirmasi (diterimanya) atau diskonfirmasi (ditolaknya) hipotesis.
Ilmu wawasan dan observasi diibaratkan dua sisi mata duit logam yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Mereka saling menunjang untuk meraih tujuan yang sama. Tujuan semua usaha ilmiah yakni untuk menunjukkan klarifikasi, menciptakan prakiraan, dan/atau mengentrol insiden atau fenomena. Tujuan ilmu wawasan adalah untuk merencanakan dan menghidangkan teknik-teknik dasar yang logis,dengan apa dan yang mana orang bisa memperoleh pengertian, pengetahuan interprestasi, prediksi serta pengontrolan kepada suasana yang memiliki interrelasi yang serba kompleks. Tujuan itu mampu tercapai melalui metode ilmiah.