Tari Manuk Dadali – Jawa Barat selaku sebuah provinsi besar menyimpan begitu banyak daya tarik budaya yg bernilai seni tinggi. Salah satunya dapat iamati dr pelbagai macam tarian khas yg hingga kini masih tetap lestari, sepatutnya tari Manuk Dadali.
Jenis tarian ini menggunakan gerakan-gerakan khas Sunda yg punya nilai etnik & menarik hati. Apabila ingin tahu banyak mengenai tari Manuk Dadali tersebut, maka sebaiknya sisihkan sedikit waktu untuk mengikuti penjabaran berikut dgn seksama.
Tidak lain alasannya adalah di sini akan diterangkan banyak hal mengenainya. Mulai dr asal muasal tari, sejarahnya, properti, acuan lantai, gerakan, hingga pelbagai macam bahasan terkait keunikannya. Makara, tak lagi perlu bertele-tele, berikut pemaparan lebih detailnya:
Daftar Isi
Asal Tari Manuk Dadali
Seperti yg sempat disinggung di atas, tari Manuk Dadali merupakan tarian etnik yg tercipta & berkembang di tempat Jawa Barat. Tarian ini bisa dipentaskan untuk pelbagai macam acara utamanya pada hajatan atau pementasan tertentu yg diselenggarakan oleh pemerintah.
Tari ini sungguh fleksibel alasannya adalah bisa dipentaskan baik dengan-cara individual, berpasangan, maupun dengan-cara kelompok. Pada pertunjukannya, tari ini cenderung memperlihatkan teladan gerak khas Sunda yg energik & dinamis. Sehingga hal tersebut mengundang banyak perhatian.
Maka tidak aneh bila balasannya, tarian ini tetap lestari hingga kini. Apalagi bila ditelaah, tarian ini tak hanya menonjolkan gerakan-gerakan, namun pula pesan terkait Pancasila, Garuda, kebhinekaan, & pesan cinta tanah air lainnya.
Baca Juga: Tari Manuk Rawa
Sejarah Tari Manuk Dadali
Menilik pada sejarah, bantu-membantu tarian ini timbul pasca populernya sebuah lagu berbahasa Sunda dgn judul Manuk Dadali di tahun 1962 an. Lagu tersebut tercipta dr buah fikiran Sambas Mangundikarta, seorang pelaku seni yg berasal dr Bandung.
Mengisahkan tentang citra burung Garuda atau Manuk Dadali yg menjadi perlambang negara, dgn kegagahan serta semangat nasionalisme di dlmnya.
Pada mulanya, lagu tersebut terkenal diputar oleh penduduk sebagai hiburan. Sampai kemudian lambat laun kerap digunakan selaku pengiring tarian pertunjukkan dgn gerakan khas Sunda yg punya nilai hiburan. Sampai alhasil dilestarikan & dikembangkan sebagai tarian etnis dgn nama tarian Manuk Dadali.
Ketika permulaan kemunculannya, tarian ini tak mempunyai ciri yg khusus selain pada musik pengiringnya yg menggunakan lagu Manuk Dadali. Sehingga hal tersebut memantik para seniman, khususnya yg berasal dr tanah Sunda untuk mengeksplorasi.
Salah satunya ialah ditandai dgn kehadiran tari Manuk Dadali Campernik yg lebih terorganisir baik dr segi gerakan maupun kostum para penarinya. Eksplorasi semacam ini banyak timbul alasannya sejumlah alasan, mirip:
- Mulanya tarian ini cuma punya satu pijakan gerak saja sehingga perlu untuk dikembangkan.
- Tidak ada kepatenan pada gerakan yg ditampilkan selain menggunakan ciri gerak Sunda, sehingga perlu dibentuk aturan semoga lebih punya keotentikan.
- Kostum yg dipergunakan oleh para penari pun pada waktu itu belum memiliki ciri khusus sehingga sulit untuk dimengerti.
- Dilihat dr penyebarannya, tari ini pula cuma terkenal di kalangan masyarakat Sunda saja pada masanya. Sehingga menimbulkan niatan untuk menyebarkan pesannya ke cakupan yg lebih luas.
