Tari Gending Sriwijaya : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai

Tari Gending Sriwijaya –Sebagai negara yg kaya akan keberagaman, Indonesia menyimpan bermacam-macam kebudayaan yg sangat mempesona & legendaris, salah satunya tari Gending Sriwijaya.

Tarian dr Sumatera Selatan ini bernuansa kolosal, dgn nuansa kolosal yg sakral & menciptakan penontonnya merasa takjub. Kebudayaan ini terus dilestarikan & dipelajari banyak sekali kelompok, termasuk anak-anak sekolah.

Tari Gending Sriwijaya


Asal Tari Gending Sriwijaya

Sejarah Tari Gending Sriwijaya

Gending Sriwijaya merupakan tarian khas dr provinsi Sumatera Selatan, tepatnya kota Palembang. Apabila diartikan dengan-cara harfiah, kata Gending Sriwijaya berarti “Irama Kerajaan Sriwijaya”.

Sesuai dgn nama tersebut, tarian ini memang diketahui selaku peninggalan dr zaman Kerajaan Sriwijaya. Awalnya, tarian ini dimaksudkan untuk menyambut para tamu penting yg bertandang ke kerajaan.

Tarian ini ditarikan sembilan penari yg kesemuanya wanita. Hal ini berasal dr representasi sungai di Sumatera Selatan yg pula berjumlah sembilan.

Penari yg membawakan Gending Sriwijaya dikawal dua laki-laki, yg dilengkapi payung serta tombak di tangannya. Tepak dgn isi sekapur sirih nantinya diberikan ke tamu yg dianggap paling spesial selaku lambang penghormatan.

Baca Juga: Tari Giring Giring


Sejarah Tari Gending Sriwijaya

Asal Tari Gending Sriwijaya

Kemunculan tarian ini bermula dr seruan Jepang yg tatkala itu berada id Karesidenan Palembang. Dalam perintah ini, penduduk diminta untuk menciptakan lagu serta tarian dlm rangka menyambut para tamu yg tiba menuju Sumatera Selatan untuk program resmi.

Permintaan tersebut diberikan dr akhir 1943 hingga 1943, sempat mengalami penundaan alasannya adalah duduk perkara politik Jepang & Indonesia.

Sesudah penundaan tersebut, gagasan ini kembali ditindaklanjuti di Oktober 1943. Saat itu sastrawan Nungtjik A.R diberi mandat oleh Letnan Kolonel OM Shida. Nungtjik kemudian mengajak Ahmad Dahlan, seniman Palembang yg hebat memainkan biola untuk bersama membuat lagunya.

Penulisan syair sesudah lagunya selesai dikerjakan A. Dahlan Mahibat kemudian disempurnakan kembali. Sesudah penciptaan lagu selesai, tari penyambutan mulai dibentuk dgn bahan tari etika dr Palembang yg telah ada sebelumnya.

Adalah Miss Tina, jago budaya dr Palembang yg merupakan penari profesional ditugaskan mengurus properti serta busananya.

Sedangkan untuk menyusun gerakan tari, Sukainah Rozak bareng RM Akib bekerjasama dlm merancangnya. Setelah itulah latihan mulai dijalankan di gedung bernama Bioskop Saga. Selanjutnya pada Mei 1945, Gending Sriwijaya pertama kali ditampilkan di hadapan Kepala Pemerintahan dr Jepang yakni Kolonel Matsubara.

Tariannya dibawakan oleh beberapa nyonya pejabat, bersama dgn anggota dr kelompok Bangsawan Bintang Berlian. Barulah pada 2 Agustus tahun 1945, tarian ini resmi dibawakan untuk menyambut para pejabat Jepang di Masjid Agung Palembang.

Sesudah kemerdekaan RI, Gending Sriwijaya dengan-cara resmi ditetapkan selaku tarian penyambutan tamu pemerintahan yg mendatangi Sumatera Selatan.


Properti Tari Gending Sriwijaya

Properti Tari Gending Sriwijaya

Pada umumnya, setiap tarian mempunyai properti yg menunjang kebutuhan penari serta mendukung penampilan dengan-cara keseluruhan. Berikut beberapa properti yg umum dipakai dlm tarian Gending Sriwijaya:

