Tata Cara Bercerita Anak Usia Dini


A.    HAKIKAT METODE BERCERITA
1.      PENDAHULUAN
Bercerita ialah sebuah acara yang dilakukan seseorang secara mulut terhadap orang lain dengan alat atau tanpa alat perihal apa yang mesti disampaikan dalam bentuk pesan,gosip atau hanya suatu dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang menghidangkan dongeng tersebut menyampaikan dengan menarik .Menikmati sebuah dongeng mulai tumbuh pada seorang anak ia mengetahui akan insiden yang terjadi di sekitarnya dan setelah memorinya merekam beberapa kabar info era pada usia 4-6 tahun.
Dr.Abdul Aziz dan Abdul Majid (2002:16) dalam bukunya ‘’Mengajarkan anak melalui ceritya ‘’mengatakan’’ selaku dari cerita-cerita yang ada, meliputi beberapa unsur yang negatif. Hal ini dikarenakan pembawaan cerita tersebut tidak mengindahkan nilai estetika dan norma’’. Mungkin dengan cerita si anak akan melakukan hal-hal buruk alasannya semua berita dan peristiwa yang terckup dalam suatu kisah akan berdampak sekali dalam pembentukan akal,dan norma seorang anak,baik dari segi budaya,imajenasi maupun bahasa kesehariaanya.
Seorang anak mempunyai peluanguntuk segala hal lebih cepat sehingga lebih gampang membentuk dan mengarahkan dirinya.hal tersebut sesuai dengan Tujuan Program Kegiatan Belajar TK, (Depdiknas,PKB TK GBPKB TK 1996) yakni untuk ‘’melakukan dasar ke arah perkembangan sikap,  wawasan, keahlian dan daya cipta yang ddiperlukan oleh anak asuh dalam beradaptasi dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta kemajuan selanjutnya’’.
Pendidikan taman kanak-kanak harus mampu berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menciptakan situasi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh kesempatananak termaksud pengembangan bahasa. Menurut Piaget (Tanpubolon,1991) “sejak lahir hingga cukup umur anggapan anak lewat berkembangan melalui jenjang-jenjang berperiode sesuai dengan tingkatan kematangan anak itu secara keseluruhan dengan interaksi-interaksinya dengan lingkunganya’’.
Jenjang-jenjang yang sesuai dengan tahap pertumbuhan anak Taman Kanak-kanak yaitu sebagai berikut :
1.      Jenjang sensorimotorik, sejak lahir hingga 18\24 Bulan dalam mendekati tamat priode ini sesudah bahasa anak mulai berkembang asumsi dimaksud juga mulai berkembang
2.      Jenjang properasional:18\24 hingga 6\7 tahun dengan ciri dalam pertumbuhan kesanggupan berfikir dengan tunjangan simbol-simbol (lambang-lambang).
Untuk acara pendidikan di taman kanak-kanak bercerita yakni aktivitas yang dilaksanakan oleh guru kepada anak ajar untuk memberikan bahan pembelajaran dengan menarik. Bercerita mampu dikerjakan dihadapan anak ajar itu sendiri atau anataranak ajar dengan orang sampaumur,bahkan mampu memakai media audio visual.
2.       PENGERTIAN METODE BERCERITA
            Metode bercerita yakni penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam bentuk dongeng dari guru kepada anak latih TK. Oleh karena itu materi yang disampaikan berbentuk dongeng yang permulaan dan kesudahannya kekerabatan akrab dalam kesatuan yang utuh, maka dongeng tersebut harus disediakan apalagi dulu. Pada dasarnya, tata cara bercerita ini padanan dari sistem ceramah, dengan kata lain untuk anak usia dini Taman Kanak-kanak dipergunakan istilah metode cerita sedangkan untuk anak usia sekolah dan orang dewasa memakai perumpamaan tata cara ceramah.
3.      TUJUAN BERCERITA
            Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah supaya anak mampu menyimak dengan seksama kepada apa yang disampaikan ornag lain,anak mampu bertanya bila tidak memahaminya,anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak mampu menceritakan dan mengekpresikan kepada apa yang didengar dan diceritakanya, sehingga pesan tersirat dari isi kisah dapat dipahami dan lambat laun di dengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan di ceritakanya kepada orang lain.