- Serta sejumlah argumentasi lain yg berkaitan dgn upaya merealisasikan identitas khusus pada tarian ini semoga menarik untuk dilestarikan.
Properti Tari Manuk Dadali
Pada setiap pertunjukan, termasuk tari Manuk Dadali pasti terdapat properti khusus yg menunjang penampilan pemeraganya guna menentukan pesan yg ingin disampaikan.
Mengenai hal ini, terdapat beberapa properti tolok ukur yg kerap dipergunakan, di antaranya:
- Mahkota yg melambangkan kemegahan selaku pendukung dekorasi kepala penari.
- Gelang atau bracelet yang dipakai sebagai hiasan lengan penari.
- Kain selendang yg digunakan selaku pelengkap sekaligus pendukung variasi gerakan.
- Serta baju yg didesain sedemikian rupa, lengkap dgn bentukan sayap guna menimbulkan penampilan selayaknya Manuk Dadali atau sang burung Garuda.
Baca Juga: Tari Massal
Pola Lantai Tari Manuk Dadali
Pada sebuah pertunjukkan tarian, tak terkecuali pada tari Manuk Dadali, terdapat pola atau gugusan khusus yg disebut dgn teladan lantai. Umumnya, contoh mobilitas ini terbagi menjadi 3 klasifikasi utama.
Yakni acuan dasar lurus, pola dasar melengkung, serta pola dasar zig-zag. Sehingga nanti menjadi alur pergerakan penari selama pementasan dilangsungkan.
Jika ditelaah, tarian Manuk Dadali sendiri memiliki gerakan yg condong dinamis selama pertunjukannya. Sehingga memungkinkan contoh lantai yg tercipta drnya sangat beragam.
Baik itu dgn acuan lurus, melengkung atau bahkan zigzag. Tentunya ini diubahsuaikan dgn sedikit banyaknya kelompok penari yg memperagakan, serta ketersediaan area atau panggung pementasan.
Apabila tarian ini diperagakan oleh seseorang saja maka biasanya bisa memakai teladan lantai lurus, baik menari di satu titik atau dgn berpindah-pindah ke titik yg lain.
Akan tetapi, tatkala diperagakan dengan-cara kelompok, maka penataan formasinya mampu lebih bervariasi. Menyesuaikan dgn dinamisnya gerakan yg ingin dipertontonkan.
Baca Juga: Tari Melayu
Gerakan Tari Manuk Dadali
Sebagai suatu tarian yg dipakai untuk media hiburan, Manuk Dadali yg dikembangkan kini punya beberapa variasi gerakan. Yakni yg dengan-cara lazim mampu dikelompokkan menjadi beberapa macam, iantaranya:
1. Kuda-Kuda
Ragam gerakan pertama yg lazim ditampilkan pada tarian Manuk Dadali adalah posisi kuda-kuda. Yakni dgn posisi bangun dgn lutut sedikit tertekuk, yg melambangkan kegagahan Garuda. Hal ini biasanya dibarengi dgn pola gerakan lengan penari yg iayun-ayunkan.
2. Jinjit
Setelah ragam gerak kuda-kuda, maka pada belahan setelahnya penari akan melaksanakan gerakan jinjit. Yaitu acuan berjalan ke arah depan & belakang dgn posisi kaki jinjit. Gerakan ini akan diiringi dgn mengayunkan pinggang serta kedua lengan penari ke arah kanan serta kiri.
3. Jalan
Pada tahapan yg berikutnya, para penari Manuk Dadali akan menciptakan variasi gerak berlangsung. Ini biasanya dilakukan dgn cara berjalan ritmis ke arah depan & belakang.
Lazimnya variasi yg dimunculkan yakni mengubah arah putaran sembari menjaga contoh gerak ayunan lengan.
4. Lompat
Jika iamati dgn seksama, tarian Manuk Dadali ini menonjolkan sisi keceriaan dr para penarinya. Hal tersebut salah satunya terlihat dr variasi gerakan melompat.
Pada penggalan ini, penari akan melompat ritmis dengan-cara bergantian dr kanan & kiri sambil mengayunkan lengan dgn lincahnya.