  • Aesan gede. Kostum yg dipakai penari utama. Warnanya merah sehingga lebih menawan perhatian, dgn corak khas Sumatera Selatan.
  • Teluk belanga. Kostum yg digunakan para penari laki-laki, berupa baju panjang serta celana panjang dgn tambahan kain atau sarung songket.
  • Aesan pak sakong. Dipakai penari pendamping wanita, berbahan beludru mirip baju kurung. Tidak ditambahkan kemben songket, dgn rancangan mahkota yg lebih sederhana.
  • Kemben yg berupa perpaduan budaya Jawa, berbentuk persegi panjang & melilit dada sampai pinggang.
  • Menyerupai ikat pinggang dr materi kuningan, dilengkapi ukuran motif hewan serta tumbuhan.
  • Dipakai penari dgn mengikatnya di pinggang kemudian dikaitkan di pending. Bahannya yang dibuat dr kain jenis songket asal Palembang.
  • Berfungsi menutupi dada, berbahan kain beludru bermotif manik-manik atau payet dgn warna yg bermacam-macam khususnya keemasan.
  • Hiasan untuk kepala dr kuningan, logam, atau perak. Dilengkapi pernak-pernik berbentuk burung garuda di tengahnya, cuma dipakai penari utama.
  • Kalung, gelang, & tanggai.
  • Sanggul Malang. Tatanan rambut para penari wanita yg berupa sanggul, dilengkapi aksesoris berwarna emas & ekstra cempako berbentuk bunga & beringin.
  • Sewet songket. Bawahan penari yg bermotif lepus (motif penuh benang emas).
  • Kain songket yg dikhususkan bagi penari laki-laki.
  • Wadah dgn tutup bentuk persegi dr materi utama kayu. Bagian luarnya dihias dgn tabrakan bercorak Palembang. Di dalamnya ada kapur, gambir, sirih.
  • Tombak & payung. Biasa dibawa penari pria tatkala mengawal penari utamanya tatkala membawakan sekapur sirih untuk tamu.
  • Alat musik. Berupa gamelan lengkap, ketika ini ditambah pula dgn bas, biola, hingga accordion.

Baca Juga: Tari Golek Menak


Pola Lantai Tari Gending Sriwijaya

Pola Lantai Tari Gending Sriwijaya

Setiap tarian dibekali dgn acuan lantai yg mampu mengarahkan penari dlm memposisikan gerakannya. Pola lantai pula mengandung makna tertentu. Untuk Gending Sriwijaya, ada dua pola lantai utama yg dipakai, yakni:

  • Pola yg berupa lurus ini mengarahkan penari untuk berdiri berjejer hingga terbentuk garis horizontal. Makna dr teladan lantai ini yaitu relasi di antara manusia dgn sesamanya, yg sesungguhnya sejajar & saling menghargai.
  • Pola yg dipakai tatkala pelari mulai melaksanakan gerakannya adalah lengkung, yg membentuk karakter V. Ini merupakan acuan yg melambangkan kebersamaan & kekompakan penduduk.

Baca Juga: Tari Gong


Gerakan Tari Gending Sriwijaya

Gerakan Tari Gending Sriwijaya

Keanekaragaman gerak dlm tarian Gending Sriwijaya mempunyai filosofi yg ditampilkan pada penonton untuk memberikan nilai-nilai kehidupan insan dgn Tuhan, serta menceritakan kejayaan Sriwijaya. Gerakannya terbagi menjadi tiga pecahan, yakni mirip berikut:

1. Gerak Awal

Bagian yg pertama yakni permulaan, yg berfungsi membuka pertunjukan tari. Gerakan ini dibawakan pada permulaan tari Gending Sriwijaya. Bagian ini menampung sebanyak empat gerakan, yakni seperti berikut:

  • Dilakukan melalui dua jenis gerakan yakni sembah biasa serta sembah sambil bangkit.
  • Jalan keset. Penari menggeser kaki kanannya (ngeset) menuju arah depan lalu menyerong sedikit ke arah kanan. Kaki kirinya berjinjit, tangan dlm posisi mirip gerakan sembah.
  • Tangan disilangkan kemudian diayunkan hingga terbentuk pola mirip bulat.
  • Elang terbang. Kedua tangan penari diayunkan ke atas kemudian bawah hingga dua kali.

2. Gerak Pokok

Memuat gerakan inti yg menjadi konsentrasi utama dlm tari Gending Sriwijaya. Jika gerakan awal masih cukup sederhana, serpihan pokok ini lebih kompleks. Terdapat beberapa gerakan yg termasuk dlm belahan ini, yaitu:

  • Elang terbang. Gerakan ini pula muncul pada cuilan pokok, dimana penari menyertakan gerak tertentu yg belum ada di elang sebelumnya. Elang melayang melambangkan sikap yg berpengaruh serta teguh pendiriannya.
  • Tutur sabda. Tangan dlm posisi menyilang, kemudian diubah ke gerak kembar arah kanan, kemudian ukel, lalu ditarik menuju arah depan badan.
  • Gerakan yg mengajak penonton semoga menjunjung kebenaran sambil terus berbuat baik.
  • Tabur bunga. Tangan menyilang, dibarengi dgn gerak di ajun seolah menaburkan bunga dgn tangan kiri di depan dada.
  • Tangan yg tadinya menyilang diarahkan ke belakang, dilanjutkan gerak ukel, tumpang tali, kemudian menjentik & menaikkan tangan lagi ke atas.
  • Jari tangan membentuk suatu lambang yakni Tri Murti. Maknanya adalah berserah pada Tuhan.
  • Ulur benang. Tangan menyilang, lalu berayun seolah mengulurkan benang.
  • Siguntang mahameru. Tangan diarahkan ke samping tubuh, lalu asisten di atas kepala sambil tangan kiri diletakkan di depan dada.

