Tari Rejang – Keberadaan pulau dewata, Bali memang menjadi magnet pemikat turis bagi negara Indonesia. Tidak lain alasannya adalah selain kekayaan alamnya yg hebat indah & mempesona, Bali pula dianugerahi dgn kondisi masyarakat yg berbudaya.
Salah satunya terlihat dr keanekaragaman budaya tarian selayaknya tari Rejang yg tak cuma ritmis tetapi pula sarat makna. Khususnya yg berkenaan dgn unsur nilai adab & pula agama.
Apabila penasaran & ingin mengulik lebih jauh mengenai tari Rejang ini, maka sebaiknya sisihkanlah sedikit waktu luang untuk mengikuti pembagian terstruktur mengenai di bawah ini dgn seksama. Lantaran di sini akan diberikan banyak bahasan mengenainya.
Mulai dr asal usul tarian Rejang, sejarah perkembangannya, properti paten yg ada, contoh lantai yg dipraktekkan sampai dgn keunikan & fungsionalnya. Kaprikornus tak usah berlama-lama, inilah pembagian terstruktur mengenai selengkapnya:
Daftar Isi Artikel
Asal Usul Tari Rejang
Sebelum membahas banyak hal mengenai tarian ini, maka perlu kiranya untuk memahami asal wilayahnya. Pasalnya, dgn mengenali daerah asal maka dengan-cara tak eksklusif akan memberi gambaran mengenai tarian dengan-cara keseluruhan.
Khususnya berkenaan dgn pola gerakan, kostum yg dikenakan, hingga barangkali terkait makna yg ingin disampaikan.
Seperti yg dijelaskan sebelumnya, tarian Rejang merupakan tari asli Bali. Yakni suatu tarian yg dihadirkan selaku wujud rasa syukur atas berkah turunnya Dewa di tanah Bali.
Tarian ini diperkirakan telah ada pada masyarakat Bali pra hindu. Kemudian menjelma cabang-cabang tarian yg khas, dgn yg paling populer yakni Rejang Renteng.
Baca Juga: Tari Remo
Sejarah Tari Rejang
Permulaan dr tarian etnik ini yaitu adanya cita-cita penduduk Bali untuk mengungkapkan rasa syukur pada Dewa Dewi ke dlm persembahan tarian.
Maka dengannya munculah jenis tarian Rejang yg dr gerakan & propertinya miliki nilai filosofis kehidupan. Khususnya pada tarian Rejang Renteng, yg dipercaya paling terkenal dibandingkan dgn varian yg yang lain.
Jenis tarian ini sendiri bantu-membantu merupakan hasil pemampatan dr tiga jenis tarian yg ada di Bali yakni Rejang Dewa, Pendet, & pula Renteng.
Perpaduan ini sungguh unik karena menggunakan unsur-unsur yg begitu lekat dgn masyarakat Bali. Maka tidak mengherankan jika sesudah kemunculannya begitu mudah menyebar, baik bagi masyarakat di kecamatan Nusa Penida sebagai titik awalnya, maupun tempat lain sekitarnya.
Properti Tari Rejang & Maknanya
Selayaknya pada kelaziman tarian etnik yg berkembang di tanah air, tarian Rejang pula mempunyai properti khas yg masing-masing punya makna filosofisnya. Yaitu yg terdiri atas sejumlah komponen di bawah ini:
1. Baju Lengan Panjang Berwarna Putih
Warna putih yg dikenakan pada busana penari ini menjadi perlambang kesucian. Artinya seorang penari Rejang senantiasa mempertahankan tubuhnya yg sakral. Sehingga dengannya mesti selalu dijaga & dirawat dgn bersih, suci, serta sarat dgn nilai keindahan.
2. Selendang Polos Berwarna Kuning
Selendang berwarna kuning yg tak memiliki motif alias polosan ini akan dikenakan untuk mengikat serpihan perut penari.
Maknanya seorang penari Rejang menemani tumbuhnya kebaikan di pusatnya. Selain itu pula mengikat adanya kejahatan serta emosi yg ada pada diri masing-masing penarinya.