5. Gerak Kaki
Setelah gerak melompat, maka pada tarian Manuk Dadali pula ada kombinasi yg iam di tempat. Yakni dgn gerak mengayunkan kaki ke arah depan dengan-cara bergantian.
Uniknya, teladan gerakan ini disertai dgn arah persepsi mata yg seirama dgn kaki, yg membuat ekspresi penari ditonjolkan drnya.
6. Sembada
Terakhir, di potongan puncak pertunjukannya penari akan melakukan gerakan yg disebut dgn sembada. Yaitu berupa gerakan melipat tangan menjadi satu pada penggalan dada penari.
Ini dibarengi dgn gerakan kaki yg ditekuk, sambil mengarahkan kepala ke kanan, kiri, & depan menyesuaikan dgn irama.
Keunikan Tari Manuk Dadali
Berbicara lebih lanjut mengenai tarian Manuk Dadali, maka tak bisa lepas dr bahasan wacana keunikannya. Pada awal kehadiran, memang banyak seniman yg merasa tarian ini tak unik.
lantaran tak adanya hukum khusus terkait kostum, acuan gerak, & unsur yang lain. Akan tetapi seiring berkembangnya tarian, maka keunikan tersebut justru tercipta dgn sendirinya.
Yakni berkaitan dgn lagu pengiring tarian yg paten, yakni lagu Manuk Dadali yg mengandung banyak pesan moral di dlmnya. Khususnya yg berhubungan dgn nilai budaya luhur yg tersemat di dlm Pancasila.
Kemudian, pula mengandung gerak dr penduduk Sunda yg punya keindahan gayanya. Selain itu, pula memiliki iringan tradisional yg tak didapatkan di kawasan lain, sepantasnya angklung.
Fungsi Tari Manuk Dadali
Sebuah tari terutama yg berjenis tradisional, pada penciptaannya pasti mempunyai tujuan tertentu. Termasuk dgn tarian Manuk Dadali yg jika dicermati mempunyai beberapa fungsional, antara lain:
1. Edukasi
Manuk Dadali syarat akan nilai-nilai edukasi, khususnya yg berkaitan dgn burung Garuda yg menjadi perlambang negara. Termasuk dgn butir-butir nilai Pancasila yg ada di dlmnya.
Hal ini pastinya memberikan nilai pendidikan bagi generasi bangsa, terutama dlm menanamkan kecintaan tanah air sedari dini.
2. Hiburan
Tarian Manuk Dadali, mirip yg sudah diterangkan, memiliki contoh gerakan yg lincah & riang. Hal ini tentu memberikan hiburan tersendiri bagi orang yg menyaksikan.
Apalagi jenis tarian ini termasuk kerap ditampilkan, baik pada program festival, hajatan pemerintahan, maupun hajatan yg iadakan penduduk Sunda pada umumnya. Sehingga pula punya kesempatandikembangkan sebagai daya tarik wisata.
3. Sosial Keagamaan
Pada prakteknya, pada penampilan tarian Manuk Dadali melibatkan banyak pihak & moment-moment keagamaan. Sehingga bila ditelaah, hal ini menempatkan tarian ini sebagai pengerat kekerabatan sosial di antara masyarakat yg melestarikan.
Selain pula, selaku sarana melengkapi & menyalurkan nilai keagamaan pada makna tarian yg ada di dlmnya.
4. Pelestarian Budaya
Terakhir, penting untuk dipahami bahwa pada pertunjukannya tarian ini menggunakan angklung selaku pengiring utama. Hal tersebut dengan-cara tak eksklusif pula mendukung pelestarian musik daerah Sunda itu. Sehingga bisa tetap lestari bahkan di masa-masa yg akan tiba.
Penutup Artikel Tari Manuk Dadali
Demikianlah tadi sejumlah pemaparan yg dapat diberikan terkait tari Manuk Dadali khas Jawa Barat yg patut untuk dilestarikan.
Lantaran selain mempunyai acuan gerakan indah & ritmis yg ada pada pertunjukannya, pula mempunyai pesan moral yg sangat mendalam. Khususnya yg berkaitan dgn edukasi nilai-nilai pada butir Pancasila yg syarat akan keluhuran.
Tari Manuk Dadali