Tari Perang (Falabea) : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Perang (Falabea) – Apabila disebutkan satu per satu, maka tak akan selesai untuk menerangkan keragaman budaya di Indonesia.

Sebagaimana pemikiran Bhineka Tunggal Ika, kekayaan budaya serta adanya perbedaan harus senantiasa dibina dgn baik oleh seluruh penduduk . Salah satu kekayaan tradisi Indonesia yaitu tari perang atau falabea yg menjadi daya tarik warga gila.

Tarian daerah biasanya dipakai dlm acara penting, contohnya pada upacara ijab kabul, menyambut tamu, hingga pentasseni. Dari sekian tari tradisional, tarian perang menjadi salah satu yg mencuri perhatian.

Kesenian ini dianggap sakral bagi masyarakat yg tinggal di Bumi Cendrawasih. Berikut keterangan mendalam perihal tari falabea tersebut:

Tari Perang (Falabea)


Asal Tari Perang

Asal Tari Perang

Seni tari perang atau falabea merupakan tarian tradisional yg berasal dr Papua. Pulau yg diketahui dgn istilah Bumi Cendrawasih ini memang kaya akan budaya yg mempesona untuk dipelajari.

Tari falabea umumnya akan dimainkan oleh penari laki-laki berjumlah sekurang-kurangnya7 orang. Pelaksanaannya akan dilakukan di tanah lapang untuk memudahkan dlm bergerak. Tari Falabea tergolong pentasseni yg terbilang sakral bagi masyarakat Papua, sehingga tak sembarang dimainkan.

Biasanya tarian ini akan dimainkan sebagai bentuk ramah tamah dlm menyambut tamu maupun traveler yg berkunjung ke Jepang. Gerakan-gerakan yg dilakukan oleh para penari menyiratkan rasa syukur terhadap Sang Pencipta.

Bagi pelancong yg tiba ke Papua bisa menyaksikan tari perang dengan-cara langsung. Pertunjukan seni tersebut biasanya diselenggarakan dlm Festival Lembah Baliem yg diadakan tiap tahun.

Namun, bagi pembaca yg berlokasi jauh dr Papua pula tetap bisa mempelajari tarian tersebut dgn menyaksikan pentasseni melalui Youtube.

Baca Juga: Tari Perjuangan


Sejarah Tari Perang

Sejarah Tari Perang

Keberadaan tari falabea tentu tak lepas dr sejarah yg telah dilaluinya. Zaman dulu masyarakat Papua memang sering terlibat peperangan antar suku.

Sehingga, para prajurit memerlukan pemantik semangat supaya mampu berperang dgn penuh keberanian. Sejak dikala itulah tari falabea mulai dilaksanakan & berkembang hingga saat ini.

Awalnya tari perang dimaknai sebagai upaya untuk menghidupkan semangat para tentara yg hendak berperang. Sehingga, beberapa gerakan yg tercipta menggambarkan keberanian, kepahlawanan, serta kegagahan.

Selama berlalunya waktu, tari falabea lebih diperuntukkan sebagai bentuk penghormatan pada leluhur yg sudah berjuang. Selain argumentasi tersebut, pertunjukan tari perang pula dimaksudkan untuk mengenalkan salah satu diantara budaya Indonesia pada turis.

Terutama bagi para pelancong yg mempunyai ketertarikan dlm mempelajari kebudayaan yg ada di Indonesia. Melalui pentasseni tersebut, tari falabea bisa tetap dilestarikan hingga sekarang.


Properti yg Dipakai

Properti Yang Dipakai

Keistimewaan tari perang pula diperoleh dr penggunaan properti yg mendukungnya. Seperti pada umumnya, para penari tentu mempunyai tema pakaian tersendiri tatkala menampilkan sebuah seni tari.

Begitu pun pada tari falabea yg mempunyai kostum unik. Berikut sejumlah properti yg dibutuhkan supaya tarian kawasan tersebut bisa ditampilkan dengan-cara maksimal:

1. Kostum

Pakaian yg dikenakan dlm membawakan tari perang memang cukup khas. Kostum dibikin dr daun-daun yg disusun hingga menyerupai rok.