4.      FUNGSI BERCERITA
            Menurut prof.Dr Tampubolon, (1991:50), “Bercerita kepada  anak memainkan permainan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, namun juga dalam membuatkan bahasa dan fikiran anak” Dengan demikian, fungsi acara bercerita bagi anak 4-6 tahun adalah menolong kemajuan bahasa anak. Dengan bercerita indera pendengaran anak mampu difungsikan dengan baik untuk membantu kemampuan bercerita,dengan menambah pembendaharaan kosakata, kesanggupan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahap perkembanganya.Rangkaian kesanggupan mendengar ,berbicara, membaca, menulis, dan menyimak yaitu sesuai dengan tahap pertumbuhan anak, karena tiap anak berbeda latar belakang dan cara belajarnya.
5. MANFAAT METODE BERCERITA
      1. Melatih daya serap atau daya tangkap anak TK
      2. Melatih daya fikir anak
      3. Melatih daya konsentrasi anak Taman Kanak-kanak
      4. Mengembangkan daya imajenasi anak
      5. Menciptakan situasi yang menggembirakan serta menyebarkan suasan kekerabatan yang  erat sesuai dengan tahap perkembanganya
      6. Membantu kemajuan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif.
6.      KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE BERCERITA
Kelebihanya antara lain:
1. Dapat meraih jumlah anak yang relatif lebih banyak
2. Waktu yang ditawarkan mampu dimanfaatkan dengan efektif dan efisien
3. Pengaturan kelas menjadi lebih sederhana
4. Guru mampu menguuasai kelas dengan lebih gampang
5. Secara relatif tidak banyak membutuhkan ongkos
Kekuranganya antara lain:
1. Anak bimbing menjadi fasif,karena lebih banyak menyimak atau menerima penjelasan dari guru
2. Kurang merangsang perkembangan kreativitas dan kesanggupan siswa untuk mengutarakan pendapatnya
3. Daya serap atau daya tangkap anak bimbing berlawanan dan masih lemah sehinggasukar mengerti tujuan pokok isi dongeng
4. Cepat menumbuhkan rasa bosan utamanya apabila penyajianaya tidak mempesona
7.      IMPLEMENTASI PENERAPAN METODE BERCERITA  PADA PENGEMBANGAN BAHASA DI Taman Kanak-kanak
            Implementasi sistem bercerita di taman kanak-kanak berdasarkan kesanggupan yang diperlukan dicapai dalam pengembangan bahasa, kegitan bercerita dapat pula mengembangkan bahasa lainya sesudah anak menyimak kisah, atau mengulang cerita yang sudah diceritakan oleh guru atau sehabis dia mendengar kisah dari kaset lewat tape recorder, dapat juga sesudah menonton acara bercerita di VCD. Perlu anda ingat kembali, bahwa pada uraian nomor arahan yang ditebalkan yakni kesanggupan daya cipta yang mesti dikembangkan pada pengembangan bahasa ditaman kanak-kanak.
8.      ISI CERITA DI TAMAN KANAK-KANAK
             Isi kisah ditaman kanak-kanak biasanya mengandung nilai-nilai yang mengarah kepada pengembangan emosional,sosial dan seperitual anak.Isi dongeng mampu pula berupa pengetahuan bagi anak, contohnya wacana kemajuan tanaman dan proses perkembangbiakan binatang maupun yang lainya.Sesuai dengan tahap pertumbuhan anak baik, bahasa, media dan tindakan pelaksanaanya, semoga lebih efektif, komunikatif dan menyenangkan bagi anak.
9.      ALAT ATAU MEDIA METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK-KANAK
            Menurut Hi,Titi Surtiati dan Sri Rejeki,1991:1 Media Pendidikan dalam pemahaman yang luas adalah semua benda, langkah-langkah atau kondisi yang sengaja diusahakan\diadakan untuk menyanggupi keperluan pendidikan TK dalam rangka dan tujuan. Sedangkan sarana yaitu ialah media pendidikan untuk meraih tujuan yang dimaksud. Salah satu dari fasilitas tersebut yaitu alat peragaan atau alat bermain. Untuk alat atau benda eksklusif memperhatikan kebersihan, keselamatan dan kemudahan bagi guru maupun untuk anak saat mempergunakan.Untuk media tiruan gambar atau benda mesti mempunyai nilai seni gambar untuk anak usia TK.
