close

Tata Cara Komunikasi Tradisi Ekspresi

Manusia menggunakan sumber daya komunikasi yang berupa tubuh mereka melalui pemanfaatan seluruh panca indranya. Oleh alasannya adalah itu, komunikasi berjalan dalam banyak sekali keterbatasan. Walaupun demikian, metode komunikasi yang oleh Schramm disebut selaku tata cara komunikasi tradisional ekspresi hingga saat ini masih menjadi bagian penting dari tata cara komunikasi yang ada tergolong dalam tata cara komunikasi di Indonesia.

Komunikasi ekspresi ialah komunikasi yang paling alami yang dimiliki manusia dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses kehidupan insan semenjak lahir. Inilah komunikasi yang pertama-tama dan yang utama diketahui manusia sebelum mereka mampu memakai simbol yang lebih rumit dan bermacam-macam yang membantunya dalam memakai alat-alat komunikasi yang lebih canggih seperti media massa maupun saat ini media interaktif.

Di mana pun di dunia ini, komunikasi verbal masih memegang peranan penting dalam tata cara komunikasi yang ada, apalagi di negara yang dikategorikan sebagai negara berkembang yang tingkat penetrasi media modern belum maksimal. Wilbur Schramm (1964) menyatakan bahwa di negara meningkat seperti Indonesia ada dua metode komunikasi adalah tata cara komunikasi media terbaru dan metode komunikasi tradisional berbasis komunikasi lisan. Sebagian penduduk , terutama di tempat pedesaan biasanya masih mengandalkan komunikasi ekspresi untuk menemukan isu.

Memahami metode komunikasi verbal dalam konteks masyarakat Indonesia yang sebagian masyarakat masih berada dalam penduduk tradisional menjadi sangat penting bagi pembelajar bidang komunikasi. Media massa modern memang telah usang masuk dan dimanfaatkan di Indonesia sehingga sudah terbangun metode komunikasi terbaru yang cukup canggih. Akan namun mayoritas warga penduduk masih mengandalkan metode komunikasi tradisional dalam melakukan komunikasinya sehari-hari. Di samping membaca surat kabar, mendengar radio, menonton televisi, warga masyarakat Indonesia masih tetap mendapatkan isu melalui tetangga mereka, mereka masih tetap ‘ngrumpi’ dan sebagainya. Oleh alasannya itu, mengetahui sistem komunikasi verbal ialah suatu keniscayaan.

Oleh alasannya adalah itu, memahami komunikasi lisan sebagai bab yang tak terpisahkan dari sistem komunikasi yang ada tak mampu ditawar bagi para pembelajar bidang komunikasi. Siapapun yang ingin menjadi sarjana dalam bidang komunikasi memiliki kewajiban untuk dapat mengetahui tata cara komunikasi verbal yang ada, khususnya di Indonesia yang masih menjadi sandaran dalam berkomunikasi.

Komunikasi mulut (oral communication atau oral tradition) antara lain memiliki ciri yang mencolokselaku berikut (Sreberny-Mohammadi, 1995:26):

1. Bersifat tatap muka (face to face), yakni sistem komunikasi ini mengandalkan kehadiran para penerima komunikasi secara serentak biar terjadi proses komunikasi. Proses komunikasi cuma mampu terjadi jika orang hadir (copresent) sehingga bisa bertatap tampang eksklusif.
2. Terikat pada ruang yakni proses komunikasi terikat pada daerah atau ruang yang digunakan untuk proses komunikasi. Mereka yang tidak ada di daerah yang sama atau di ruang yang sama tidak akan mampu terlibat dalam proses komunikasi
3. Terikat waktu yakni komunikasi ekspresi hanya bisa berjalan pada waktu yang sama. Para peserta komunikasi mesti ada dalam waktu yang serupa kalau ingin menyampaikan pesan dan pesannya diketahui orang lain. Ini untuk membedakan dengan metode komunikasi lain sesudah adanya banyak sekali inovasi teknologi komunikasi yang memungkinkan banyak sekali pesan disimpan dalam berbagai alat yang ada mirip pita kaset, seluloid, kertas dan sebagainya.
4. Menggunakan organ mayoritas berupa ekspresi dan indera pendengaran, walau mungkin ditambah mata. Komunikasi mulut hanya menggunakan sumber daya komunikasi yang berupa badan manusia yakni panca indria mereka. Sudah pasti ada aspek-aspek nonverbal yang juga ikut berperan dalam menunjang komunikasi ini yang mampu berupa gaya berpakaian, ekpresi paras , gerak badan yang mungkin punya makna.
5. Mementingkan tampilan, yaitu setiap orang yang ingin melakukan komunikasi ekspresi mempertimbangkan performa diri khususnya kesiapan panca indria untuk menjadi media dan sekaligus pesan dalam proses komunikasi.

  Motif Karyawan Pt. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)

Ada aneka macam bentuk yang bisa ditemui dalam sistem komunikasi mulut yang bermaksud untuk banyak sekali kepentingan perorangan maupun sosial, antara lain komunikasi antarpribadi, komunikasi golongan dan komunikasi publik. Warga masyarakat, utamanya di kawasan pedesaan lebih banyak yang tidak terlibat dalam pemanfaatan komunikasi terbaru dengan leluasa di samping karena susukan maupun juga alasannya ketidakmampuan untuk membaca atau membeli media massa modern.