Tari Tani – Bertani merupakan profesi yg dilakoni oleh banyak penduduk di Indonesia. Sebagai bentuk apresiasi & kreatifitas terhadap kegiatan yg memenuhi banyak sekali kebutuhan ini, hadir tari Tani yg dikreasikan oleh para seniman di Jawa.
Kesenian tari mampu menjadi fasilitas yg fungsional bagi penduduk untuk mencurahkan daya kreatifitasnya, termasuk menimbulkan kegiatan bertani menjadi tarian.
Pentingnya eksistensi seorang petani seringkali tak disadari oleh penduduk , bahkan cukup banyak yg memandangnya selaku pekerjaan remeh.
Padahal, tak siapa saja mampu bertahan di tengah lingkungan & kewajiban petani. Dibutuhkan kemampuan, jam melayang, serta kepekaan kepada keadaan tumbuhan hingga alam semoga bisa dipanen pada hasilnya. Berikut ulasan lebih jauh mengenai tarian Tani:
Daftar Isi
Asal Tari Tani
Indonesia dikenal kaya akan kebudayaan, mengingat beragamnya suku yg ada di negara kepulauan ini. Mulai dr tarian yg membahas kisah perjuangan prajurit kerajaan, percintaan, hingga acara yg digeluti penduduk sehari-hari mirip bertani.
Mendengar namanya, mungkin banyak orang yg sudah dapat menebak bila tarian ini menceritakan seputar kegiatan bertani.
Kata “tani” sendiri iambil dr kata bertani, profesi mulia yg menghasilkan bahan pokok yg mampu disantap oleh penduduk sehari-hari.
Tarian ini diciptakan & meningkat di kawasan Jawa, khususnya Demak. Para seniman di Demak terinspirasi oleh acara pertanian yg banyak digeluti masyarakat selaku mata pencaharian terutama.
Baca Juga: Tari Tayub
Sejarah Tari Tani
Tarian yg terdapat di wilayah Jawa lumayan banyak, lantaran memiliki bermacam-macam kisah serta legenda lokal yg menjadi peninggalan bersejarah.
Di Kabupaten Demak, banyak warga yg profesi utamanya adalah petani. Mata pencaharian ini dijalankan oleh dominan warga biar bisa menerima hasil terbaik.
Hingga kini, belum diketahui dgn pasti mengenai siapa pencipta & kapan tahun pertama kali diciptakannya tarian ini, karena telah berkembang & dikenalkan sejak cukup lama.
Kendati demikian, tarian ini masih terus dilestarikan karena sungguh unik, dimana para penari terlihat seolah-olah sedang melakukan aktivitas pertanian.
Jika dulunya tarian ini sebatas hiburan untuk penduduk sekitar, sekarang kehadirannya terus berkembang sehingga lebih banyak yg mengenalinya.
Tidak jarang, penduduk menampilkannya di banyak sekali acara hingga festival kebudayaan. Di aneka macam institusi pendidikan misalnya sekolah & universitas, tak jarang tarian ini ditampilkan di program tertentu selaku hiburan.
Properti Tari Tani
Dalam setiap tarian tradisional, diperlukan properti yg dapat mendukung berjalannya pertunjukan.
Keberadaan properti mampu menggambarkan lebih aktual hal yg hendak disampaikan dr suatu tarian, sama halnya tarian Tani. Agar mampu menggambarkan kegiatan bertani dgn lebih positif, berikut berbagai properti yg diharapkan:
1. Cangkul
Properti paling utama dlm tarian Tani yaitu benda yg digunakan para petani untuk melakukan pekerjaan , yakni cangkul.
Dalam bertani, peran cangkul begitu penting lantaran berfungsi untuk menggarap sawah sehingga bisa ditanami padi yg nantinya menjadi makanan pokok penduduk , yakni nasi. Cangkul selaku properti tari dapat menunjukkan karakteristik petani tatkala melakukan sawahnya.
Di Jawa, cangkul (disebut pula pacul) mengandung filosofi tersendiri. Pacul mempunyai arti mencampakkan pecahan menonjol sehingga menjadi rata.