Selain selaku kostum dlm tarian perang, rok rumbai ini biasanya digunakan tatkala sedang menghadiri acara adat. Ada sedikit perbedaan antara rok rumbai yg dikenakan laki-laki & perempuan oleh masyarakat Papua.

Untuk laki-laki yg mengenakan rok rumbai, maka tak perlu mengenakan baju kurung seperti pada perempuan. Setiap penari memakai aksesoris kepala khas Papua yg sungguh menonjol.

Kemudian ditambahkan manik-manik, serta gelang yg yang dibuat dr anyaman bulu. Untuk dekorasi kaki, penari mengenakan gelang dibentuk dr bulu juga.

Selain penyeleksian kostum, para penari pula mengenakan riasan yg cukup menonjol. Riasan tersebut tersebar di antara paras , lengan, dada, & punggung.

Bagian kaki pula turut digambar motif Papua memakai cat warna putih yg kontras dgn warna kulit. Dengan demikian, terlihat terperinci tatkala penari bergerak mengikuti alunan musik.

Bagi seseorang yg berperan sebagai kepala suku mengenakan aksesoris seperti taring babi yg melekat di bagian hidung. Tujuannya tak lain semoga penonton bisa membedakan antara kepala suku & serdadu.

Dengan demikian, tarian falabea akan terlihat harmonis & menawan untuk disaksikan hingga serpihan simpulan tarian.

2. Alat Musik

Satu elemen yg membuat tari perang begitu semarak yaitu iring-iringan alat musik yg menyertainya. Adapun alat musik yg dipakai yakni tifa.

Pemain musik akan memainkan tifa dgn cara dipukul dgn tempo tertentu, sehingga menghasilkan alunan musik sesuai dgn gerakan penari. Tifa tergolong alat musik tempat asal Papua yg fenomenal.

Bila diamati mendetail, Tifa berupa serupa dgn kendang. Bahan pembuatnya berasal dr kayu yg dilubangi pada penggalan tengah. Penutup Tifa atau belahan yg dipukul berasal dr kulit rusa.

Di penggalan samping umumnya diukir dgn goresan khas Papua. Alat musik ini terdiri dr berbagai jenis mirip Tifa Bas, Tifa Jekir, Tifa Potong, & Tifa Dasar.

Selain itu, alunan musik Tifa pula dipadukan dgn Triton. Ini termasuk jenis alat musik tiup yg dihasilkan dr cangkang kerang. Cara memainkannya cukup ditiup pada segi yg lebih lancip.

Sebelumnya Triton lebih difungsikan sebagai alat pemanggil bagi masyarakat Papua. Namun, kemudian beralih menjadi salah satu perlengkapan musik kawasan yg mengiringi tarian falabea serta jenis tarian yang lain.

Tidak hanya mengandalkan alat musik saja, namun harmonisasi tari falabea pula diperoleh dr sorakan para penari. Sehingga semangat usaha terpancar & bisa membuat para penonton turut antusiasdlm menyaksikannya.

Sorakan penari ini menggambarkan semangat para pejuang utamanya tatkala sedang berada di medan perang.

Baca Juga: Tari Persembahan


Pola Lantai yg Dihasilkan

Pola Lantai Yang Dihasilkan

Dalam upaya memperlihatkan gerakan selama membawakan tarian falabea, para penari pastinya membentuk deretan. Posisi semua penari dlm tarian dikenal dgn istilah contoh lantai.

Formasi garis para penari kelompok dlm sebuah pertunjukan pastinya berlawanan-beda, tergolong tarian perang khas Papua ini yg mempunyai teladan lantai bermacam-macam.

Gerakan dlm tari falabea memang lumayan banyak & energik. Secara umum, pola lantai yg dihasilkan dr gerakan tersebut yakni garis lurus.

Namun, pada beberapa momen kadang kala para penari pula memakai koreografi yg lain. Sehingga pola lantai yg timbul tak selalu lurus. Varian gerakan tersebut membuat tampilan penari falabea terlihat lebih mempesona.