3. Cepuk Tenun dgn Warna Kuning
Pada kehidupan masyarakat tradisional, khususnya yg ada di Bali, seni tak hanya menempati fungsi keindahan saja. Namun pula kerap bersentuhan dgn hal-hal di luarnya, seperti sebagai media penolak bala.
Dalam hal ini pada tarian Rejang terdapat cepuk tenun yg memegang peranan penolak bala tersebut, untuk menghindarkan masyarakat dr adanya mara ancaman.
4. Sasakan Tanpa Motif
Selain kesucian tubuh, penduduk bali pula menjunjung tinggi adanya kesucian sedari pikiran. Hal ini pada tarian Rejang diwujudkan dgn adanya properti berupa sasakan polos. Properti ini mengandung maknawiah berbentukkebersihan fikiran, ketulusan, & kebaktian pada sang Pencipta alam.
5. Bunga Jepun
Bunga kerap diidentikan selaku sesuatu yg mempunyai makna keindahan & keharuman kecerdikan seseorang. Termasuk pada jenis tarian Rejang ini yg pada pementasannya menggunakan bunga jepun selaku pemanis properti.
Bunga ini memegang peranan sebagai perlambang bahwa penduduk memegang prinsip kesederhanaan, keluguan, serta keharuman budhi.
6. Subeng
Pada bahasa penduduk di Bali, properti satu ini mampu diartikan selaku perhiasan giwang atau anting. Maknanya berkenaan dgn fungsi organ indera pendengaran selaku alat untuk mendengar.
Artinya dlm kehidupan keseharian, pendengaran tersebut mesti dijaga dgn mendengarkan hal yg baik, suci, & indah saja. Selain pula bersikap abai pada hal-hal yg kotor.
7. Sanggul Pusung Tagel
Keberadaan properti pada tarian Rejang tak cuma mengandung makna filosofis terkait bagaimana penduduk bersikap dlm hidup saja.
Namun pula ada yg mengandung makna penunjuk status sosial. Seperti properti terakhir ini yg menjadi simbolis bahwa penari yg memeragakan telah berstatus menikah.
Baca Juga: Tari Remong
Pola Lantai Tari Rejang Bali
Ketika diamati, acuan lantai yg terdapat pada tarian Rejang lazimnya memiliki contoh lurus. Ini memperlihatkan kesan kesederhanaan namun mempunyai kekokohan di dalamnya.
Khususnya selaku simbolis kegigihan masyarakat dlm memegang prinsip. Kemudian pol aini akan diakhiri dgn formasi bulat, yg mengambarkan kesiapan persembahyangan.
Baca Juga: Tari Reog
Gerakan Tari Rejang
Lebih lanjut, pada pertunjukkan tari Rejang Bali ini ada sejumlah variasi gerakan yg akan ditampilkan oleh para penarinya. Yakni yg dapat dijelaskan lebih rinci berikut ini:
1. Memendet
Variasi pertama ini mempunyai dua teladan gerakan, yakni yg disebut dgn Nyalud & Ngelung. Nyalud ditampilkan dgn memposisikan tangan ke kepingan dalam, dgn posisi menutup & membuka di depan dada, serta diiringi dgn gerakan kaki yg bergantian ke depan.
Sedang ngelung adalah gerakan merebahkan posisi badan ke samping, dgn satu tangan tertekuk di dada & tangan yg lain lurus ke kanan atau kiri.
2. Rejang
Pola gerakan yg kedua ini mempunyai tiga cuilan. Yakni ngeliud yg berbentukgerakan halus dgn bentuk formasi lengkung.
Lalu ngenjet yg mempunyai teladan simetris dgn ciri gerak yg kokoh serta penuh ketenangan. Selain itu ada tanjak yg mengarahkan penari untuk membentuk deretan gres yg sifatnya asimetris.
3. Memande
Ketika telah memasuki tahapan tertentu, para penari akan membuat teladan melingkar yg disebut dgn memande. Yakni sebuah teladan yg diwujudkan sebagai perlambang kesiapan para penari.
Dalam melaksanakan persembahyangan. Khususnya untuk menggambarkan kebahagiaan & rasa syukur atas kehadiran ilahi-dewi di tanah Bali.