10.  BENTUK-BENTUK BERCERITA
Bentuk-bentuk tata cara bercerita tersebut terbagi dua adalah:
1. Bercerita tanpa alat peraga
2. Bercerita dengan alat peraga
Bentuk bercerita dengan alat peragaan terbagi dua adalah:
1. Bercerita dengan alat peragaan pribadi
2. Bercerita dengan alat peraga tak langsung\benda tiruan
11.  TEKNIK PELAKSANAAN BERCERITA
            Petunjuk teknis pelaksanaan yang terperinci bagi guru supaya pesan budbahasa atau pesan pengetahuan yang disampaikan lewat dongeng dapat diterima oleh anak latih  TK. Teknik pelaksanaan bercerita tanpa alat dan dengan alat akan bantu-membantu ada pelajari dengan bentuk-bentuk bercerita.
B.     KEGIATAN BERCERITA TANPA ALAT PERAGA
Pendapat piaget tentang pertumbuhan anggapan anak pada jenjang praoperasional yang terjadi pada usia 18/24 bulan sampai 6/7 tahun ialah terdapat ciri perkembangan yang khas dalam periode ini yakni berkembangnya kemampuan berpikir dengan bantuan simbol-simbol atau (lambang-lambang) menurut Prof.Dr.Tampubolon, 1993:2.
1.      PENGERTIAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
Ketentuan kegiatan bercerita tanpa alat ini ialah kesanggupan guru secara penuh dalam hal, hafal isi kisah, vokal atau bunyi yang terang, damai dan tempo yang baik, intonasi bicara, gaya bahasa, mimik atau lisan tampang dan panto mimik atau keterampilan gerak badan yang menggembirakan bagi anak TK untuk mendengarkan dan mengamati guru bercerita.
2.      KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BERCERITA TANPA ALAT PERAGA
Kelebihannya adalah :
1.      Anak dilatih untuk belajar fokus.
2.      Anak belajar menjadi pendengar yang baik.
3.      Anak berguru berfantasi kepada objek yang tidak kasatmata.
4.      Anak mencar ilmu dan mendengarkandan membaca apa yang diperagakan guru.
5.      Anak berguru mengenang apa yang deceritakan oleh guru.
Kekurangannya adalah :
1.      Guru kadang-kadang malas berekpresi sebaik-baiknya sehingga mempengaruhi daya pikir dan fantasi anak.
2.      Tidak semua anak mempunyai motivasi atau kemampuan tersebut.
3.      Karena latar belakang yang dimiliki anak satu dengan yang lainnya yang berlainan adakalanya anak merasa jenuh duduk berlama-lama dengan memperhatikan 1 objek.
4.      Anak pasih menahan banyak hal yang ia ingin ketahui untuk ditanyakan dikala guru bercerita.
5.      Anak tidak bisa menyerap fantasi verbal dan gerakan guru dikala bercerita.
6.      Menjadi terlalu mulut, sehingga tatkala guru mengatakan ada kata-kata yang tidak mengetahui anak sehingga anak kurang paham alur ceritanya, bahkan dapat terjadi anak dapat mengetahui kata-kata, namun tidak tahu bentuk bendanya.
3.      STRATEGI PELAKSANAAN BERCERITA TANPA ALAT
Kegiatan bercerita ini dapat dilakukan didalam maupun diluar kelas dengan jumlah anak didik yang tidak terbatas, namun semestinya 25 anak. Waktu bercerita kurang lebih 10 sampai 15 menit.
Langkah-langkah pelaksaan aktivitas bercerita tanpa alat berikut ini :
1.      Dengan bernyanyi, diiringi musik atau lewat permainan anak dikondisikan oleh Anda supaya dapat mengendalikan posisi kawasan duduknya, dalam kegiatan ini dikembangkan perilaku toleransi dengan teman semoga anak mampu duduk dengan nyaman dan melihat guru yang sedang bercerita.