Hal yg dimaksud menonjol ini yaitu dosa insan. Oleh lantaran itu, manusia diminta menyadari kelemahan serta dosanya sehingga tak angkuh & “meratakan” dosanya dgn perbuatan baik kepada sesama. Contohnya bertani yg mampu memberi faedah bagi banyak orang.
2. Caping
Properti selanjutnya dlm tari Tani ialah caping. Benda ini adalah topi dgn bentuk kerucut yg dikenakan petani tatkala sedang bekerja.
Caping dibentuk dr bambu, dgn fungsi melindungi kepala ketika bekerja lantaran seringkali terkena sengatan terik matahari. Tidak heran dikala melihat caping, banyak orang mengasosiasikannya dgn masyarakat tradisional Indonesia.
Caping bentuknya mengerucut pada cuilan atas, membentuk gunung & merupakan lambang sumber kehidupan makhluk hidup.
Warga di Jawa memaknai bila gunung ini menyimbolkan Tuhan sebagai pemberi berkat yg ada di puncak sehingga wajib disembah. Manusia wajib memiliki fondasi kuat untuk berpegang teguh pada Tuhan.
3. Pakaian Petani
Pakaian yg dikenakan oleh penari adalah baju budbahasa untuk bertani. Umumnya wanita menggunakan kebaya khas dr pedesaan yg belum terpapar modernsisasi.
Sementara itu penari pria memakai baju berwarna hitam yg khas petani, disebut pula baju Warok. Pakaian petani menggambarkan bagaimana kesederhanaan hidup petani.
Baca Juga: Tari Tempurung
Pola Lantai Tari Tani
Pola lantai memiliki andil dlm sebuah pertunjukan tari. Tujuannya adalah mengarahkan posisi gerak penari dlm membawakan tariannya.
Terlebih, acuan lantai pula mengandung filosofi yg menjadi harapan & doa dlm suatu tarian. Berhubung ada lumayan banyak gerakan yg terdapat di tarian ini, acuan yg ada pula tak pasti.
Misalnya gerakan improvisasi yg dikerjakan penari, menghasilkan acuan lantai yg acak. Namun di beberapa adegan tertentu terlihat acuan horizontal dimana penari berjejer sambil melakukan kegiatan bercocok tanam.
Pola ini melambangkan bagaimana insan diciptakan Tuhan, yakni setara sebagai sesama ciptaan-Nya.
Di beberapa bagian pula ada teladan melingkar, contohnya dikala penari beristirahat bareng & membahas berbagai hal wacana kehidupannya. Pola zig zag pula memungkinkan untuk dijalankan tatkala perubahan adegan contohnya memetik hasil panen di sawahnya.
Baca Juga: Tari Topeng
Gerakan Tari Tani
Gerakan yg dibawakan para penari dlm tarian ini berfokus pada kegiatan para petani di sawah. Dengan durasi yg cukup panjang, tariannya bisa memperlihatkan berbagai tindakan yg dijalankan para petani.
Penonton akan disuguhkan tampilan dimana penari mencangkul, mulai menanam benih, menyiangi flora, & masih banyak gerakan yg lainnya.
Pertunjukan yg lengkap membuat penduduk dapat mengetahui lebih jauh gambaran apa yg dilaksanakan petani ketika bekerja. Dalam memperlihatkan berbagai gerakan ini, penari tak sendirian.
Umumnya tari Tani dibawakan oleh kurang lebih 30 orang. Semua memiliki tugas serta posisinya masing-masing. Ada yg bertugas menanam, ada yg mencangkul, & lain-lain.
Keunikan Tari Tani
Penggambaran acara bertani yg ditunjukkan dlm tarian ini cukup lengkap, sehingga penonton mencicipi seperti sungguh-sungguh sedang melihat petani bekerja.
Kegiatan bertani tergambar dlm tarian ini begitu nyata, bukan sekadar meniru tetapi mirip apa adanya baik dr bercocok tanam hingga mengambil hasil panen.
