Tari Pakarena – Hampir setiap wilayah di Indonesia mempunyai keunikan masing-masing. Baik itu dr sisi keindahan alam, kuliner, tradisi maupun adat-istiadat. Tak terkecuali Provinsi Sulawesi Selatan yg populer dgn masakan lautnya yg cita rasanya sudah tak mampu disangsikan lagi.
Tak heran banyak sekali pelancong yg melancong ke tempat ini. Kebudayaan yg terkenal di Provinsi ini salah satunya Tari Pakarena dr Suku Bugis. Kekayaan yg dimiliki oleh Suku Bugis sungguh unik & mempesona.
Hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi penduduk Suku Bugis. Masyarakat Suku Bugis sungguh menjunjung tinggi nilai-nilai budaya leluhur mereka hingga masih tetap eksis sampai kini.
Tari Pakarena pula sering ditampilkan untuk program formal. Dengan begitu, tarian ini akan tetap lestari & menjadi warisan budaya kebanggaan masyarakat Suku Bugis.
Daftar Isi
Asal-Usul Tari Pakarena
Tari Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional penduduk Suku Bugis yg paling terkenal. Tarian khas Sulawesi ini pula dikenal sebagai Tari Pakarena Gantarang. Hal itu disebabkan lantaran tarian ini berasal dr perkampungan yg dulunya merupakan sentra kerajaan paling besar di Pulau Selayar.
Kerajaan terbesar di Pulau Selayar ialah Kerajaan Gantarang Lalang Bata. Tari Pakarena pertama kali ditampilkan pada saat upacara pelantikan Panali Patta Raja selaku Raja di Kerajaan Gantarang Lili. Yaitu pada era ke-17 atau pada tahun 1903. Pada saat itu, tarian ini dimainkan oleh empat orang penari.
Sumber lain mengatakan bahwa Tari Pakarena dulunya bernama Sere Jaga yg ditampilkan dlm rangkaian ritual sebelum & setelah menanam padi. Sere Jaga ini hanya mampu dijalankan oleh putri-putri aristokrat di istana. Dalam tarian ini, biasanya penari memakai aksesoris berupa seikat padi yg dikala ini diganti dgn kipas.
Baca Juga: Tari Sekapur Sirih
Filosofi Tari Pakarena
Sebenarnya belum ada data khusus yg menerangkan perihal kapan tarian ini mulai timbul & siapa yg menciptakannya. Namun, penduduk lokal percaya bahwa Tari Pakarena berhubungan akrab dgn munculnya Tumanurung atau bidadari yg turun dr kahyangan.
Tumanurung tersebut turun ke bumi untuk memberikan isyarat pada manusia. Petunjuk yg diberikan berbentukgerakan-gerakan yg kini dimainkan para penari Pakarena. Sedangkan menurut salah seorang penari Pakarena (Mama Muni), Tari Pakarena menceritakan kisah ihwal perpisahan antara penghuni kahyangan & penghuni bumi.
Namun sebelum berpisah, penghuni kahyangan tersebut mengajari ihwal sistem hidup, berhias, menenun, berburu, & bercocok tanam pada penghuni bumi. Cara-cara tersebut kemudian diajarkan dlm bentuk gerakan tangan, kaki & badan.
Gerakan-gerakan inilah yg kemudian dipercaya selaku ritual tarian selaku bentuk ucapan syukur para penduduk bumi pada penghuni langit.
Keunikan Tari Pakarena
Terlepas dr asal-undangan yg belum niscaya, nyatanya Tari Pakarena menjadi tarian khas pujian penduduk sulawesi yg sarat akan pesan agung. Tentunya, gerakannya yg unik menjadi karya seni yg sangat menghibur. Apa saja keunikan dr Tari Pakarena? Berikut isu lengkapnya:
1. Bertema Wanita-Sentris
Berbeda dgn tarian khas lainnya, Tarian Pakarena ini bernuansa wanita-sentris sehingga hanya boleh dijalankan oleh para wanita saja. Hal ini sesuai dgn mitos munculnya tarian ini.
Yaitu turunnya putri-putri kahyangan ke bumi dgn misi memperlihatkan pengajaran pada kaum hawa mirip menenun & berhias. Sehingga dlm tarian yg berdurasi 2 jam ini, akan tampakgerakan seperti berhias & menenun.
Baca Juga: Tari Zapin
2. Tidak Ada Patokan Jumlah Penari
Dahulu, Tari Pakarena dikerjakan dlm dua barisan dimana tiap baris terdiri dr 3-5 orang. Namun seiring berkembangnya jaman, tak ada tolok ukur khusus untuk jumlah penari. Dalam pementasan, jumlah baris tergantung pada besar kecilnya panggung pementasan.
3. Diiringi Alat Musik, Gendang Dan Suling
Pada pementasannya, Tari Pakarena diiringi alat musik mirip gendang & suling dlm tempo yg semangat. Namun, walaupun diiringi musik yg semangat gerakan tarian ini tetap dikerjakan dgn lemah gemulai. Sebagai cerminan dr wanita Bugis yg sifat aslinya setia, sopan serta hormat pada kaum laki-laki.
4. Diawali Dan Diakhiri Dengan Posisi Duduk
Gerakan Tari Pakarena ditandai dgn posisi duduk sebagai awalan & epilog tarian. Kemudian dikerjakan dgn gerakan yg memutar mengikuti arah jarum jam, penanda siklus kehidupan manusia. Setelah itu, dilakukan gerakan naik turun sebagai perumpaan dr cermin kehidupan yg naik & turun.
5. Aturan Gerak Tari Yang Unik
Selain dilaksanakan dengan-cara lembut & gemulai, para penari pula tak boleh membuka mata dgn lebar dikala menari. Selain itu, gerakan kaki pula tak boleh diangkat terlalu tinggi. Peraturan ini berlaku hingga tampilan tarian selesai yg memakan durasi hingga dua jam.
6. Aksesoris Tarian Yang Khas
Para penari Pakarena biasanya menggunakan baju bodo merah. Ditambah dgn aksesoris mirip kalung (tokeng), anting (bangkara), ikat pinggang, hiasan kepala, & pula karo-karo tedung sebagai pelengkap. Selain itu, para penari pula memegang kipas & pula menggunakan sarung sutra yg warnanya senada dgn warna kostum utama.
Dulunya, ada peraturan khusus wacana kostum yg dikenakan penari. Untuk baju bodo merah hanya boleh dikenakan para kaum ningrat. Sedangkan untuk penduduk biasa memakai baju bodo berwarna hijau. Namun sekarang peraturan tersebut sudah tak berlaku lagi.
Baca Juga: Tari Kipas
7. Tak Hanya Berkembang Di Gowa
Tari Pakarena tak hanya berkembang di daerah asalnya saja, Gowa. Namun pula banyak dikerjakan masyarakat di tempat lain seperti Takalar, Jeneponto, & Bulukumba. Dan kostum yg digunakan pula kian beragam dgn motif yg diadaptasi dgn kemajuan jaman.
8. Pertunjukan Tari Dari Pagi-Malam
Jika memeriksa pada tradisi aslinya, pentasseni Tari Pakarena bisa berlangsung hingga semalam suntuk. Tarian ini terdiri dr tiga babak, dimana babak pertama lazimnya dimulai pukul 20.00 & berakhir sebelum terbitnya matahari. Sehingga, dibutuhkan penari serta musisi cadangan semoga pertunjukan mampu berjalan dgn sukses.