3. Gerak Akhir

Setelah menyelesaikan gerakan pokok, penari akan mendinginkan kembali suasana dgn gerakan yg syahdu & penuh hormat. Dalam potongan final dr tarian, penari akan melakukan beberapa gerakan seperti di bawah ini:

  • Tolak bala. Gerakan yg dimaksudkan sebagai penolakan akan hal-hal yg memiliki pengaruh negatif kepada hidup insan.
  • Tangan yg tadinya menyilang diarahkan ke posisi ajun yg ngiting, ditaruh di atas indera pendengaran kanan. Tangan kiri tetap di depan dada.
  • Sembah penutup. Tangan melaksanakan gerak menyilang, disertai ulur benang sambil duduk. Tangan kanan lalu melaksanakan kebar, ukel, kemudian ditutup dgn sembah.


Keunikan Tari Gending Sriwijaya

Keunikan Tari Gending Sriwijaya

Tarian Gending Sriwijaya mempunyai keunikan dr banyaknya makna yg terkandung di dalamnya, Misalnya dikala penari banyak melakukan jentikan pada ibu jari serta jari tengahnya sehabis gerak melepas yg sesuai ketukan.

Hal ini mengandung filosofi bahwa masyarakat Palembang dengan-cara umum merupakan individu yg disiplin, berpengaruh, & pekerja keras.

Filosofi lain yg terkandung dlm tari Gending Sriwijaya yakni ketaatan kepada Tuhan, tampakdr beberapa gerakan seperti sembah, perilaku hormat serta toleransi untuk sesama lewat gerakan sembah berdiri.

Tidak hanya lewat gerakannya, sekapur sirih yg diberikan pada penonton tertentu rupanya pula mengandung arti mendalam. Ini menggambarkan sikap yg rendah hati & tak akan merugikan pihak yg lain.

Berikutnya pada pinang yg batangnya lurus & tak ada rantingnya menunjukkan loyalitas tinggi serta kecerdikan pekerti dr warga Sumatera Selatan.

Gambir yg digunakan perlu diolah sehingga mampu dipakai menginang dgn sirih, hal ini melambangkan bahwa insan perlu sabar diiringi dgn sikap pantang mengalah agar bisa meraih kesuksesannya.

Berdasarkan berbagai makna yg terkandung, dapat disimpulkan bahwa tarian ini menunjukkan karakter tabah, peduli, ramah, setia, berpengaruh, & koordinasi.


Fungsi Tari Gending Sriwijaya

Fungsi Tari Gending Sriwijaya

Gending Sriwijaya mempunyai berbagai fungsi yg memberikan manfaat baik bagi pelaku maupun penontonnya. Berikut ini beberapa fungsi dr tarian Gending Sriwijaya:

1. Fungsi Moral & Edukasi

Fungsi utama dr tarian ini ialah mengenalkan penduduk akan nilai-nilai moral yg mempunyai arti untuk kehidupannya. Pesan-pesan yg diberikan pula menggambarkan mirip apa kekerabatan insan dgn sang pencipta, sembari mengulang kisah tentang Kerajaan Sriwijaya di masa kejayaannya.

2. Fungsi Hiburan

Seni tari mempunyai fungsi yg lekat dgn unsur hiburan, alasannya memperlihatkan performa gerak yg berpadu dgn iringan musik atau nyanyian.

Penonton berkesempatan menyaksikan keindahan tari Gending Sriwijaya yg sarat makna & ditampilkan dgn ekspresif. Menyaksikan pertunjukan seni dapat menjadi pelampiasan emosi yg sehat & mendatangkan suasana nyata.

3. Fungsi Sosial

Interaksi sosial tergambar dlm beberapa gerakan mirip menaburkan bunga & memberi salam sembah. Selain itu, menampilkan tarian ini di banyak sekali bazar atau program yang lain dapat mempertemukan orang-orang dgn kebudayaan berbeda.

Dengan demikian, dapat terjadi dialog yg menambah luas pengetahuan bahkan mengenalkan sektor pariwisata Palembang di kancah nasional.


Penutup Artikel Tari Gending Sriwijaya

Itulah ulasan mengenai tari Gending Sriwijaya, peninggalan bersejarah dr zaman penjajahan yg kemudian diresmikan selaku pecahan dr kebudayaan orisinil.

Hingga sekarang, representasi nenek moyang ini menerangkan bangsa yg saling menghargai, kokoh, ramah, & nrimo dlm menyambut tamu. Hal ini menggambarkan esensi saling menghormati antar manusia & wujud syukur kepada Tuhan sang pencipta.

Tari Gending Sriwijaya

  Tari Sumatera Selatan : Sejarah, Properti, Gerakan dan Pola Lantai