2.      Selanjutnya mulailah anda melakukan apersepsi dengan percakapan yang mampu memotivasi anak untuk menyimak dan memperhatikan cerita anda, percakapan diarahkan ke isi dongeng dan menyebutkan judul kisah. Anda mampu memperkenalkan atau mengamati media yang ada dalam dongeng walaupun tidak akan digunakan dikala bercerita, biar anak tidak verbalisme.
3.      Beri peluang anak untuk menyebutkan kembali judul dongeng atau kurang lengkap menyebutkannya, hendaknya Anda tidak menyalahkan, tetapi mencoba memperbaiki dengan bersama belum dewasa seluruhnya.
4.      Ketika suasana anak sudah hening dan tenteram siap menyimak dongeng maka Anda mulai bercerita dengan mimik dan pantonim Anda. Apabila dikala Anda sedang bercerita tiba-tiba ada seorang anak bertanya, maka Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut secara singkat kemudian mengajak anak untuk menyimak kembali dongeng tersebut hingga simpulan.
5.      Selesai bercerita, Anda mampu melakukan penilaian isi dongeng dalam bentuk pertanyaan atau peragaan, yang dapat anak jawab atau ragakan.
6.      Selanjutnya Anda menyimpulkan isi dongeng tersebut. Agar isi cerita dapat dipahami dan diketahui anak, selanjutnya dapat diambil hikmahnya, oleh anak didik pesan dari isi tersebut.
7.      Akhirnya dengan kesanggupan berbahasa yang anak dimiliki berilah beliau potensi untuk menceritakan kembali atau menyimpulkan cerita yang baru saja dia dengarkan atau amati saat Anda bercerita.
C.    BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Untuk bercerita dengan alat mampu dikembangkan pula pada jenjang ke-1 dalam perkembangan pikiran anak menurut Piaget (Tampubolon, 1991:3) yakni jenjang Sensorimotoris yang meningkat sejak lahir hingga 18/24 bulan. Ada tiga pertumbuhan anggapan yang mampu dibilang khas pada masa ini, khususnya dalam bagian-bagian terakhir ialah: (1) pertumbuhan pandangan wacana ketetapan keberadaan objek-objek, adalah, pemahaman ihwal adanya suatu objek terpisah dan lain dariobjek-objek yang lain; (2) mulai berkembangnya kesadaran kan hubungan sebab-akibat; dan (3) mulai meningkat bahasa dan asumsi bantu-membantu.
            Sesuai dengan yang dikatakan oleh Bruner (Tampubolon, 1991:11) berkenaan dengan perkembangan anggapan anak yang dikaitkan dengan pertumbuhan bahasa anak. Ialah “Anak mengerti dunia sekitarnya denagn tiga tingkatan Modus Pewakilan Pemikiran yaitu tiga cara fatwa yang menggambarkan (dalam arti mengetahui) pemahaman wacana objek-objek yang diamati didunia sekitar. Ketiga tingkata Modes Pewakilan Pemikiran perihal tersebut adalah:
1.      Modus Enaktif
2.      Modus Ikonis
3.      Modus Simbolis
1.      PENGERTIAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Kegiatan bercerita dengan memakai media atau alat pendukung isi kisah yang disampaikan artinya Anda menyajikan sebuah kisah pada anak TK dengan memakai berbagai media yang menawan bagi anak untuk menyimak dan memperhatikan ceritanya.
Alat atau media yang dipakai hendaknya aman, mempesona, dan dapat dimainkan oleh guru maupun anak dan sesuai dengan tahap kemajuan anak. Alat atau media yang dipakai dapat orisinil atau alami dari lingkungan sekitar, dan dapat pula benda tiruan atau fantasi.
2.      TUJUAN BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Agar anak dapat menanggapi secara tepat kepada isi cerita yang sedang disampaikan guru. Dengan alat peraga selaku penunjang dongeng membantu khayalan anak untuk memahami isi kisah.
3.      FUNGSI BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
            Fungsi bagi anak yaitu sebuah kisah akan menawan untuk didengarkan dan diamati bila memakai alat peraga.
Fungsi bagi guru ialah terasa lebih ringan dalam memberikan dongeng sebab terbantu oleh tugas alat atau media yang digunakan.
