TARI TRUNAJAYA : Sejarah, Properti, Gerakan & Pola Lantai

Tari Trunajaya – Tari Trunajaya atau Teruna Jaya atau Truna Jaya yakni tarian khas daerah Buleleng, Bali. Kisah yg diceritakan yaitu wacana seorang perjaka yg beranjak dewasa.

Dimana cowok tersebut berupaya memikat hati seorang perempuan. Namun penarinya biasanya malah wanita dgn menggunakan kostum bersifat maskulin.

Tari Trunajaya


Asal & Sejarah Tari Trunajaya

Asal Dan Sejarah Tari Trunajaya

Tahun 1945 tari Trunajaya diciptakan oleh Pan Wandres dgn tampilan “Kebyar Legong” kemudian seniman I Gede Manik menyempurnakannya. Tari ini erat korelasi sejarahnya dgn Tari Kakebyaran alasannya pula diiringi Gamelan Gong Kebyar & bernafaskan kebyar.

Pada tahun 2018 tari Trunajaya masuk dlm “Warisan Budaya Takbenda Indonesia” menjadi warisan budaya asal Buleleng.

Awalnya tari ini disebut tarian tunggal yg memerankan antara abjad pria atau perempuan. Namun dlm perkembangannya sudah dipentaskan oleh beberapa orang sekaligus.

Baca Juga: Tari Tunggal


Properti Tari Trunajaya

Properti Tari Trunajaya

Seperti layaknya tampilan tiap tarian menampilkan kostum khas-nya, tari Trunajaya pula memiliki seperangkat perlengkapan yg dikenakan ketika menari.

Mulai dr penutup kepala, hiasan kostum, aksesoris pelengkap & kain yg sesuai yg semuanya terlihat mewah & indah alasannya berwarna keemasan.

  • Kostum. Busana yg dikenakan penari Trunajaya dasarnya ialah baju lengan panjang warna ungu. Kemudian penggalan bawah menggunakan kain kamen (kancut) wana ungu dgn motif wajik keemasan. Ungu merupakan perlambang dr kewibawaan.
  • Udeng untuk hiasan kepala. Kain yg diikatkan di kepala penari Trunajaya mempunyai ciri khas yg berlainan dgn jenis tari Bali lainnya. Pada penggalan belakang udeng dibuat berbentukgaruda mungkur.
  • Hiasan indera pendengaran. Menggunakan rumbing (lembaran seperti bentuk sayap) yg diselipkan di daun telinga, dilengkapi dgn sebuah bunga kenanga (sandat), bunga merah & putih di kiri kanan telinga.
  • Simping Kulit & Penutup Dada. Simping kulit yakni dekorasi yg dipakai untuk menutupi pundak & di atasnya diberikan penutup dada warna hitam semoga simping tak terlepas.
  • Badong. Ini yaitu aksesoris leher dr kulit yg pula berwarna keemasan & terukir rumit & indah.
  • Sabuk & Ampok-Ampok. Sabuk ini berwarna keemasan yg berfungsi untuk mengencangkan pakaian semoga tak terlepas. Diikatkan dr pinggang hingga ke bagian dada penari. Selain sabuk, di pinggang penari pula diberikan aksesoris dr kulit sapi yg kemudian diukir & diberi warna.
  • Gelang Kana. Ada dua jenis gelang kana yakni kana atas yg dipasang di lengan atas penari. Lalu ada gelang kana bawah yg dikenakan di serpihan pergelangan tangan sebagai dekorasi.
  • Kepet. Atau kipas yg dipakai dikala menari.


Tata Rias Khusus Tari Trunajaya

Tata rias tari Trunajaya dibuat berlainan alasannya adalah menekankan aksara perjaka yg keras, bergairah tetapi tetap menampilkan gerakan lembut.

Penekanan dibuat pada mata dgn riasan mencolok berwarna kuning, biru & merah. Lalu alis dibikin agak lebih tinggi & memakai taling kidang.

Baca Juga: Tari Wayang


Pola Lantai & Gerakan Tari Trunajaya

Tari Trunajaya

Pola lantai yg digunakan dlm tari ini ialah garis melengkung. Sedangkan gerakan yg ditampilkan yakni gerakan yg lembut & lemah gemulai tetapi tampakenerjik.

Seperti penggambaran semangat seorang pemuda yg berangkat remaja & berupaya memikat hati perempuan yg disukainya.

Gerak tariannya bekerjsama menerima dampak dr budaya India yg tampakdr sikap tubuh (agem) yg mirip gerak ‘tribhangga’. Kemudian gerakan mirip kepik (ngepik) dgn menggerakkan lengan atas.

Awalnya tari Trunajaya merupakan tarian tunggal & penarinya mendatangkan huruf lelaki & perempuan sekaligus maka dibilang ‘tari babancihan”.

Namun tari ini sekarang meningkat & dipentaskan oleh beberapa penari. Durasi waktu pula bisa diubahsuaikan dgn waktu terpendek hanya 11 menit.

