close

Tanda Kiamat Ini Sudah Muncul di Arab

Syaikh Dr Muhammad Al Areifi meyakini bahwa salah satu tanda kiamat yg disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam  telah timbul di Arab. Foto-fotonya memang indah, tetapi perlu menjadi bahan perenungan apa bekal kita menghadapi darul baka.

Suatu hari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dihadiri seorang pria berpakaian putih. Para sobat tak mengenal pria abnormal itu. Namun tak tampak tanda-tanda perjalanan darinya; rambutnya tak kusut, pakaiannya pula tak berdebu. Belakangan para sahabat tahu sesudah Rasulullah mengungkapkan bahwa laki-laki itu adalah Malaikat Jibril.

Jibril bertanya beberapa hal pada Rasulullah untuk mengajar para teman. Ia bertanya ihwal Islam, iman, ihsan & akhir zaman. Seluruh pertanyaan itu dijawab dgn tepat oleh Rasulullah kecuali perihal kapan terjadinya kiamat, Rasulullah menyatakan “yang ditanya tak lebih tahu dr yg mengajukan pertanyaan.”

Lalu Jibril mengajukan pertanyaan wacana tanda kiamat. Rasulullah pun menjawab:

أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ

“Jika budak perempuan telah melahirkan tuannya serta kalian melihat orang yg bertelanjang kaki & tak memakai baju yakni para penggembala kambing berlomba-kontes meninggikan bangunan” (HR. Muslim)

Baca juga: Makna Budak Wanita Melahirkan Tuannya

Siapakah yg dimaksud dgn “orang tak beralas kaki berlomba meninggikan bangunan?”

Dalam hadits tersebut dipakai empat kata tentang siapa yg berlomba-lomba meninggikan bangunan. Syaikh Musthafa Dieb Al Bugha & Syaikh Muhyidin Mistu dlm Al Wafi menerangkan artinya:

الْحُفَاةَ merupakan bentuk jama’ dr حَافِ yg artinya “orang-orang yg tak menggunakan ganjal kaki”

الْعُرَاةَ merupakan bentuk jama’ dr عَار yakni orang-orang yg tak memakai baju

  Murtad Demi Cinta, Ini yang Terjadi di Malam Pernikahan

الْعَالَةَ merupakan bentuk jama’ dr عَيْل yaitu orang-orang fakir

رِعَاءَ الشَّاءِartinya para penggembala kambing

Jadi, di antara tanda akhir zaman itu ialah tatkala kaum yg umumnya menggembala kambing, tak beralas kaki, tak memakai baju & miskin berlomba-lomba meninggikan bangunan.

Siapa mereka? Syaikh Dr Muhammad Al Areifi dlm bukunya Nihayatul ‘Alam menerangkan bahwa mereka yakni orang-orang Arab. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dlm riwayat Imam Ahmad tatkala beliau ditanya seorang sobat, “Wahai Rasulullah, siapakah penggembala kambing yg tak beralas kaki, lapar & peminta-minta itu?” Beliau menjawab, “Bangsa Arab.”

Syaikh Mahir Ahmad Ash Shufi pula menyatakan tanda kiamat ini sudah timbul. “Saat ini, banyak gedung tinggi bahkan ada yg dibangun 100 lantai.”

Saat ini, tiga di antara lima gedung tertinggi di dunia berada di Arab. Dubai Towers tingginya 445 meter merupakan gedung tertinggi kelima di dunia. Burj Khalifa tingginya 820 meter merupakan gedung tertinggi kedua di dunia. Dan gedung tertinggi pertama akan dibangun di Jeddah dgn ketinggian 1 Km. Namanya The Kingdom Tower. Bangsa Arab benar-benar berlomba-kontes meninggikan bangunan.

tanda kiamat gedung tertinggi di duniaDi Dubai, gedung-gedung pencakar langit bahkan lebih tinggi dr awan sehingga tatkala difoto, mereka tampak mirip negeri di atas awan.

tanda kiamat gedung di atas awan
Negeri di atas awan Dubai (Shutterstock)

Apakah membangun gedung-gedung yg tinggi itu salah & berdosa? Syaikh Dr Muhammad Al Areifi menerangkan, “membangun & meninggikan bangunan rumah maupun gedung bukanlah perkara haram jikalau memang ada keuntungannya & bukan untuk kesombongan & bermegah-megahan.”

tanda kiamat negeri di atas awan dubai
Negeri di atas awan Dubai (Getty Images)

Yang hendaknya menjadi perhatian kita, banyaknya gedung-gedung pencakar langit di Arab ini menjadi bukti bahwa sabda Rasulullah selalu benar. Dan hendaknya kita bertanya pada diri sendiri, apa yg sudah kita persiapkan untuk menghadapi kiamat. Sebab kalaupun kita tak berjumpa dgn kiamat kubra, kita semua pasti akan mengalami akhir zaman sughra yakni ajal. [Muchlisin BK/Wargamasyarakat]

  Saksikan Keajaiban Doa Ulama, Satu Desa Masuk Islam