Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa umur dunia tak lebih dr seribu lima ratus tahun hitungan Hijriyah. Jika kita tengah berada di (awal) tahun 1438 Hijriyah, artinya Hari Kiamat akan secepatnya tiba. Tidak usang lagi, Kiamat pasti terjadi. Sebab Hari Kiamat merupakan satu di antara sekian banyak akad Allah Ta’ala pada hamba-hamba-Nya.
Terjadinya Hari Kiamat diawali dgn gejala kecil. Sangat banyak jumlahnya sebagaimana disebutkan dlm banyak riwayat. Salah satunya tatkala banyak masjid dibangun dgn glamor, sementara jama’ahnya tak ada. Bukankah kejadian ini telah kita alami dikala ini?
Tanda dekatnya Hari Kiamat yang lain yaitu merebaknya zina. Dimana-mana zina. Zina dilakukan oleh hampir seluruh lapisan usia. Bukan hanya orang cukup umur, remaja & bawah umur pun melaksanakan zina. Pun mereka yg sudah lanjut usia. Bahkan, banyak orang renta kandung menzinai atau dizinai anaknya. Dan sebaliknya.
Na’udzubillahi min dzalik.
Tanda lainnya, sebagaimana disebutkan dlm riwayat Imam Ibnu Majah, Imam Abu Dawud, & Imam an-Nasa’i Rahimahumullahu Ta’ala dr sahabat mulia Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Jika diperhatikan dgn cermat, tanda ini telah terjadi & menimpa sebagian besar umat manusia di zaman ini.
Sayangnya, banyak yg tak sadar atau bersikap acuh terhadapnya.
“Sungguh akan tiba pada insan suatu masa (di saat) tiada satu orang pun di antara mereka yg tak akan menyantap (harta) riba. Siapa saja yg tak berupaya memakannya, maka ia akan tetap terkena debu (riba)nya.”
Silakan amati sekitar & diri kita sendiri. Betapa kita semua dikepung oleh riba dlm semua bentuknya. Mulai dr merebaknya bank konvensional & produk keuangannya, gaji sebagian besar kita yg ditabung di bank konvensional, hingga banyak sekali jenis pembiayaan kesehatan yg merupakan program pemerintah & tak lepas pula dr transaksi ribawi di bank konvensional.
Pun dgn kredit kendaraan & rumah serta keperluan hidup lain yg menjamur. Semuanya terlibat riba. Tiada yg bebas dr transaksi berbasis ribawi.
Padahal, Allah Ta’ala sudah memastikan, riba haram. Siapa yg sengaja bermain riba, ia tengah menantang perang pada Allah Ta’ala.
Wallahu a’lam. [Pirman/wargamasyarakat]