Keunikan Tari Rejang Bali
Sebagai sebuah tarian yg etnik, tari Rejang mempunyai keunikan dibandingkan dgn jenis tarian tradisional yg berasal dr tempat yg lain. Khususnya berkenaan dgn hal-hal mendasar yg disebutkan dibawah ini:
- Tarian rejang menggunakan properti khas bali yg sangat intim & unik, serta memiliki keindahan di dalamnya. Selain itu masing-masing properti mempunyai nilai filosofis yg bersahabat dgn nilai-nilai yg tertanam di dlm masyarakat.
- Setiap acuan gerakan yg ada pada tarian Rejang memiliki pakem tersendiri yg khas. Mulai dr memendet, rejang, hingga memande yg menjadikannya terasa sahih.
- Keberadaannya yg telah usang di pulau Dewata menyebabkan jenis tarian ini mempunyai nilai sejarah yg tinggi. Khususnya berkenaan dgn pertumbuhan seni tari pada penduduk Hindu Bali, utamanya berkenaan dgn ritual pemujaan pada Dewa Dewi.
Fungsi Tari Rejang
Berikutnya, penting untuk dipahami bahwa setiap tarian yg diciptakan dgn latar budaya yg kuat pasti mempunyai fungsional dlm pertunjukkannya. Selayaknya tarian Rejang yg setidaknya punya dua fungsi utama, yakni:
1. Wali
Fungsi tarian Rejang pertama ini berkenaan dgn faktor religi yg diyakini oleh masyarakat Hindu Bali. Dalam hal ini biasanya menempatkan tarian ini selaku sesuatu yg sakral & suci.
Maka tak aneh kalau kerap didapatkan pada acara piodalan yg diselenggarakan di tempat khusus sepatutnya Pura Dalem Ped. Apalagi pada upacara Dewa Yadnya, yg dipercayai oleh segenap pemeluknya.
Hal ini kalau ditelaah dengan-cara lebih lanjut menggambarkan terkait bagaimana masyarakat Bali masih memegang teguh keyakinan di tengah segala kemodernan.
Khususnya berkenaan dgn kekerabatan antara insan dgn penciptanya. Sehingga diharapkan tercipta suatu kekerabatan yg harmonis di antara kedua unsurNya.
2. Manusa Yadnya
Apabila pada fungsi yg sebelumnya, tarian menekankan pada acuan hubungan antara manusia & penciptanya, maka berbeda pada fungsi kedua. Di mana Manusa Yadnya mempunyai artian hubungan antara manusia dgn pelbagai elemen yg ada di sekitarnya.
Dengan kata lain berkenaan dgn contoh sosial bermasyarakat yg sebaiknya diterapkan oleh segenap masyarakat yg tinggal di Bali.
Lebih spesifiknya, tarian Rejang mampu diartikan sebagai sebuah instrument yg menggambarkan persembahan yg sifatnya tulus dr hati, disucikan, lapang dada dgn tujuan pemeliharaan, pendidikan serta pembersihan diri dengan-cara spiritual.
Ini menempatkan masyarakat untuk senantiasa melestarikan ngayah, di manapun berada. Terutama pada acara pekan budaya, ekspo, atau jenis perayaan seni yg yang lain.
Secara tak pribadi hal tersebut pula menjadi bukti yg konkret bahwa penduduk Bali sangat rukun & menghormati satu sama lain.
Sehingga memungkinkan turis untuk tertarik & datang sebab merasa Bali selaku suatu destinasi yg indah & nyaman. Tentu ini pula menjadikan tarian ini selaku sebuah alat untuk membuatkan Bali dr sisi ekonomi.
Penutup Artikel Tari Rejang
Demikianlah tadi serangkaian informasi yg mampu diberikan terkait tari Rejang Bali yg begitu mempesona. Pasalnya, tarian ini tak hanya memperlihatkan estetika gerakan & ritmisnya iringan saja, namun pula merefleksikan nilai-nilai yg hebat.
Khususnya wacana ketekunan masyarakat bali dlm memegang nilai agama. Sehingga dengannya, maka sangat penting untuk tetap dikembangkan ke depannya.