Baca Juga: Tari Yapong


Urutan Gerak Tari Trunajaya

Urutan Gerak Tari Trunajaya

Dalam tari Trunajaya terdapat empat jenis langkah gerakan yg dilaksanakan saat menari & setiap jenis terbagi lagi menjadi beberapa urutan yg harus dijalankan dengan-cara berurutan. Karena semua langkah itu menjadi suatu kesatuan dongeng yg disampaikan. Berikut ini langkahnya:

1. Pepeson

Pepeson yakni belahan awal dr tari Trunajaya dgn agem pokok Trunajaya dgn posisi mapah biu sambil jari di tekuk ke bawah untuk tangan kiri sedangkan ajun posisi sirang susu. Lalu gerakan sledet capung.

Total ada 22 langkah gerakan dimulai dgn berlangsung ke depan, posisi sirang susu sambil memegang kipas di tangan kanan & tangan kiri memegang kain kancut. Hingga langkah terakhir berlangsung cepat atau milpil ke kiri & kanan lalu membuang kipas.

2. Pengawak

Bagian pengawak yakni komposisi yg memperlihatkan gerakan tari yg ritmenya pelan & dlm Trunajaya rangkaian pengawak terdiri dr enam langkah.

Dimulai dr gerakan agem kiri trunajaya hingga bersimpuh lalu menggerakkan tangan ke kanan kiri sambil memegang kipas dilanjutkan dgn gerakan sledet.

3. Pengecet

Bagian ketiga merupakan belahan dgn komposisi yg menampilkan gerak tari yg ritmenya sedang hingga cepat. Dalam tari ini cuilan pengecet cuma berisi tiga langkah dimulai dr berlangsung sambil ngeliput, piles kiri-kanan, agem kanan. iakhiri dgn memegang kancut & sledet.

4. Pekaad

Berasal dr “kaad” yg artinya selesai, ini merupakan belahan terakhir dr sebuah tarian & biasanya ditandai dgn pergantian ritme menjadi lebih dinamis.

Pada tari Trunajaya pula hanya tiga langkah dimulai dgn ngenjet & iakhiri dgn agem kanan sambil memegang kancut.


Musik Pengiring Tari Trunajaya

Musik Pengiring Tari Trunajaya

Seperti semua tarian, tari Trunajaya pula membutuhkan musik pengiring untuk tariannya & alat musik yg digunakan adalah gong kebyar.

Gong Kebyar mulai meningkat tahun 1920 karena iramanya dinamis & bercorak modern. Musiknya dibagi menjadi waktu panjang & waktu pendek.

Gong Kebyar bahwasanya merupakan penyederhanaan atau pengurangan beberapa instrumen dr Gong Gede. Seperti arti kata Kebyar yakni cepat & keras, permainan gong kebyar ini pula keras, dinamis, ritmenya cepat. Gong kebyar mempunyai lima nada dasar dgn istilah “laras pelog”.

Dalam kelengkapan Gong Kebyar memiliki 10-13 instrumen berlawanan & masing-masing dgn beberapa instrumen terpisah. Tapi kerap kali tak semuanya digunakan tergantung dr kelompok atau disebut ‘sekaa’ yg hadir.

Instrumen yg digunakan yakni Babende, Ceng-ceng, Gangsa, Gendang & Gong Besar, Jegogan, Kajar, Kemong, Reyong, Rebab, Suling Bambu & Terompong. Nada dasar laras pelog yg digunakan yaitu “nding, ndong, ndeng, ndung, & ndang.”


Ciri Khas Tari Trunajaya

Ada beberapa ciri khas yg ditampilkan dlm tari Trunajaya, mulai dr jenis gerakan tari yg cukup berbeda dr tari Bali kebanyakan hingga pemakaian udeng yg dibuat unik. Seperti yg dijelaskan berikut ini:

  • Menggunakan “agem pokok Trunajaya” yaitu tangan kiri posisi mapah biu sedangkan ajun posisi sirang susu.
  • Gerakan sledet capung yg mampu dimengerti dr ritme iringan yg cepat.
  • Udeng penutup kepala dibentuk khusus mirip garuda mungkur.
  • Gaya tari dgn gerakan seperti memasang kuda-kuda & membelalakkan mata yg melambangkan kejantanan seorang perjaka.


Fungsi Tari Trunajaya

Fungsi Tari Trunajaya

Tari Trunajaya mempunyai fungsi selaku fasilitas hiburan atau disebut pula “balih-balihan” yg bisa dipentaskan di mana saja. Misalnya di lapangan, di depan pura atau di panggung tertutup atau terbuka.

Belakangan pula selaku pementasan khusus untuk dirasakan tamu kenegaraan atau tamu kehormatan lain pada acara resmi.

Tari Trunajaya memang tari kebanggaan penduduk Buleleng karena diciptakan & berkembang di kawasan tersebut. Gaya gerakan yg lincah memang sangat mempesona terlebih dgn tampilan lengkap penari yg terkesan glamor & indah & gerakan yg ekspresif & dinamis.

Tari Trunajaya

  TARI RAKYAT : Sejarah, Properti, Asal, Gerakan & Pola Lantai