Anggaplah kita akan diberi masa kerja suplemen oleh Allah Ta’ala sepanjang 365 hari atau 8.760 jam selama tahun 2016 yg sudah di depan pintu.
Dalam sehari, ada 5 kali shalat fardhu yg utamanya mesti dikerjakan di masjid, permulaan waktu, berjamaah bareng imam & kaum Muslimin.
Maka dlm setahun itu, ada 365 hari x 5 = 1.825 kali shalat fardhu berjamaah.
Andai sekali jalan pulang pergi dr & ke masjid harus menempuh jarak sejauh 100 meter, maka jarak yg akan kita tempuh selama satu tahun setara dgn 1.825 x 100 meter = 182.500 meter atau 182,5 kilometer.
Jika sekali shalat-tergolong waktu pulang-pergi-kita membutuhkan waktu 15 menit, maka waktu yg mesti kita investasikan di sepanjang 2016 itu jumlahnya 15 menit x 1.825 atau setara dgn 27.375 menit atau 456,25 jam.
Ini belum menghitung berapa baju yg akan kita kenakan selama setahun, ongkos cuci, menjemur, menyetrika, & sebagainya.
Belum lagi sandalnya; akankah satu sandal atau berganti-ganti sandal karena rusak atau dipinjam orang tanpa pamit & tak dikembalikan.
Belum lagi dgn potensi berjumpa dgn orang gres, berkenalan, diskusi aneka rupa soalan hidup dunia alam baka, & menjalin silaturahim dengannya.
Hitungan waktu & jarak akan serta-merta berubah kalau kita mobile & mengagendakan shalat fardhu berjamaah di banyak masjid, di setiap singgah, demi memperbanyak saksi kebaikan, kelak di akhirat.
Tapi, seberapa pun banyaknya waktu, tenaga, uang, & banyak sekali sumber daya yg kita investasikan untuk sasaran ‘biasa-biasa’ ini, yakinlah; jikalau soalan 1.825 kali shalat berjamaah bersama imam awal waktu di masjid ini dijadikan target utama, insya Allah dunia akan mengikuti, dihamparkan, & memburu-ngejar Anda…
Tapi, soalan jawaban dunia itu maqam pedagang, demikian sebagaimana diterangkan oleh orang-orang shalih. Yang paling keren, jikalau Anda berusaha menggapai derajat orang-orang yg dicintai Allah Ta’ala.
Sebab, kalau telah cinta, beliau akan perintahkan seluruh makhluk dr kelompok malaikat & manusia untuk menyayangi Anda. Jika telah cinta, beliau akan ada dlm setiap acara; duduk, berdiri, berbaring, berlangsung, & kegiatan kebaikan yang lain.
Adakah yg lebih membahagiakan dr DIBERSAMAI ALLAH TA’ALA?
Baiklah, insya Allah, besok kita mulai proyek ‘biasa-biasa’ ini.
Bismillah…Allahumma a’inna ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik… Rabbanaa taqabbal minna innaka antas sami’ul ‘alim wa tub ‘alaina innaka antat tawwabur rahiim…
Wallahu a’lam. [Pirman/Wargamasyarakat]