close

Tak Pernah Hasad, Penderita Kanker Otak Ini Meninggal Husnul Khatimah (Bagian 2)

Lanjutan dr Tak Pernah Hasad, Penderita Kanker Otak Ini Meninggal Husnul Khatimah

Saya mendekatinya & memutar tempat tidurnya ke arah kiblat, kemudian saya sapa dia, “Salim!”

Ia menyahut, “Ya, ananda Khalid?”

Saya katakan, “Ya, bagaimana keadaanmu?”

Ia menjawab, “Alhamdulillah, gue dlm kondisi baik-baik saja.”

Saya kemudian menyampaikan kepadanya,

“Ucapkanlah Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.”

Ia pun mengucapkannya dgn tanpa kendala. Sungguh di luar dugaan, ia lalu pergi untuk selamanya, menghadap Tuhannya.

Pada ketika itu, saya memohon pada Allah Ta’ala gampang-mudahan mempertemukan saya, sahabat saya & anda semua di dlm naungan surga Firdaus.

Saya bertanya-tanya pada diri sendiri, amal tindakan apa yg telah ia kerjakan, sehingga ia berhak untuk menerima anugerah husnul khatimah (tamat yg baik) ini?

Seperti yg kita pahami, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda,

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ مِنَ الدُّنْيَا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barang siapa yg ucapan terakhirnya sewaktu di dunia yakni kalimat ‘La ilaha illallah (Tiada Tuhan yg berhak disembah selain Allah), maka ia akan masuk surga.” (HR. Ahmad & Abu Dawud).

Sungguh, saya menjadi heran. Sebab, sepengetahuan saya ia bukanlah tipe orang yg banyak beribadah sunnah, meskipun ia senantiasa mempertahankan shalat lima waktu & senantiasa berhati-hati menjauhi larangan-larangan Allah Ta’ala.

Saya yakin, pasti ia mempunyai satu amal ibadah yg istimewa sampai ia menerima kehormatan untuk mendapatkan husnul khatimah dan mengucapkan dua kalimat syahadat di penghujung hayatnya.

Untuk mengenali hal itu, saya pun mengajukan pertanyaan pada ayahnya. Sang ayah kemudian menerangkan,

  Ja’far bin Abi Thalib, Wajah dan Akhlaknya Menyerupai Nabi (Bagian 5)

“Putraku itu sangatlah mahir. Aku belum pernah menemui orang yg hatinya lebih mulia daripada dirinya. Ia tak pernah kesengsem dgn harta milik orang lain.

Ia tak mengenal sifat dengki maupun iri. Ia selalu menenteng cinta kasih sayang pada semua orang.

Mungkin semua ini cukup untuk mengantarkannya ke derajat husnul khatimah.”

Saudaraku!

Jika anda ingin menjadi salah seorang penghuni surga, maka bersihkanlah dirimu dr penyakit hati yg sungguh berbahaya, yaitu hasad, iri, & dengki.

Sebab, penyakit ini akan menjerumuskan anda ke dlm jurang kehancuran.

Oleh alasannya adalah itu, perbanyaklah berdoa pada Allah Ta’ala semoga menyembuhkanmu dr penyakit ini, terlebih dikala ananda melaksanakan shalat malam.

Dengan izin Allah, anda akan sembuh, insya Allah.

Saudaraku!

Jika badan yg bebas dr segala jenis penyakit menimbulkan hidup seseorang tenteram tanpa beban, maka hati yg terbebas dr segala jenis penyakit akan menimbulkan hidupnya sarat dgn kebaikan di dunia & kebahagiaan di akhirat.

Kehidupan yg sarat kebaikan tak akan diraih kecuali dgn meninggalkan penyakit ini.

Ya Tuhan kami, ampunilah kami & kerabat-kerabat kami yg sudah beriman lebih dulu dr kami, & janganlah Engkau tanamkan kedengkian dlm hati kami terhadap orang-orang yg beriman.

Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]