Ada pula adegan sedang beristirahat serta minum-minum selepas lelah di sawah sehingga terlihat kian nyata.
Dilengkapi dgn properti yg dibentuk khusus untuk memperlihatkan tari Tani, penari dapat mengisahkan banyak hal. Interaksi yg terjadi satu sama lain terlihat natural & mempesona.
Meski berkisah perihal bertani, tarian ini pula terkadang diiringi shalawat yg menjunjung tinggi nama Allah SWT beserta Rasulullah. Shalawat tersebut merupakan perwujudan syukur & permintaan supaya acara bertani berlangsung tanpa kendala.
Nuansa musik yg mengiringinya pula cukup dinamis, dgn aneka macam nada & tempo lewat bende, kecrek, symbal, hingga drumband di acara tertentu.
Bunyi dr alat musik tersebut memperbesar semangat penari serta penonton sehingga tak jenuh. Apalagi beberapa shalawatnya iaransemen dgn cukup unik sehingga tergolong “anti mainstream”.
Para penyanyi yg membawakan selawat membawakannya dgn bunyi serta cengkok khas. Menandakan seseorang yg bersahaja, tegas, serta mencintai Tuhan & alam.
Fungsi Tari Tani
Keberadaan tarian selaku cuilan dr kebudayaan Indonesia memiliki sejumlah fungsi yg menjadikannya terus dilestarikan hingga kini. Tarian Tani asal Jawa pula memiliki keragaman fungsi yg bermanfaat bagi masyarakat, seperti berikut ini:
1. Fungsi Edukasi
Nilai yg ditunjukkan dlm tari Tani menggambarkan kehidupan seorang petani. Secara tak eksklusif, hal ini menjadi edukasi bagi penonton untuk lebih mengenal pekerjaan seorang petani yg andilnya sungguh besar kepada kebutuhan primer, yakni nasi.
Melalui gerakan yg ditampilkannya, penonton bisa mendapatkan citra bahwa kegiatan ini merupakan hal yg krusial.
Meski sekilas nampak sederhana, tetapi sebenarnya kegiatan ini cukup kompleks & membutuhkan pengetahuan serta pengalaman.
Untuk itulah profesi petani tak dapat dipandang sebelah mata, & justru ianggap selaku teladan lantaran membutuhkan upaya serta perhatian tinggi untuk merawat sawahnya hingga panen.
2. Fungsi Hiburan
Menyaksikan kegiatan pertanian yg dikemas dlm bentuk tarian merupakan sesuatu yg unik & menghibur. Pada dasarnya, estetika & keunikan dlm seni tari menjadikannya sebuah tontonan yg menghibur.
Gerakan penari, iringan musik, hingga syair atau puji-kebanggaan tertentu yg diucapkan penari, variasi ini menciptakan tarian semakin mempesona untuk disaksikan.
3. Fungsi Sosial
Interaksi sosial merupakan serpihan dr kehidupan bermasyarakat, begitu juga yg terjadi dlm penampilan tari. Penari bersama pemain musik, dgn penonton, semua membentuk keterhubungan satu dgn lainnya.
Pertunjukan tari membuka kesempatan bagi orang-orang untuk bertemu, baik dr wilayah yg sama maupun berlainan.
Hal ini mampu memungkinkan terjadinya pertukaran wawasan, pengalaman, menjadikannya kekerabatan baru. Melalui hal ini, penduduk Jawa pula dapat mengembangkan sektor pariwisatanya.
Tarian yg menarik & memiliki karakteristik besar lengan berkuasa menjadikannya gampang diingat & menjadi sesuatu yg dicari tatkala orang tiba untuk berlibur atau sekadar berkunjung.
Demikian ulasan seputar tari Tani, kesenian asal Jawa yg merupakan penggambaran kehidupan para petani dlm menjalankan profesinya.
Sebagai cuilan kebudayaan yg menggambarkan karakteristik petani, tarian ini dapat menjadi perwujudan positif apresiasi kepada para petani. Dengan mengenalkan tarian ini, generasi muda dapat lebih terbuka & mengetahui pentingnya profesi ini.
Tari Tani