Baca Juga: Tari Piring


Gerakan Tari Perang

Gerakan Tari Perang

Sesuai dgn maknanya, tari perang condong memiliki gerak yg energik & aktif. Sebab, gerakan-gerakan yg dibuat memperlihatkan semangat para pejuang dlm pertempuran.

Para penari akan berlari dgn kompak, seolah sedang menyerang musuh memakai tombak & panah. Adapun untuk membuat penonton terhibur, terdapat skenario peran yg diterapkan.

Sekelompok penari akan bertugas sebagai musuh dlm tarian falabea, sedangkan sisanya akan menjadi pasukan perang. Diantara para penari tersebut, ada seseorang yg akan ditunjuk selaku ketua suku.

Peran ini mempunyai kewajiban untuk memperlihatkan kode dlm mengawali tarian tersebut. Sehingga gerakan yg dihasilkan akan terlihat kompak.

Setelah tari falabea dimulai, penari akan bergerak dgn banyak sekali macam gaya. Mulai dr menyilangkan kaki, mengayun tangan ke depan.

Setiap penari akan memainkan anak panah pada ajun, sedangkan tangan kirinya memegang busur. Terkadang penari pula memainkan tombak seolah sedang melawan musuh dlm peperangan.


Keunikan Tari Falabea khas Papua

Keunikan Tari Falabea Khas Papua

Sebetulnya gerakan tarian falabea cukup sederhana, namun ada beberapa hal diantaranya yg menciptakan unik. Seperti kostum para penari yg begitu menonjol , sehingga mampu menarik perhatian penonton.

Mulai dr penggalan kepala, rok, & penggunaan motif pada badan yg begitu mengesankan. Wajar apabila tarian tersebut sangat ditunggu oleh wisatawan.

Cerminan kepahlawanan dlm tari perang nyatanya bisa menjadi pesona budaya Indonesia, inilah yg menjadi daya tarik wisatawan.

Keunikan gerakan & kekompakan penari dlm mengayunkan busur panah mampu mendorong pelancong untuk berkunjung ke Festival Lembah Baliem. Acara kesenian tersebut biasanya diselenggarakan pada bulan Agustus.

Agar tak ketinggalan, tentukan pembaca menciptakan jadwal kunjungan di bulan tersebut. Festival kesenian ini memang tak pernah sepi pengunjung.

karena termasuk event berukuran internasional yg menjadi pujian Indonesia. Sejak tahun 1989 Festival Lembah Baliem mulai diselenggarakan & tetap eksis sampai tahun-tahun berikutnya.


Fungsi Tarian Perang

Fungsi Tarian Perang

Pertunjukan tari falabea lazimnya dilaksanakan menjelang malam hari disaksikan oleh sejumlah penonton. Fungsi tari falabea lebih mengarah selaku sambutan bagi turis yg berlibur ke Papua.

Bagi penduduk Papua, falabea bukan hanya tentang gerakan tubuh saja. Melainkan berfungsi sebagai bentuk rasa syukur pada Tuhan yg sudah menunjukkan banyak kenikmatan.

Selain hal tersebut, tari falabea pula berfungsi sebagai wujud penghormatan penduduk Papua terhadap nenek moyang yg sudah berjuang.

Seperti yg diketahui, zaman dahulu pertempuran sering terjadi di Papua & para pejuang memerlukan extra semangat. Karena fungsi tersebut, gerakan dlm tari falabea dibikin lebih beraneka ragam & energik seperti makna ‘perang’ sendiri.

Itulah citra perihal tari perang (falabea) yg merupakan tarian khas dr penduduk Papua. Secara garis besar, kesenian ini punya sejumlah keistimewaan yg menjadikannya sungguh bermakna.

Mulai dr kostum, gerakan, perpaduan alat musik tradisional, hingga ritual yg dikerjakan sebelum pertunjukan dimulai. Itulah sebabnya, kelestarian tari falabea perlu dijaga dgn baik.

Tari Perang (Falabea)

  Tari Sumatera Utara : Sejarah, Properti, Gerakan & Pola Lantai