4.      BENTUK-BENTUK BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA
Bentuk-bentuk bercerita dengan alat terbagi dua bab:
1.      Bercerita dengan alat peraga pribadi
            Yaitu guru bercerita dengan mempergunakan alat peraga langsung apakah sebuah benda misalnya tas, atau makhluk hidup yang nyata contohnya binatang peliharaan atau flora.
Dalam bercerita dengan alat peraga pribadi terdapat ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a.       Isi cerita sesuai dengan tahap pertumbuhan anak dan media yang digunakan
b.      Menggunakan gaya bahasa anak
c.       Alat atau media yang dipakai tidak membahayakan bagi guru maupun bagi anak didik
d.      Alat atau media yang digunakan mampu tersimpan dalam satu daerah atau dapat dipegang langsung oleh guru dan anak.
Langkah-langkah bercerita dengan alat peraga eksklusif yakni selaku berikut:
a.       Anak menawarkan Anda menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan
b.      Anak memperhatikan penjelasan Anda secara singkat wacana alat peraga tersebut
c.       Anak termotivasi untuk mendengarkan dongeng
d.      Anak diberi peluang untuk member judul kisah
e.       Anak menyimak judul dongeng yang bantu-membantu dari Anda
f.       Anak mendengarkan guru bercerita sambil memegang alat tersebut
g.      Setelah final bercerita Anda menunjukkan potensi pada anak untuk memperlihatkan kesimpulan cerita tersebut
h.      Anda melengkapi kesimpulan isi cerita dari anak
i.        Anda menerangkan acara evaluasi dengan bertanya perihal isi cerita, tokoh kisah, isi gambar, dan member peluang bagi anak untuk menceritakan kembali serta member potensi bagi anak untuk bertanya.
      Kelebihan dari bercerita dengan alat peraga yakni anak mampu menyaksikan objek yang konkret yang mampu diamati pribadi. Kelemahannya yakni harus selalu siap medianya dan tersadar keamanannya.
2.      Bercerita dengan alat peraga tak pribadi atau benda tiruan
            Yaitu kegiatan bercerita dengan memanfaatkan alat peraga tiruan mirip tiruan buah, sayur, binatang dan benda-benda yang akan diceritakan. Namun benda-benda tiruan tersebut hendaknya proporsi bentuk dan warna sesuai dengan benda aslinya.
Kegiatan bercerita dengan alat peraga tak eksklusif adalah selaku berikut:
a.       Bercerita dengan gambar
b.      Bercerita dengan kartu
c.       Bercerita dengan papan flannel
d.      Bercerita dengan buku dongeng
e.       Bercerita dengan boneka
f.       Bercerita sambil menggambar
Kelebihan dari bercerita dengan alat peraga tak pribadi yakni menolong anak berfantasi dan imajinasi alasannya adalah ada media pendukung yang mampu dilihat secara langsung.
Kelemahan dari bercerita memakai alat peraga tak pribadi ialah pada alat peraga tak langsung atau memakai benda tiruan, jika pembuatannya menawarkan nilai seni dan keindahan serta mirip dengan aslinya maka mampu menolong khayalan anak, tetapi apabila alat tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan maka kemungkinan akan mengaburkan khayalan anak Taman Kanak-kanak.
5.      PERBEDAAN ERCERITA TANPA ALAT DAN BERCERITA DENGAN ALAT
            Berdasarkan pertimbangan Bruner perihal jenjang Modus Perwakilan Pemikiran anak yang dikaitkan dengan kemajuan bahasa, pada dasarnya anak secara bertahap membuatkan kemampuan kerfikir dan bahasanya dari menggunakan symbol-simbol untuk mengerti sebuah korelasi alasannya-akhir dari sebuah objek menjadi mampu berpikir abstrak, logis dan bernalar maka jelas bahwa perbedaannya yakni bercerita dengan alat adanya media selaku objek yang dapat dilihat anak yang dapat membantu daya nalar anak, sedangkan bercerita tanpa alat menggambarkan daya fokus anak untuk memperlihatkan isi kisah dari guru membawakan kisah tersebut.
  Partikel Kah, Lah, Pun, Tah, Dan Teladan Penggunaanya